Chapter 1

9.5K 623 74
                                    

"Yang benar saja, menikah? Umurku masih 20, masih banyak yang harus aku lakukan, aku bahkan belum pernah berciuman," kata Arrien emosi sambil berlari menjauhi istana. Saking marahnya, dia tidak ingat kalau punya kuda yang bisa mempercepat pelariannya.

Arrien memasang topi jubahnya agar saat melewati kota tidak ada yang menyadari kalau pangeran kerajaan mereka melewati kota berjalan kaki.

"Untung saja aku sudah ganti baju," batin Arrien dan berlari ke tepi kota kemudian berhenti menatap hutan di depannya.

"Aku mau kemana ya? Hutannya gelap sekali. Aku tidak bawa apa-apa untuk penerangan." Arrien menatap hutan itu dan menoleh ke belakang.

"Gawat." Dia melihat pengawal istana sudah turun untuk mencarinya. Arrien langsung berlari ke dalam hutan walau dia sedikit takut karena benar-benar gelap.

"Gelap sekali, aku harus pelan-pe--, dugh!" Arrien menabrak pohon di depannya dengan wajah lebih dulu.

"Aduh!" Arrien mengusap dahi dan hidungnya dan mencoba berjalan sambil meraba-raba.

Kemudian dia merinding ketika mendengar lolongan serigala.

"Sebentar... ada serigala? Tidak, aku harus kembali..." Arrien berbalik namun karena dia sudah berjalan semakin ke dalam, dia tidak tahu di mana tepi hutan tempat dia pertama masuk.

"Tidak... pohonnya bisa dipanjat tidak ya?" Arrien meraba-raba pohon di dekatnya dan mencoba memanjat.

Terdengar gemerisik daun yang diinjak bersamaan di belakang Arrien. Arrien yang tidak juga bisa memanjat pohon itu menelan ludah dan menoleh ke belakang.

Dan beberapa pasang mata kuning menyala menatapnya dan juga terdengar suara geraman lapar yang membuat kaki Arrien lemas.

"S-serigala yang baik hati, kalian cari red riding hood saja ya? Kalau aku black riding hood. Tidak enak," kata Arrien mundur perlahan namun mata-mata kuning itu yang mungkin sekitar lima pasang mata semakin mendekat.

"Uwaaaa!!!" Arrien berbalik dan berlari sekencang yang dia bisa. Karena matanya sudah terbiasa dengan gelap, dia sudah bisa melihat pohon-pohon di depannya dan menghindarinya. Tidak mau melihat ke belakang karena dia nanti bisa tersandung atau menabrak pohon.

"Bagaimana ini? Apa aku bisa selamat? Nafasku sudah sesak, aku tidak pernah berlari sekencang ini," batin Arrien panik.

Arrien kaget ketika kakinya tersangkut akar pohon dan jatuh dengan wajah lebih dulu ke tanah.

"Aduduh... wajah tampanku hancur berantakan," kata Arrien sebal dan menoleh ke belakang.

"Ayah, Ibu, walau aku tidak rela, sebenarnya sekarang aku lebih memilih menikah daripada dimakan serigala," kata Arrien mencoba mundur dan mencari-cari di sekitarnya kalau ada sesuatu yang bisa menjadi senjata. Menyesal meninggalkan pedang tercintanya di kamar.

Dan seekor serigala melompat ke arah Arrien. Arrien dengan cepat menendangnya dan mencoba berdiri. Serigala yang lain juga melompat ke arahnya dan Arrien mengelak dan mencoba berlari lagi. Namun salah satu serigala berhasil mengigit kakinya membuat Arrien terjatuh lagi.

"Aaaaghh!!" Arrien tidak menyangka digigit serigala akan sesakit itu. Serigala lain mendekati Arrien dan mulai menggigit tangannya.

"Sakit... apa aku harus menyerah? Aku tidak akan bisa lepas lagi..." batin Arrien dan merasakan gigitan lagi di kaki lainnya.

Kesadaran Arrien mulai berkurang karena banyaknya darah yang keluar. Dan sebelum dia menutup mata, dia melihat seseorang dengan jubah hitam mendekat dan mengeluarkan sinar putih yang menyilaukan mata Arrien dan dia tidak ingat apa-apa lagi.

Hearts Of A Prince and An Enchanter (Yaoi) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang