Chapter 4

2.7K 316 25
                                    

"Kakimu sudah tidak apa?" Tanya Arrien besok paginya saat Lucean sudah berjalan dengan santai mondar mandir di dapur.

"Sudah. Masih sakit sedikit. Tapi tidak apa," jawab Lucean sambil menghirup kotak daun teh.

"Kamu kuat sekali. Obatnya juga hebat. Dalam sehari bisa sehat," puji Arrien dan duduk di depan meja makan.

Lucean meletakkan makanan dan menuang teh ke gelas dan duduk dengan tenang. "Hari ini, aku akan berkeliling hutan. Kadang ada banyak binatang terluka di hutan. Dan mereka akan mati kalau tidak aku tolong."

Arrien menatap Lucean terpukau. "Boleh aku ikut?"

"Tidak. Kamu di sini saja. Tunggu aku pulang."

"Hah? Jangan begitu. Aku kan juga ingin lihat bagaimana kamu mengobati mereka."

"Jangan, kamu bisa membuat mereka kabur."

"Kenapa??"

"Karena kamu ribut sekali. Aku tidak mau membawa anak bayi ke hutan."

"Aku bukan bayi! Luceaaan, izinkan aku ikut ya? Ya? Ya??" Arrien mendekat sambil menautkan kedua jemarinya menatap Lucean penuh harap. Mata birunya seperti ada bintang berkelip-kelip di sana.

Lucean menatap Arrien dan tertawa kemudian menutup mulutnya dengan tangan. Arrien terlalu menggemaskan dan lucu sekali baginya.

"Baiklah. Awas kalau binatangnya sampai kabur. Kamu yang mengejarnya."

"Tenang saja. Aku pasti bisa mengejar mereka."

"Juga burung elang?"

"Eh?"

###

Arrien memperhatikan Lucean yang memanjat pohon memeriksa apakah ada sarang burung yang berisi. Sudah berapa pohon yang diperiksa. Semua sarangnya kosong.

"Sepertinya sudah bisa terbang," kata Lucean pelan dan turun dengan pelan. Dia ingin melompat tapi kaki tidak mengizinkan.

"Boleh aku yang memanjat? Kakimu kan masih sakit," pinta Arrien.

"Tidak usah. Sudah tidak ada sarang burung lagi. Ayo kita ke sana." Lucean menunjuk ke arah kanan dan berjalan diikuti Arrien di belakangnya.

"Hm?" Arrien menyipitkan mata melihat sesuatu bergerak aneh agak jauh dari mereka.

Arrien berlari ke sana dan kaget saat mengetahui apa benda yang bergerak aneh itu.

"Lucean! Lihat ini! Apa yang aku temukan!" Seru Arrien.

Lucean menoleh ke arah suara dan berjalan ke sana dengan cepat. Dan termenung dengan apa yang dipegang Arrien.

"Anak harimau?? Kenapa bisa ada anak harimau di sini?" Tanya Lucean kaget.

"Aku bukan induknya jadi aku tidak tau," jawab Arrien polos.

Lucean meliriknya sebal dan mendekati anak harimau yang dipeluk Arrien. Sepertinya sudah beberapa hari terpisah dari induknya dan lemah karena tidak mendapatkan makanan.

"Sepertinya... kita harus membawa dia ke rumah. Dia kelaparan sekali."

"Apa makanannya?"

"Hmmm... apa kamu punya susu harimau?"

"Kan aku bilang aku bukan induknya!"

###

Arrien mengusap-usap kepala anak harimau yang dia baringkan di kamarnya. Lucean sudah menyuapkan dia makanan dan sedang tertidur nyenyak.

Arrien keluar dan mencari Lucean ke kamar dan ke dapur tapi tidak menemukannya. Arrien mendengar suara air dari kamar mandi dan berjalan ke sana.

Lucean duduk dengan santai di bak kayu panjang berisi air hangat dan merapikan rambutnya yang basah lalu menggerainya di punggung.

Hearts Of A Prince and An Enchanter (Yaoi) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang