Hello Civitas

289 52 12
                                    

Pagi itu, kami doa pagi hari dikampus untuk rasa syukur kepada tuhan, bahwa beberapa mahasiswa semester akhir telah menyelesaikan dinas dan laporannya di rumah sakit, ya di akademi Keperawatan Iaffelay yang terletak dikota Parepare. Setelah doa pagi kami salam salaman sesama rekan dosen, sambil tersenyum, namun bisa aku lihat ibu Diani selaku bagian akademik saat itu tersenyum sambil dipaksakan, mengingat ia mengurus pendaftaran mahasiswa baru. Bukan karena berat atau tidak ikhlas, hanya saja dari tahun ke tahun peminat perguruan keperawatan menurun, itu yang dirasakan civitas kami termasuk ibu Diani. Singkat cerita, setelah kami berdoa aku masuk ke kelas untuk mengajar 2 SKS. Ohh ya, namaku adalah Miya Carragher aku adalah dosen termuda dicivitas, walau usia ku sebenarnya sudah dapat diberi pertanyaan kapan menikah.. Tapi lupakan itu, setelah selelsai mengajar, ibu Diani masuk tersenyum senyum diruang akademik

"Ibu? Dapat 20 maba (mahasiswa baru) ?" Goda pak Anthony saat itu.

"iya memang dapat maba, tapi bukan itu aku jadi senyum. Tapi maba itu tampan, dan masa iya, dia berani sama bidan Agustina" tertawanya begitu gembira.

"Kenapa bu?" Tanyaku

"Dia namanya siapa tadi ya,, aduh, intinya diruang dosen tadi aku suruh dia pindah wawancara ke bidan Agus (sapaan bidan Agustina) nah sama aja sih, tiap pendaftar dikasih soal"

kisahnya

"pagi, silahkan duduk.. Denzel? Denzel apa alasan kamu masuk kuliah keperawatan?" bidan Agus

"Aku disuruh mendaftar disini sama orangtua aku, katanya disini bagus? Dan sepupu aku bekerja dirumah sakit Iaffelay" Denzel jujur

"(Tertawa) baiklah, coba kamu jawab soal pembagian ini" bidan Agus memberi Denzel kertas dengan soal matematika, pembagian

Seketika Denzel hening menatap kertas itu, Tanpa basa basi..

"maaf, aku tidak tau pembagian" Denzel memberi kertas kepada bidan

"Kau tau? Menjadi perawat itu harus tau matematika, ini baru dasar kau sudah tidak tau? Tapi aku senang kau jujur, kejujuran nilai utama menjadi perawat"

Ya, begitulah hari pendaftaran sekaligus wawancara hari itu. Yang aku tau dia adalah seorang laki laki yang datang mendaftar dengan ayahnya, yang katanya lulus teswawancara dan tes kesehatan..

Seminggu kemudian, dimana pendaftaran telah ditutup, civitas hanya mendapat 55 mahasiswa baru dari 80 map pendaftar. 55 orang, entahlah aku melihat para dosen dengan begitu semangat hingga malam pukul 22:16 merancang ruangan aula menjadi ruang ospek, sementara aku, memikirkan kesedihan betapa civitas tempat aku peenah menimba ilmu dengan baik, civitas yang sangat berbeda dengan universitas dimana aku menyandang gelar S1 S2 ku, hanya  D3 keperawatan aku sedih, rumah sakit kami terkenal, dan mahasiswa perawat yang telah kami cetak dipercaya, dibeberapa rumah sakit, bahkan rumah sakit dipulau Jawa bahkan luar negeri selalu menginginkan mahasiswa kami setiap tahunnya. Tetapi, aku harus belajar dan selalu belajar kepada dosen dosen ku yang ada disini, dengan kekeluargaannya, kebersamaan, bahkan dimalam ini ibu direktur civitas kami ikut menggunting pita malam itu.

ini adalah hari pertama ospek, pembukaan, sambutan, dan ucapan terima kasih mewarnai pembukaan ospek akademik, kemudian disisi lain tambahan dari kakak kelas

"Hem, gini dek, besok kalian datang pukul 5:20, ya? 5.20 sudah harus ada dikampus bukan baru mau berangkat dan sebagainya" begitulah penyampaian kakak kelas yang menjadi panitia ospek

"Oh ya, dan juga kalian cari 10 anatomy tubuh, kalian cari beserta nama latinnya terus kalian harus hafal! Makasih adik adik" tutup kakak tersebut.



pukul 16:30 Denzel pulang kerumah, kemudian mensearching tugas yang diberikan

"Allah susah banget lagi, ini baru diospek gini? Oke tenang.. 10 kan? Yatuhan ada 200 lebih. Jangan bilang kalau besok besok ada mata pelajaran menghafal anatomi gini?" Kemudian Denzel menyelesaikan tugasnya.

Dear DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang