Siapa sangka kalau ulat yang jelek itu bisa jadi kupu- kupu yang sangat indah dan cantik. Awalnya ia diejek. Dan ketika menjadi kupu- kupu. Begitu banyak orang yang menyukainya.
-Meisya-
Hari ini adalah hari yang begitu mengesankan bagi meisya. Karena tak ia sangka si Bian bisa jadi se asik itu.
Ia merasa nyaman saat berada di dekat Bian. Hatinya bergetar saat ia mendengar suara berat lelaki yang baru saja ia kenal itu.
Di atas ranjang, ia melihat ponselnya. Dan memberi kabar kepada Bian bahwa ia sudah sampai di rumah.
"Mei, makan dulu,Nak. Nanti baru tidur" sorak ibu meisya dari meja makan.
"Iya bu, tunggu bentar" jawab meisya yang sedang main hp di kamarnya.
Meisya pergi ke luar dan siap- siap makan sebelum ia tidur.
Memang bagi meisya tak ada masalah jika ia makan malam. Karena tak penting baginya kalau ia gendut. Pasalnya ia tak masuk kategori ideal. Tak terlalu kurus dan juga tak terlalu berisi.
Makan malam sudah selesai. Ia kembali ke tempat tidurnya. Dan mengambil ponselnya yang berada di meja kamar.
Pesan dari Bian
Syukurlah kalau sudah sampai.
Btw lagi apa mei? Udah makan belum nih?Meisya langsung membalas pesan itu.
Meisya dan Bian larut dalam chattingan hingga tengah malam.
Tanpa meisya sadari, ia lupa akan waktunya. Padahal besok ia akan pergi magang.
Disaat mereka chat, ada jeda yang cukup lama yang diberikan oleh Bian kepada Meisya. Entah kenapa meisya merasa begitu kesal dan mengecek- ngecek ponselnya terus.
Ia membiarkan kotak pesan dari Bian terbuka. Agar ia bisa membalas dengan cepat pesan dari lelaki itu.
Karena menunggu lama, meisya sampai tertidur.
Tepat pukul 22.00 ada pesan masuk yang sontak membuat meisya terbangun dari tidurnya.
Ia melihat,
Bian :
Mei, aku mau lanjutin omongan aku kemarin mei. Aku mau bilang. Aku suka sama kamu mei. Kalau diizinkan, apakah boleh aku mengisi ruang hati mu mei?
Aku tak akan memberi janji apapun kepadamu mei. Karena aku bukan tipe orang pemberi janji. Aku ingin memberi mu kepastian yang bisa kau lihat dan kau rasakan. Bukan janji manis yang hanya kau dengar.Pesan itu, membuat Meisya kehilangan nafasnya sejenak. Jantungnya berdegup kencang.
Ia tak menyangka lelaki itu suka kepadanya. Padahal anggapannya ketika itu, Bian suka kepada Adinda karena tatapan Bian selalu ke arah Adinda.
Ya, Tuhan. Apa aku mimpi? Ya ampun. Nggak mungkin lah aku mengkhianati temanku sendiri. Adinda suka sama dia. Lalu? Aku pacaran sama dia?
Aku bingung. Disisi lain aku mulai tertarik dengannya. Dan disisi lain ada Adinda yang juga menyukainya.Meisya berkata- kata dalam hatinya. Ia lama menjawab pesan dari Bian. Ia ragu.
Dan akhirnya ia membalas.
To Bian :
Bian, aku berterima kasih karena kamu telah menyukai ku. Tapi aku bimbang, disisi lain Adinda menyukaimu. Dan disisi lain, aku juga menyukaimu.👨Jangan pikirkan itu mei. Aku tak menyukainya. Jika kau mengira aku menatapnya kemarin itu tanda aku suka dia, kamu salah. Itulah caraku untuk melihat bagaimana sikap orang itu mei. Dan aku mendapatkan jawabannya.
Dan aku memilih kamu mei.
Jika kau ragu karena keputusan ku yang cepat ini, maka apapun yang kau pinta untuk membuktikan kalau aku serius, akan aku lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Everytime
Teen FictionDi waktu yang singkat, seorang perempuan yang phobia sosial dan sangat lelet bertemu dengan seorang anak lelaki yang super duper keras kepala dan brandal. Namun ia tak pernah kasar kepada perempuan. Karena itulah. Yang sebelumnya ia tak pernah mau k...