Tawamu Aku suka

22 3 0
                                    

Pesan dari Bian
👨meisya? Kok tadi nggak ngabarin aku sih? Padahal aku udah nunggu kamu di taman. Kamu ga mau ya ketemu sama aku?

Melihat pesan itu, Meisya langsung menepuk jidatnya. Ia lupa kalau ia akan mengabari Bian disaat makan siang.

Namun, karena pekerjaan lagi banyak, ia lupa mengabari Bian.

Meisya membalas pesan itu dan menyuruh Bian menunggunya nanti sore sepulang magang di samping ruang kerjanya.

"Ya ampun. Kok aku sampe lupa ya? Aduh. Ga enak banget sama dia. Malah udah nungguin lagi. Nanti deh aku jelasin lebih lanjut sama dia" celoteh Meisya pada diri sendiri.

"Kamu kenapa sih mei?" tanya adinda.

"Itu loh, Din. Aku kan janji sama Bian buat ngabarin dia. Eh aku lupa ngabarin karena kerjaan kita kan tadi lagi banyak- banyaknya"

"Ha? Jadi kamu diajak ketemuan sama si Bian? Wah... Selamat ya Mei" jawab Adinda dengan wajah yang sumringah. Namun satu hal yang ditangkap oleh Meisya, dari kata- katanya itu Meisya melihat ada kekecewaan di matanya. Tapi, meisya menghilangkan pikirannya itu.  Ia yakin, adinda bukan orang yang seperti itu. Adinda adalah orang yang bijaksana.

"Iya din. Sebelumnya aku minta maaf ya. Padahal aku tahu kamu suka sama dia. Tapi aku malah mau ketemuan sama dia" ucap meisya merasa bersalah.

Mendengar perkataan meisya itu, adinda tertawa terbahak- bahak. Ia merasa geli melihat ekspresi meisya yang mengatakan hal itu.

"Kamu ini ya mei. Aku tuh cuma kagum sama dia. Nggak lebih! Lagian aku masih belum bisa nerima siapapun dalam hati aku mei. Istilah lainnya tuh, hati ku terkunci untuk semua cowok! Karena aku takut dikecewakan lagi"

"Iya. Tapi aku ngerasa bersalah aja din. Kamu suka dia. Tapi aku nggak ngehargain perasaan kamu"

"Santai aja mei. Kalaupun saat ini kamu jadian sama dia. Aku tidak apa apa kok. Aku setuju saja. dan sangat setuju. Jadi, santai aja ya" kata adinda sambil menepuk- nepuk pundak meisya dengan lembut.

"Makasih ya din. Kamu memang yang terbaik lah. Emang cocok banget jadi sahabat" ucap meisya sambil memeluk erat adinda.

"Sudah- sudah. Jangan terlalu memeluk ku. Nanti kamu nggak mau lepas dari aku. Karena kalau aku dipeluk, aku nggak mau sebentar! Harus lama! Dan akan ku balas pelukan itu! Nanti kamu nyaman. Dan nggak mau lepasin pelukan aku. Gimana hayo?" canda adinda sambil terkekeh kecil.

Mereka berdua pun tertawa bersama.

💕

Sudah pukul 17.05. Meisya mengambil ponselnya dan bergegas keluar.

Seperti biasa, pintu depan telah ditutup oleh satpam pas jam 5 sore. Jadi terpaksa meisya lewat pintu belakang.

Lagian tak apa baginya. Sebab ia akan menemui Bian di samping tempat kerjanya.

Setiba di samping itu, ia melihat Bian telah menunggunya. Entah mengapa hatinya berdegup kencang. Aneh! Tapi iya merasakan begitu.

Meisya berjalan perlahan ke arah Bian. Dengan sedikit gugup, ia menyapa Bian.

"Hei, udah lama nunggu ya? Maaf ya tadi sedikit lama" kata meisya gugup.

"Santai aja. Aku juga baru nyampe disini kok. Tadi aku ke kostan dulu" jawab Bian santai.

Cowok itu terlihat begitu cool. Meisya yang sebelumnya sangat membenci Bian, kini ia mulai tertarik dengan Bian. Karena tak ia sangka, Bian itu orangnya friendly banget.

"Duduk sini" kata Bian sambil menepukkan tangannya ke tempat duduk yang ia duduki.

"Eh, iya." Meisya pun duduk disebelah Bian. Namun agak jauh. Karena ia merasa deg degan dan tidak biasa duduk berduaan dengan cowok.

I Love You EverytimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang