*dua minggu berlalu, memasuki bulan puasa, Denzel tetap kuliah
"Selll, kamu puasa?" Tanya Sahab
"kenapa?" Denzel lemas.
"Sahur WA kamu ceklis satu, curiga gue lu ga bangun"
"Emang ceklis satu bikin puasa makruh? Ceklis dua amal puasa dilipat ganda kan?" "Ehhhh sudah sudah kak Miya WA aku untuk naik keatas untuk latihan"teriak Gina. Semua teriak
"haus gini disuruh latihan nyanyi" Anna.
"Ya! Emhhh, pertama tama saya ucapkan selamat berpuasa ya, bagi yang merayakan, jadi sudah dibagi kan suara alto, tenor sama sophran? Jadi kita fokus ke sopran sama alto " Pungkas Miya, setengah jam berlalu, Miya masih melatih alto dan sopran
"Tuhan Yesus, Miya sudah cantik, pinter, suara njeer" Tertawa Albert.
Entah karena memang suara Miya yang indah dan parasnya yang cantik setiap melatih, dia membuat Denzel semakin tergila gila. Tetapi
"gue yang ga puasa aja mau surrender" Kesal Albert
"karena sekarang pukul 15:02 sekarang kalian boleh pulang, terima kasih latihannya satu minggu ini, besok kita masih latihan " Tutup Miya
"Naik Denzel" Dendi menawarkan tumpangan untuk Denzel
"udah.. kamu duluan aja" tolak Denzel
"aku aja :D " Albert tiba tiba naik ke motor Dendi.
"Apaan sih lu bert, yaudah duluan yah Zel, byeee" kemudian semua temannya pulang,
Denzel begitu gelisah dengan perasaannya, dia sangat menyukai Miya semenjak latihan, mungkin karena sering bertemu bahkan dia menolak pulang dengan Dendi demi melihat Miya pulang, Denzel menunggu di depan pagar sambil melihat ke dalam lapangan apakah Miya keluar.
"Astaga, tidak mungkin dia sudah pulang, motornya ada di parkiran" kemudian Miya keluar sambil bermain gadget, lalu melihat Denzel, Denzel pun berbalik , Miya heran sudah satu jam berlalu tapi Denzel belum pulang.
Kemudian Miya berjalan perlahan lahan, dia kemudian duduk di kursi depan asrama sambil melihat Denzel dan menunggunya untuk pulang.
"Astaga, kok belum ada bunyi mesin motornya sih? Ezzzz balik ga yah? " cemas Denzel.
"Tunggu dia pulang baru aku pulang deh :)" Miya sambil melihat Denzel dari luar, Miya tersenyum
Miya dan Denzel saling berharap mereka pulang dukuan, miya yang malu dan khawatir pada Denzel, dan Denzel kini gengsi bila harus pulang jalan kaki atau meminggirkan angkot
Tiba tiba, Kai, teman komunitas Denzel, datang dan menawarkannya untuk pulang, tapi sekali lagi Denzel yang bucin tidak ingin.
"zel, dosenmu?" Kai melirik Miya
"Jangan diliat!!" Kaget Denzel
"kenapa?"
"aku lagi nunggu dia pulang dulu :") " curhatnya.
"lo suka sama dosen lo?" canda Kai
Kai dan Denzel berbicara lama saat itu, tetapi membuatnya semakin jenuh ketika Kai pulang. Denzel lalu menjatuhkan diri , kemudian duduk di jalan. Miya kaget dan merasa Denzel tidak enak badan, ia ragu kemudian menarik nafas untuk memberanikan diri mendatangi nya, tapi Denzel berdiri lalu berjalan meninggalkan kampus sambil menunduk dengan pelan.
"Aku jahat ya? Sssshhh selain jahat aku juga, ahhh aku sudah berjanji untuk menjadi dosen yang profesional, dimana menjadi dosen tanpa menghubungkan pekerjaan dengan pribadi, walaupun sebenarnya bukan hubungan pribadi " tanpa sadar Miya berbicara dan kemudian keluarlah seseorang membuatnya kaget
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dosen
Fiksi Remajaini adalah kisah nyataku, tetapi cintanya hanyalah khayalan Jadi CINTA itu saling cinta? Atau yang baik untuk yang baik? Atau Seagama? Atau seumuran? Menurut kamu apa? Jujur, aku tidak pernah meragukan cintamu padanya, tapi yaa kau sedang terbunuh o...