"kok gue jadi nethink yah sama dia,padahal kelihatannya dia cewek baik-baik deh" Okan mengambil handphonenya dari saku celananya dan membuka salah satu aplikasi chatting disana.
"mau ngapain lo?" tanya Angga.
"gue mau kasih tau Citra,kayaknya dia belum tau deh soal ini"
"gak usah.Gak semua tentang kita harus diceritaiin keorang,walaupun dia sahabat kita sekalipun. Vita gak cerita ke Citra pasti ada alasannya kan"
Okan hanya mengangguk patuh dengan perkataan Angga.
*****
"statusnya sekarang apa? Mahasiswi?" tanya lelaki itu kepada Vita dengan satu alis terangkat."iya,saya mahasiswi"
"kita belum kenalan kan,saya Juan" ucapnya searaya mengulurkan tangan kanannya dan dibalas oleh Vita.
"Vita"
Vita tidak bisa membohongi dirinya sendiri lelaki yang bernama Juan ini sangat tampan dengan wajah blasteran ,tubuh tinggi,kulit putih ditambah dengan bentuk hidung,mata serta bibir dan alis yang sangat pas dalam satu perpaduan.
Sikap ramah dan dewasanya cukup untuk membuat wanita luluh dengannya.
*****
"aden,aden,den Angga bangun den udah jam delapan den" teriak mbok yem dari balik pintu sambil terus mengetuk pintu kamar Angga.Angga menutup telinganya dengan bantal dan mengguling-gulingkan badannya diatas kasur kingsize nya.
"adeennnnn"
"iya Mbok aku udah bangun" jawab Angga sambil mengacak-acak rambutnya dan menggulingkan badannya.
*****
Angga menelusuri koridor kampus sambil bersenandung ria sesekali ia menyapa beberapa gadis di kampusnya dengan senyum gledeknya.Angga berbelok arah menuju kantin,sebenarnya bukan dosen yang Angga rindukan sehingga ingin ke Kampus melainkan nasi goreng terenak seantero kampus buatan Mba Eli.
Angga adalah salah satu mahasiswa fakultas Ekonomi di salah satu perguruan tinggi di Ibu Kota,sedangkan kedua temannya berada di Fakultas Teknik.
Disinilah Angga sekarang di salah satu tempat favoritnya di Kampus,memesan makanan,duduk anteng di kursi kantin dengan headset yang tersematkan di telinganya,dan kedua kaki diatas meja.
"Kok sendiri sih den Angga,teman-temannya mana toh?"ucap Mba Eli dengan logat Jawa yang kental sambil meletakkan Sepiring nasi goreng dan segelas es teh dengan sedikit perasan jeruk nipis diatas meja.
"Mba Eli bilang apa tadi,aku nggak denger?"Ucap Angga sambil melepaskan headset dari telinganya.
"Temen-temennya den Angga dimana?kok sendiri,biasanya kan selalu bertiga"
"Biasalah Mba mereka kan pemalas,generasi pembawa petaka beda jauh sama aku" celoteh Angga sambil mengaduk-aduk minumannya dengan sedotan.
"Petaka endasmu!" ucap Arya yang tiba-tiba muncul dari arah belakang bersama Okan dan menoyor kepala Angga yang membuat Angga tersedak minumannya.
"Bangsat lo! Uhuk uhuk uhuk"
"Mba Eli ketoprak kayak biasa yah" Okan memesan makanan dan duduk diseberang Angga.
"Minumnya apa den Okan?"
"nanti aku yang ambil sendiri aja Mba,lagi pengen minuman kaleng nih"
"kalau aku mi ayam deh Mba,ditambah sedikit bumbu cinta" ucap Arya sambil mengedipkan sebelah matanya ke Mba Eli.
"Uuu digampar Mas Dodo baru tau loh"perotes Okan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vita's Life
Teen FictionKetika takdir yang menentukan alur hidupku. *mengandung konten 17+ *jadilah pembaca yang cerdas