10

5.6K 488 21
                                    

Andrew turun ke ruang makan yang masih kosong. Ia bertanya ke mana Katie. Kenapa selalu ia yang lebih dulu tiba jika saatnya makan?

"Harry, ke mana Lady Katie? Bukankah sekarang sudah waktunya untuk sarapan?"

"Ya, my lord, lady Katie meminta sarapannya untuk di bawa ke kamarnya tadi pagi."

"Apa ia sakit?"

"Tidak, my lord. Apa anda mau saya siapkan sarapan?"

"Tolong bawakan ke ruang kerjaku saja."Ujar Andrew lalu segera beranjak menuju ruang kerjanya.

Ada apa dengan Katie? Kenapa ia merasa wanita itu seperti menghindar darinya? Apa karena ia menyentuhnya kemarin siang? Andrew terus bertanya dalam hati hingga tiba di meja kerjanya dan duduk. Memandang mengitari ruangan yang dulu juga dipakai ayahnya. Menatap deretan rak buku di dinding hingga matanya menatap lukisan ibunya.

Andrew memasang lukisan yang dulu terpasang di rumah sang ayah. Sejak ibunya meninggal, lukisan itu diturunkan dan di taruh dalam gudang atas perintah ayahnya. Diam-diam ia mengambil dan memasangnya di ruang kerja rumah barunya ini. Ia menatap wajah sang Ibu. Kenangan masa kecil membuat hatinya pedih. Ia memutuskan untuk membuka semua surat yang tertumpuk di meja. Dengan segera larut dalam pekerjaannya.



"Permisi, my lord, seorang tamu datang mencari anda."

Andrew mendongak dari surat yang sedang dibacanya. Tamu, tanyanya dalam hati, siapa gerangan yang mengunjungi dirinya? Ia tak pernah membuat janji sejak kepulangannya. "Siapa, Harry?"

"Lord Wellington."

Alis Andrew terangkat mendengar temannya datang. Mau apa ia kemari? Andrew melipat surat seraya berkata, "Aku akan segera menemuinya."

"Ya, my lord."sahut Harry undur diri

Andrew merapikan tumpukan kertas dan amplop di atas meja lalu segera melangkah keluar ruangan. Berjalan menuju ruang depan di mana John sudah berdiri menunggunya sambil menatap sekeliling rumahnya dengan takjub.

"John, ada angin apa yang membawamu kemari?"

"Oh hai Andrew. Kusangka aku salah masuk rumah. Rumahmu...."ujar John sambil melambaikan tangan ke sekitarnya. "Sejak kapan kau merenovasi rumah ini?! Dan apa kau yang melakukannya? Aku tahu kau punya bakat seperti ini?!"

"Katie yang melakukannya. Jadi, apa maumu kemari?!"

"Apa aku sudah tak boleh mengunjungi sahabatku lagi?"

"Tentu saja boleh....tapi biasanya kau..."

"Oh astaga?!"seru John memotong perkataan Andrew saat melihat seorang wanita menuruni tangga dengan anggun dan gemulai. Tanpa sadar mulutnya terbuka melihat Katie yang tampak cantik dalam balutan gaun kuning lembut. "Apa aku baru saja melihat malaikat turun dari langit?!"

Andrew menatap John dengan tak suka. Ya...ia tak suka melihat pria lain melihat dan terpesona akan kecantikan Katie. "Tutup mulutmu, John, kau tampak terlihat bodoh..."

"Apa dia memang Katie? Kau tidak salah pulang ke rumah kan?!"ujar John menatap Andrew dengan melotot

"Dia memang Katie...."Gumam Andrew yang ikut menelan ludah melihat Katie mendekat dengan langkah gemulai. Mereka berdua langsung berhenti bicara saat Katie sudah berdiri di depan ke dua pria itu. Andrew bisa melihat John masih terpaku memandangi istrinya.

"Selamat siang, my lord...kulihat anda kedatangan tamu."ujar Katie lembut seraya melirik ke arah John yang langsung melotot. Katie menahan senyum mendengar John menelan ludah. Sebesar itukah perubahan dirinya hingga membuat teman Andrew dan suaminya terpana saat ia turun tadi?

The Girl Who Turn Into Beautiful Swan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang