Bagian 17 : Takut lalu gugup

18 6 11
                                    

"Jeo-jeon jungkook.," ucapku terbata-bata

Entah kenapa mataku tak bisa ku kedipkan seperti biasanya, aku terpaku dibelakang pintu, terdiam menatap kosong pria yang jatuh tersungkur tepat di hadapanku.

Aura ruangan seketika menghitam, menakutkan.
Mata jungkook menatap tajam ke arahku menunjukan kemarahan yang tak terhitung levelnya.

Sialan!!! kenapa harus pria ini yang kutemui

Aku bahkan tak berani menatapnya kembali, aku harus pergi dari tempat mengerikan ini sekarang juga, mungkin member lain juga sudah menjauh.

Dia berdiri, mengangkat tubuhnya pelan dan melangkahkan kakinya menuju tempatku berdiri.

"Aku harus pergi sebelum dia memakanku hidup-hidup," batinku

Aku berbalik dan hendak membuka pintu coklat bergagang besi itu.

Jungkook dengan cepat menahan pintu itu agar tetap tertutup, tangan besarnya sangat kuat menahan pintu yang tak kalah besar pula.

Posisi kami sekarang sangat tidak nyaman, ia berada tepat dihadapanku, mengurungku. Wajahnya sangat dekat, aku hanya bisa tertunduk.

Takut?? tentu saja, serasa jeosongsaja akan menyebut namaku sebanyak tiga kali dan berakhir di peristirahatan terakhir manusia di seluruh dunia. (Malaikat pencabut nyawa)

Ia memutar bola matanya dan terkekeh
"Kau lagi."
"Mau apa kau kesini?menemui V hyung?" tanya Jungkook sinis
"Ti-tidak," jawabku takut

Aishh kenapa aku takut denganya, memangnya aku pernah berbuat salah padanya?? Tapi kenapa perasaan menakutkan ini menyelimutiku

"Lalu..?"
Ia melontarkan pertanyaan lagi, tapi aku tak berani menjawabnya, kupegang erat tas selempang yang kupakai.

Gemetar, aku tak ingin menunjukannya
Aku benar-benar ingin pergi.

"YA..!!!" teriaknya sambil menggebrak pintu. Aku tersentak hingga lonjakan kecil badanku merespon suara keras itu.

Dimana suara lembut dan menenangkan telinga yang selalu ku dengarkan itu?? Dimana Jeon Jungkook?

Dia menarik daguku kasar yang membuatku menatap wajah tampan sekaligus seramnya.

"Akhhh..," pekiku kesakitan

"Tatap mata orang yang sedang kau ajak bicara!!!"

Aku memalingkan wajahku, dia menariknya kembali.

"Tolong biarkan aku pergi," pintaku
"Pergi?? Chh.. kau belum menjawab pertanyaanku tadi!!! Mau apa kau kesini!!"

Lagi lagi dia meninggikan suaranya dan membuatku takut bukan kepalang.

"Aku ada urusan," jawabku singkat
"Tolong biarkan aku pergi, Jungkook-ssi," tegasku

Dia kembali memutar bola matanya, aku masih meringis kesakitan, dia menekan daguku terlalu keras.

"Kenapa kau terus mencari masalah denganku ha?? Kau ingin bermain-main denganku??!!
Pantatku sakit tau!!" (Oles GPU mas😆)
"Tidak, bukan begitu. Semua yang terjadi hanyalah ketidaksengajaan dan kelalaianku, aku benar-benar minta maaf."

"Maaf?? sayangnya sudah terlambat."

Apa??! terlambat?? Hey Jungkook, apa aku harus menunggu hingga lebaran tahun depan agar bisa mendapatkan permintamaafanmu?? Sadarlah...

"Tolong maafkan aku dan biarkan aku pergi."

Mulutku dan hatiku mengucapkan sesuatu hal yang sangat berbeda.

TRIANGLE [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang