Vita beralih menatap Angga yang duduk di sofa."Angga?" ucap Vita masih lemah. Angga hanya menatap Vita sambil menaikkan kedua alisnya mengisyaratkan Vita untuk melanjutkan perkataanya.
"Tas gue" lanjut Vita menggigit bibir bawahnya, merasa tidak enak.
"Hmmm, tadi gue simpen di lemari bufet samping kamar lo" Angga hanya menatap Vita sekilas dan kembali memfokuskan pandangannya pada benda persegi panjang yang ia pegang.
Vita takut bagaimana kalau Mawar marah padanya karena dia pulang lebih awal dari apa yang telah Mawar jadwalkan.
"Sayang, cemilan yang tadi kita beli di mini market mana?" ucap Okan menatap Citra yang memunggunginya.
"Sayang, sayang pala lu peang" ucap Angga mencibir.
"Sirik aja lo" ucap Okan memalingkan bola matanya.
"Kalian tuh kerjanya berantem aja yah,udah-udah!. Cemilan kamu kamu kan dimobil tadi" ucap Citra yang sekarang menoleh pada Okan.
"Yahh, kirain kamu bawa masuk tadi" ucap Okan memelas lalu berdiri dari sofa.
"Kunci mobil dimana? Tadi aku kasih kekamu kan?" tanya Okan sambil memeriksa semua kantong baju dan celananya.
"Kayaknya aku taro di paperbag yang dikasih mbok Yem tadi, coba cari disitu aja".
Okan pun berjalan menuju nakas dan meraih benda yang dimaksud Vita. Okan memasukkan tangannya pada paperbag itu merogohnya tapi kunci mobilnya tidak ia temukan.
"Gak ada yang" ucap Okan masih merogoh benda berwarna merah muda dengan gambar tokoh kartun dibagian depannya.
Drrrttt.... Drrtttt
Citra merogoh tasnya merasakan ada getaran yang bersumber dari handphonenya.
"Halo"
"......"
"Yaudah Citra kesana" Citra kembali meletakkan telepon genggamnya kedalam tasnya.
"Okan, udah ketemu kunci mobilnya?"
"Udah, tadi yang nelfon siapa?"
"Mama. Aku disuruh pulang sekarang. Soalnya udah mau berangkat ke bandara" Okan hanya mengangguk sekilas dan mulutnya sedikit membentuk huruf o.
"Ta,aku pergi dulu yah. Nanti abis dari bandara aku kesini lagi deh. Janji"
"Iya Citra,gak papa kok"
"Tenang aja lagi sayang, disini kan ada Angga. Vita pasti aman kok" Okan kembali bersuara yang sukses membuat Angga dan Vita diam seribu bahasa.
"Angga kan teman yang baik dan bertanggung jawab" Okan kembali berceloteh ria sambil menepuk ringan bahu Angga.
"Yaudah gue berangkat dulu yah Ta,Angga gue titip Vita yah!" ucap Citra sambil menarik tangan Okan keluar dari dalam ruang rawat Vita.
Suasana kembali hening,Angga sibuk dengan dunia handphone nya dan Vita yang menatap kosonf dinding rumah sakit.
Vita berniat untuk mengganti baju yang ia kenakan dengan baju yang dibawa oleh Citra. Bukannya rumah sakit tidak menyiapkan baju khusus pasien, tapi Vita tidak suka memakai sesuatu yang mirip dengan orang lain.
Vita menurunkan kakinya dari atas ranjang dan berusaha berjalan menuju ke kamar mandi. Belum juga seperempat perjalanan tubuh Vita malah kehilangan keseimbangan. Vita hampir saja terjatuh kalau saja Angga tidak sigap memegangi tubuh Vita.
"Lo mau kemana sih?"
"Mau ganti baju"
"Yaudah sini gue bantuin" Angga akhirnya membantu Vita berjalan menuju kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vita's Life
Teen FictionKetika takdir yang menentukan alur hidupku. *mengandung konten 17+ *jadilah pembaca yang cerdas