Author POV
Sekarang mobil Angga menyusuri jalan raya hendak menuju rumah sakit dengan Vita disampingnya yang sesekali meringis seperti seseorang yang kesakitan.
Ac dimobil Angga sengaja ia matikan takut membuat Vita kedinginan.
Vita memalingkan kekiri masih dengan mata tertutup dan sedikit meringis, Angga menoleh untuk memastikan keadaan Vita tapi Vita tetap dengan keadaannya semula.
Angga sedikit membulatkan matanya melihat posisi Vita sekarang, belahan dada kimono mandi Vita sedikit bergeser kekiri mengikuti arah kepala Vita.
Angga dapat melihat dari samping setengah buah dada Vita yang cukup terekspose dengan posisi Vita sekarang.
What? Vita gak pake bra?
Angga memalingkan wajahnya merasa melakukan hal yang tidak sopan pada Vita.
Angga menahan diri untuk tidak melirik Vita.
Sial! Gue nggak bisa konsen nyetir nih kalau gini caranya.
Jantung Angga terus berdegup kencang, darahnya mengalir deras entah kenapa Angga merasa kikuk seperti ini.
Hampir setiap malam Angga melihat salah satu area sensitif wanita itu di club malam yang ia datangi, tapi entah kenapa Jika itu adalah Vita Angga malah merasa aneh.
Akhirnya penderitaan Angga berakhir, ia telah sampai disalah satu rumah sakit.
Angga menuruni mobilnya lalu berjalan mengitari bagian depan mobilnya dan ia membuka pintu mobil dimana Vita berada.
Angga menatap sejenak penampilan Vita. Angga merasa pakaian yang Vita gunakan sekarang terlalu terbuka.
Sebuah kimono mandi selutut yang mengekspos sempurna kaki jenjang Vita, belum lagi belahan dadanya yang begitu rendah ditambah lagi Vita tidak memakai bra.
Angga memutuska untuk merapikan sedikit pakaian Vita, ia mencari sebuah benda kecil yang bisa mengaitkan kedua ujung belahan dada kimono Vita agar lebih tertutup.
Akhirnya Angga menemukan benda kecil yang ia cari.
Yahh Angga memutuskan untuk merapatkan satu sama lain kedua ujung belahan dada kimono mandi Vita menggunakan jarum pentul yang ia dapatkan pada kantong mobil yang terletak dibawah kenop pintu mobil.
Angga menggunakan dua buah pentul yang ia yakin adalah milik kakaknya yang tertinggal dalam mobilnya.
Angga memang memiliki seorang kakak perempuan yang merupakan seorang hijaber.
Setelah Angga merasa semua sudah clear ia pun mengangkat tubuh Vita memasuki rumah sakit, terlihat dua orang perawat yang berlari kearah mereka salah seorang diantaranya membawa kursi roda.
Angga mendudukkan Vita dikursi roda lalu perawat itu mendorongnya, Angga dan perawat yang lain mengikuti dari belakang.
******
Angga sekarang duduk disebuah sofa yang ada pada ruangan rumah sakit sambil memainkan telepon genggamnya. Dokter yang memeriksa Vita mengatakan Vita harus dirawat inap, walaupu penyakitnya tidak begitu serius tapi dokter harus terus memantau keadaanya.Angga mulai khawatir sudah cukup lama Vita belum sadarkan diri, jika memang Vita kecapean dan mengalami gejala flu lantas kenapa ia belum membuka matanya sampai sekarang.
"Sakit.... Ma.. Sakit" Vita akhirnya bersuara, tapi melihat kondisinya dengan mata tertutup Vita pasti mengigau.
Angga hanya mengamati Vita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vita's Life
Teen FictionKetika takdir yang menentukan alur hidupku. *mengandung konten 17+ *jadilah pembaca yang cerdas