31. Kisah Ratu Seleb

1K 167 16
                                    

Akhirnya Siti dan Queen menghampiri kedua polisi yang berjaga di depan ruangan yang seharusnya menjadi ruang rawat bunda.

"Selamat pagi pak? Ini ada apa ya? Kenapa bapak polisi berjaga disini? Ini benar ruang mawar tempat bunda kami di rawat kan?" Tanya Siti pada kedua bapak polisi itu.

"Benar, ini adalah ruang mawar. Saat ini kami tidak sedang berjaga melainkan sedang menanti kedatangan keluarga nyonya  Wulan. Apakah sodari ini putri nyonya Wulan?" Seorang polisi itu menjelaskan dan balik bertanya.

"Ada apa ini?" Tetiba Cantik yang baru datang bersama Arjuna, Tante Jovita, dan om Badrul pun langsung bertanya penasaran dan bingung diwaktu bersamaan.

"Ini putri nyonya Wulan pak." Siti pun malah memperkenalkan Dewi Cantika pada pak polisi itu. Dan soal pertanyaan Dewi Cantika. Biar bapak polisi yang menjelaskannya.

Bapak-bapak polisi ini memang sedang menantikan kedatangan keluarga dari nyonya Wulan. Dan kini Dewi Cantika satu-satunya keluarga nyonya Wulan sudah datang. Kemudian dengan tenang Bapak-bapak polisi itu mengajak Dewi Cantika dan yang lainnya untuk memasuki ruang rawat yang memang sudah kosong. Di ruangan ini bapak polisi akan menjelaskan semuanya.

"Kenapa ruang rawatnya kosong? Kemana bunda?" Tanya Cantik makin bingung dengan keadaan. Dan semua orang pun sama bingungnya.

Pertama-tama Pak polisi mempersilahkan Cantik dan semuanya untuk duduk dengan tenang. Lalu pak polisi pun mulai menjelaskan.

Sebelumnya saya sebagai petugas dari kepolisian mengucapkan turut berdukacita atas meninggalnya almarhumah nyonya Wulan Winarti.

Kaget, itulah perasaan semua orang yang mendengar ucapan pak polisi itu. Hening tidak ada respon samasekali. Sementara Dewi Cantika hanya merasa seluruh tenaganya lenyap seketika. Bingung, dan kaget juga pastinya. Bahkan jantungpun sesak rasanya.

Pak polisi lalu melanjutkan penjelasannya setelah memberi jeda waktu sesaat. Seolah menantikan respon dari mereka yang mendengarkannya.

Almarhumah nyonya Wulan Winarti menghembuskan nafas terakhirnya sekitar jam dua dinihari tadi. Dokter sendiri baru mengetahuinya sekitar jam setengah lima pagi saat perawat hendak melakukan pemeriksaan.
Nyonya Wulan diperkirakan meninggal karena kehabisan nafas setelah dijerat bagian lehernya dengan erat.
Saat ini pelaku yang menjerat leher korban sudah kami amankan di kantor kami.
Pelaku tidak melarikan diri setelah melakukan aksinya tersebut. Pelaku tersebut menanti kedatangan polisi dan mengakui semua perbuatannya. Dan semua perbuatannya pun terekam kamera cctv sehingga tidak ada penyelidikan lebih lanjut atas kasus ini. Kasus ini resmi ditutup dan pelaku akan menerima hukuman atas kejahatannya sesuai undang-undang yang berlaku.
Jika Anda pihak keluarga ingin mengajukan tuntutan lebih lanjut silahkan datang ke kantor kami.

Demikian pak polisi memberikan penjelasan. Dan memberikan informasi bahwa saat ini jenazah almarhumah sudah diurus oleh pihak rumah sakit. Dan keluarga pun diminta mengurus prosedur selangkapnya.
Setelah semua urusan pak polisi dirasa selesai pak polisi pun pamit undur diri.

"Pak tunggu! Apa kami boleh tahu pelakunya siapa?" Tanya Queen tiba-tiba dengan berderai air mata. Karena entah kenapa hati Queen terus merasa semua ini ada hubungannya dengan a Surya.

"Pelakunya seorang pemuda bernama Surya!"

Tangis  Queen pun semakin menjadi begitu mendengar jawaban pak polisi itu. Begitu juga dengan Dewi Cantika. Dewi Cantika yang semula hanya lemah dan syok serta bingung dengan semua yang terjadi pun seolah memecahkan seluruh emosinya melalui jeritan tangisnya.

"kenapa a Surya melakukan semua ini? " pertanyaan itu terlontar begitu saja di benak Dewi Cantika dalam tangisnya. dan rasanya Dewi Cantika pun tahu jawabannya. semua ini pasti karenanya. A Surya melakukan kejahatan ini pasti demi kebahagiaannya. demi melepaskan dirinya dari kekangan bunda. rasa bersalah pada Surya, rasa penyesalan pada semua yang terjadi yang dirasa Dewi Cantika karena sebab dirinya, dan rasa kehilangan lagi, bahkan rasa lega karena mulai detik ini tidak akan ada lagi yang mengatur dirinya menjadi satu menumpuk diraskan olehnya. rasanya begitu sesak, dan begitu berat.

Kisah Ratu SelebTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang