Only Today

41 15 0
                                    

Aku Miya, kali ini aku akan membantu menceritakan apa yang terjadi ***

Pagi itu, dikampus, aku bisa melihat pemilihan BEM kampus dari atas gedung lantai dua oleh para mahasiswa, aku menatap Denzel yang saat itu memegang pulpen dan kertas, ya dia bendahara kan? Aku tebak dia sedang menagih ditengah keriuhan pembacaan visi misi BEM. Dua minggu setelah Luna meninggal, dia sudah mulai senyum, walau aku tau itu adalah bukan senyum yang tulus. Terbiasalah..

"Nanti tagihnya Denzel" sikut Wati.

"Iya" Denzel memasukkan kertasnya.

Doni seketika mengacuhkan Denzel dan menatap ke atas, sebenarnya Denzel penasaran tetapi ketika ingin berbalik, Denzel lebih dulu melihat jendela ada pantulan Miya.

"Harus dia ya? Aku masih berduka kepergian Luna, belum sembuh luka ini, ditambah aku rindu dia" Denzel menatap sahabatnya itu.

"Maaf Denzel, sebenarnya aku tidak mau kau mencari pengganti Luna, jangankan kamu, aku aja rindu dengannya, tapi. Entahlah maaf kami, kau tau kami hanya ingin kau rindu sedih berduka, tapi jangan larut gitu maksudnya" Doni.

"Tenang kok, bahkan dipesan terakhir Luna, dia menitip aku ke Miya, katanya Miya bakalan menjadi penerusnya, dia memintaku mencintai Miya sekali lagi" Denzel "Jadi?" Albert.

"Jadi, aku akan pastikan dia putus dengan Dave"

"Lalu kau akan menembaknya?"

"Tidaklah, aku rasa membantunya sudah cukup" Denzel

Saat itu jam pelajaran pak Hendri, aku mendapat laporan bahwa anak PA ku, Denzel meninggalkan kelas pembelajaran. Aku bisa apa? Dia begitu berduka, aku ramal dia sedang ke makam Luna.

Denzel keruangan Miya, dengan memberi makalah tugas yang telah ia selesaikan

"Ini.. ini sudah rapih, maksudnya sudah benar, tapi intervensi dan ONEC mu kurang"

Aku berusaha tegas kepada Denzel, aku marah kepadanya kepada dia pulang kemarin meski jam belajar belum selesai

"Denzel, kau alpa lagi, kau tau resikonya adalah denda dinas, kau bisa mengatakan kau izin maka kau  akan denda dinas dua hari, tetapi kau diberi jam istirahat oleh pak Hendri, sisa satu SKS lagi, tapi kamu keluar. Ini kamu alpa lagi"

Denzel hanya menatap Miya.

"Duduklah, aku akan mengajari kamu, ambil buku kamu" Miya

"Yang mana?" Denzel duduk.

"Ini, ONEC nya hanya dua? Ini lumayan loh Denzel bila kau beri satu lagi, apalagi yang kamu buat ini hanya pernyataan yang umu kau tau? Aku tidak akan mencoret makalahmu, cukup kau lem kertas tepat dibelakang sini utuk tambahannya ya?" Miya.



Aku memberi banyak saran pada Denzel, sayangnya aku mengharap harapan. Sedangkan dia begitu dinginnya, tapi aku setidaknya lega, persiapan dia dinas saat ini, dia mulai konsisten menyelesaikan makalahnya, aku harus lebih tegas lagi, itu membuatnya merasa tertantang, aku tidak ingin melihatnya melemah, dia adalah Denzel yang menyukai tantangan.

22:39

Bingo! Denzel bertemu Miya dan Dave dikafe kala itu

Denzel sebenarnya tidak ingin membongkar bahwa Dave adalah pemabuk, tapi ia ingin Miya tau sendiri sifat asli Dave. tetapi malam ini. Lina menghubungi Denzel bahwa kak Miya dan si Dave berada di cafe tempat yang disebut Denzel. Denzel kesana..

Dear DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang