Hiro, Nosokomial

40 17 5
                                    

Aku tidak peduli betapa Doni tidak mensupport hubungan kami lagi, padahal saat aku sedang patah hati Miya memiliki kekasih, dia malah ingin aku memiliki penggantinya.

Malam itu, aku kerumah Luna untuk mengajaknya mengobrol, tetapi orangtuanya mengajakku makan malam

"Karena hari ini kita ditemani makan Denzel? Buat Luna, kamu pimpin doa makan ya nak?"

"Bapa kami yang ada di surga, Firman Tuhan yang kami dengar pada malam hari ini menjadi kekuatan bagi kami. Dihadapan kami telah tersedia makanan dan minuman yang sudah di sediakan oleh keluarga di tempat ini boleh kami nikmati dan tangan tangan yang sudah mengerjakannya Tuhan berkati. Untuk saudara saudara kami yang belum mendapatkan berkat seperti ini juga Tuhan Berkati. Di dalam nama Tuhan Yesus kami sambut berkatmu dengan ucapan syukur, Haleluya Amin" Luna.



Kami makan malam saat itu, aku sangat malu, kemudian aku dan Luna berbincan bincang diluar bersama dengan adiknya Edelyn

ibunya keluar

"Masa sih?" Senyum lebar mama

"Sebenarnya Denzel, aku mengajak kamu kesini ada yang mau aku katakan" Luna datar

"Ada apa?" Denzel mulai khawatir

"Apa kau percaya dengan Luna?" Om Adrien(papa Luna)

"Aku... kenapa itu harus dipertanyakan, kenapa, apa sih?"

"Hehehe tenang nak, sebenarnya Luna, dapat diklat, pendidikan dan latihan dirumah sakit, dia diajak bekerja dirumah sakit selama dua bulan di Jawa" tante Maysa (mama Luna)

Denzel tertunduk membuat orangtua Luna meninggalkan mereka berdua

"Luna, kenapa harus kamu?"

"Kau tau, sebenarnya aku juga tidak mengerti, 3 orang dipanggil saat itu, aku, kak Zack, kak Dona, tapi suami kak Dona tidak mengizinkan, sedangkan kak Zack dia benar benar tidak mau"

"Aku benar benar merencanakan apa yang akan terjadi bila kita berdua satu praktek disaat aku praktek di bangsal lagi"

Luna meneteskan airmata

"Kau.... ini impian kamu, kau memang luar biasa, kau pantas mendapatkan kesempatan ini, bahkan jika kau bisa mendapat lebih, kau harus" Denzel



Denzel pulang dengan perasaan sangat sedih, dia sungguh tidak rela bila Luna akan pergi meninggalkannya, tidak tau rencana apa yang dia inginkan yang pasti dia sangat sedih impiannya berpraktek bersama Luna hancur. Maka dari itu, dia tidak mungkin menunjukkan kesedihannya terus menerus kepada Luna, dia khawatir impian Luna hancur karenanya. Jadi dia menelfon kak Ami, kak Ami tidak mengangkat telfon 4 kali, sungguh Denzel putus asa, tetapi kak Ami menelfon dijam 23:11

"Ada apa Denzel? Kau tidak apa?" Kak Ami

"Beritahu aku, tentang Luna akan ke Jawa"

"Iya, maaf ya Denzel, sebenarnya rumah sakit sangat mengakui kinerjanya, yaa kau tau Luna orang yang sangat baik, dibangsal kami, kami menahannya, dengan alasan bangsal elit masih membutuhkannya, dan selalu membutuhkannya, tetapi kau tau, saat suster Bertha mengatakan itu, aku bisa melihat kalau Luna sebenarnya senang diundang kerja dirumah sakit, jadi kami menahan diri" kak Ami

"Aku mungkin egois, jika melarangnya pergi dan membiarkan impian aku, rencana aku dimasa yang akan datang, aku bermimpi saat aku praktek dirumah sakit lagi, aku akan selalu bertemu dengan dia dannnnn......" Denzel

Dear DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang