Chapter 13

2.3K 287 22
                                    

Setelah sekitar satu jam istirahat. Arrien dan Frey keluar dari gua dan mencari gua lainnya. Namun tentu saja mereka terus menerus bertemu monster hutan yang bermacam-macam bentuknya.

"Ah!" Arrien hampir saja terkena racun dari bunga besar dengan mahkota bertaring yang bisa menyemburkan racun.

"Frey! Kamu tidak kena kan?"

"Ya, aku aman dan terkendali," jawab Frey yang berdiri agak jauh dari Arrien.

Arrien menatap bunga itu yang siap-siap menyemburkan racun lagi pada Arrien. Arrien berlari mendekatinya namun bunga itu berhasil menjerat kakinya dengan akarnya membuat Arrien jatuh ke tanah.

"Aduh! Ah tidak!" Arrien langsung berguling ketika bunga itu menumpahkan racunnya pada Arrien yang sebelumnya berbaring tengkurap.

Arrien menebas akar yang melilit kakinya kemudian bersalto beberapa kali sampai mendekat ke batang bunga itu dan menebasnya.

"Ah, Gyleon. Kamu benar-benar membantuku. Hari ini kamu sangat kuat." Arrien memeluk pedangnya dengan bahagia.

"Hei, jangan bermesraan dengan pedangmu. Kita harus bergegas." Frey berseru sebal.

"Kamu cemburu?" Tanya Arrien sambil terkekeh.

"Tidak, tapi aku sempat berharap pedangnya patah tadi."

"Enak saja. Ini adalah senjata terkuatku. Tidak akan bisa patah. Ayo, kita pergi." Arrien melompat ke arah Frey dan Frey membawanya terbang dari sana.

Sudah setengah hari mereka mencari akhirnya mereka menemukan gua terakhir yang berada jauh di dalam gunung. Dengan berbagai macam monster yang sudah mereka hadapi. Arrien sudah merasa lelah dan mereka memutuskan istirahat di mulut gua. Ada tempat bersembunyi di sela-sela dinding gua.

"Rasanya ingin tidur saja, tapi Lucean bahkan belum makan dari kemarin. Aku harus cepat menemukannya..." kata Arrien sambil mengusap lengannya yang memar.

Tiba-tiba terdengar suara geraman keras dari dalam gua. Arrien berdiri menyadari kalau itu pasti suara naga Zicce.

"Frey, ayo kita ke dalam. Lucean pasti di dalam, cepat!" Arrien berlari ke dalam gue dengan buru-buru.

"Tidak jadi istirahatnya??" Protes Frey dan terbang mengikuti Arrien.

Arrien berhenti dan termenung menatap naga besar yang meringkuk tenang dengan rantai besar mengikat satu kakinya. Arrien melihat sekeliling dan melihat pintu besi di balik punggung naga itu. Lucean pasti di sana.

"Lucean..." panggil Arrien pelan dan menarik nafas panjang. Arrien menarik Gyleon, pedangnya dan menyatukan pedang itu ke dahinya.

"Bantu aku dan kalahkah naga itu bersama," bisik Arrien.

"Apa kamu butuh aku?" Tanya Frey

"Ya, bersiap di tepi. Saat aku memanggilmu, terbanglah ke arahku."

"Ya."

Arrien berjalan pelan sekali mendekati kepala naga itu. Dengan sisa mana yang dia miliki sekarang, dia bisa membunuh naga itu dengan sekali tebas. Kalau Arrien berhasil mendekatinya tanpa disadari si naga.

Arrien berjalan begitu perlahan, berusaha agar sepatu bot-nya tidak mengeluarkan suara. Namun tiba-tiba batu dari langit-langit gua jatuh ke kepala naga itu membuat naga itu terbangun dengan marah. Arrien kaget dan berlari ke belakang punggungnya. Dan mencapai pintu besi itu.

"Lucean!" Panggil Arrien berbisik namun keras.

Lucean yang duduk termenung langsung berdiri mendengar suara itu. Walau hanya bisikan, namun Lucean yakin itu Arrien.

Hearts Of A Prince and An Enchanter (Yaoi) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang