Hari ini tidak ada yang namanya siftsiftan. Karena meisya dan adinda memilih untuk berdua dulu sampai satu minggu ini.
Mereka ingin merasakan bagaimana rasanya pergi pagi, pulang sore bersama- sama.
Yang duluan datang pagi ini tetaplah meisya.
Padahal si ratu lelet itu adalah manusia paling lelet menurut orang- orang terdekatnya. Tapi ternyata? Masih ada yang lebih lelet dari dia.Ya, seperti yang kalian tahu. Si adinda telat lagi. Ia pernah bilang. Kalau dia paling malas bangun pagi. Dan kalau ke sekolah itu sering ketinggalan bis. Dan ujung- ujungnya ya. Telat lagi.
Saat adinda datang. Mereka pun langsung menaiki bentor yang sedari tadi telah melambai lambaikan tangannya ke arah mereka berdua
💕Tepat pukul 7.15 mereka sampai di Universitas Mandala. Tempat dimana mereka berdua magang. Atau istilah lainnya itu, prakerin. Praktek Kerja Industri.
Sesampainya mereka disitu, mereka disambut hangat oleh OB perempuan yang biasa dipanggil Amak.
"Wah, udah pada rapi ya kalian. Hari pertama ya magang disini?" tanya Amak kepada mereka.
"Hehe. Haruslah, mak. Kan kita anak perkantoran harus rapi dan wangi. Apalagi masih pagi. Masih semangat 45" jawab Adinda sambil nyengir
"Kalau kami udah dari kemarin disini mak. Ini hari kedua kami disini" sambung meisya.
"Oh begitu. Semoga kalian betah ya disini. Ya udah. Mak lanjut kerja dulu ya. Mau bersih- bersih toilet. Soalnya kotor banget" ucap Amak sambil ketawa geli.
"Sip mak. Semangat amak kuhhh" sorak adinda.
💕
Jam sudah menunjukkan pukul 07.30. Semua karyawan telah datang. Mereka begitu rapi dan sangat wangi tentunya.
Meisya yang sedari tadi membersihkan tempat ia bekerja, tidak menyadari kalau kakak pembimbingnya di sana yaitu kak syifa telah datang.
Ia tersentak kaget saat dinda menyenggolnya mengisyaratkan untuk menyalami kak syifa yang baru saja datang.
Dengan cepat, meisya menyalami kak syifa dan meminta maaf karena ia tak menyadari kalau kak syifa telah datang.
Kak syifa hanya tersenyum sambil berkata, "tidak apa- apa kok mei. Lagian kakak juga baru datang kan. Jadi jangan terlalu formal kayak gitu"
"Hehe. Maaf kak. Lain kali nggak akan aku ulang deh" jawab meisya sambil nyengir.
Setelah itu, meisya kembali ke tempat adinda. Mereka melanjutkan pekerjaan yang tersisa. Yaitu bersih- bersih bawah meja.
Di bawah meja itu sangat banyak kertas- kertas lama yang sudah berdebu. Di sana juga ada sendal yang bisa dipakai oleh meisya dan adinda saat berwudhu.
"Mei, habis ini kita izin belanja yuk. Lapar nih. Aku belum sarapan soalnya" ucap adinda sambil memegangi perutnya yang kecil itu.
"Hm, aku segan nih din. Kita baru loh disini. Aku juga takut lihat tatapan kak syifa. Tadi aja aku udah bikin satu kesalahan. Kamu aja deh sendiri ya. Aku nggak. Takut" jawab meisya menggernyit.
"Yah, kamu mei. Coba aja dulu. Yuk lah mei" bujuk adinda sambil memohon- mohon.
"Kamu yang bilang ke kak syifa ya. Aku nggak berani"
"Iya iyaa.."
Adinda pun berjalan menuju meja kak syifa.
"Kak? Kami boleh izin belanja sebentar nggak kak? Soalnya kami belum sarapan pagi kak" tanya adinda kepada kak syifa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Everytime
Roman pour AdolescentsDi waktu yang singkat, seorang perempuan yang phobia sosial dan sangat lelet bertemu dengan seorang anak lelaki yang super duper keras kepala dan brandal. Namun ia tak pernah kasar kepada perempuan. Karena itulah. Yang sebelumnya ia tak pernah mau k...