kerja perdana

50K 281 1
                                    


Author POV

Vita terlihat menimbang-nimbang langkah yang akan dia pilih. Disatu sisi dia tidak ingin menggadaikan harga dirinya untuk bekerja ditempat seperti itu tapi, disisi lain dia juga membutuhkan uang saat ini atau kalau tidak dia terancam dii dari kampusnya.

Bukan tanpa alasan pemilik club malam itu menawarinya pekerjaan itu melihat dari perawakan Vita yang bisa terbilang sempurna sebagai seorang wanita.

Dengan kulit putih khas indonesia, tubuh semampai, badan ideal, dada dan bokong yang cukup seksi, hidung mancung serta wajah yang manis khas indo.

Hanya saja Vita jarang mengekspos kecantikannya itu dengan memakai pakaian-pakaian terbuka. Ia lebih memilih menggunakan pakaian casual tertutup.

Ia terus menimbang-nimbang dan pada akhirnya ia memutuskan untuk menelfon nomor yang ada pada kartu nama yang diberikan oleh wanita parubaya tempo hari itu dan menirama tawaran bekerja sebagai pelayan.

*Club*
Vita menuruti perkataan Mawar untuk datang pukul 21:00 di club itu untuk kerja perdananya setelah Vita menelfonnya ia langsung menyuruh Vita untuk langsung bekerja.

Sekarang Vita telah berada didepan tempat yg akan menjadi tempat kerjanya, ia memandang orang-orang yg berlalu lalang masuk dan keluar dari tempat itu.

Banyak diantara mereka yg datang ataupun keluar dari tempat itu bersama pasangannya dalam keadaan mabuk, saling menggrepe satu sama lain atau bahkan saling memangutkan bibir mereka tanpa malu.

Vita meneguk salivanya dan melangkah masuk kedalam club suara dentuman musik terdengar menusuk ketelinga vita ia mengedarkan pandangan mencari sosok Mawar, sesekali orang-orang menatapnya dengan tatapan heran ataupun merendahkan.

Vita sadar akan arti tatapan itu krn sekarang Vita tengah berada di sebuah 'club malam' dengan menggunakan pakain yg bisa dibilang tidak tepat untuk datang ketempat seperti itu.

Vita menggunakan celana jeans yg dilipat hingga keatas mata kaki,dan kaus oblong yg dibalut sebuah sweater berwarna hitam.

"Vita"sapa seseorang yang memegang bahu vita dan membuatnya terkejut.

Dia adalah mawar hanya saja Vita susah mengenalinya krn lampu disana yg remang-remang serta Mawar yg saat ini sangat beda dengan Mawar yg ditemuinya di halte tempo hari sekarang dia terlihat jauh lebih seksi.

Dengan dress tanpa lengan sepaha berwarna navy dan belahan dada yang terbilang rendah sehingga menampakkan 60% buah dadanya serta rambut yang diurai menambah keseksiannya.

Vita POV

"Hai"jawabku kikuk sembari melemparkan senyum samar

"Gue seneng banget lo nerima tawaran gue buat keeja disini. Yuk ikut gue"ucapnya sedikit berteriak krn efek dentuman musik yg begitu mengelegar dan langsung menarikku melewati kerumunan orang banyak diantaranya sedang bercumbu dengan hasrat bergejolak.

Dia membawaku kedalam sebuah ruangan yg bisa dibilang cukup berantakan banyak pakaian-pakaian yang berserakan disana mulai dari dress,stocking bahkan CD dan bra.

"Udah jangan kaget dengan suasana kayak gini lo harus biasain diri ok"ucapnya seolah mengerti isi hatiku.

"Nah sekarang lo ganti pakaian lo yah. Pake baju ini!" dia menyerahka sebuah dress yg terbilang cukup terbuka dress tanpa lengan yg cukup tipis dengan tali serta belahan dada yg cukup rendah walaupu tak serendah dress nya.

"T.. T.. Tapi gue nggak biasa pake pakean kayak gini"ungkapku jujur

"Ya ampun Vita sayang lo harus biasain yah krn klw lo kerja disini lo harus makai pakean semacam ini setiap malem. Udah yah sekarang pake terus keluar kemeja bar oke.oh iya ini uang yg lo minta"dia memberiku uang yg telah kami sepakati sebelumnya krn aku harus segera membayar uang kuliahnya.

Sekarang aku telah berdiri didepan cermin menatap diriku dengan penampilan yg baru dan membuatku merasa aneh ditambah lagi Mawar menyuruhku agar tidak memakai bra krn akan mengganggu estetika katanya.

Aku merasa aneh melihat diriku sendiri jujur aku malu keluar dari ruangan ini dengan penampilan seperti ini aku bisa melihat sebagian buah dadaku dapat terlihat karena belahan dress yg rendah.

Tapi aku harus manjalani ini toh Mawar juga telah memberiku uang dan aku tidak ingin melanggar janjiku sendiri.

Aku melangkah keluar dengan perlahan menuju meja bar. Aku dapat menangkap tatapan-tatapan nakal beberapa hidung belang yg diarahkan kepadaku dan tak sedikit yg bersiul sambil meneriakiku dengan kata-kata yg tidak senonoh.

Vita's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang