CHAPTER 6 : FALLING DOWN

117 15 0
                                    

🔊Pemberitahuan :

Untuk di chapter selanjutnya. Ayah selena akan ditulis sesuai namanya, Yaitu mesakh.

_____________________________

Sesuatu berdering keras di kepala adam, berteriak kepadanya bahwa pemuda itu sudah mulai melanggar prinsip prinsip yang telah dipegangnya selama ini.

Gadis bermata hazel itu merusak selurus sistem didalam otak adam perlahan. Adam yakin bahwa tadinya dia ingin membiarkan gadis itu mati karena hipotermia digurun pasir. Dengan seperti itu semua dendam dan rasa sakitnya dapat terbalaskan. Dengan kematian putrinya mesakh akan merasakan keperihan yang adam rasakan.

Mata amber adam memandang gadis yang tengah meringkuk itu dengan tajam. Adam bukan laki laki bodoh. Adam jelas tahu, bahwa gadis yang di tolongnya adalah darah daging mesakh. Tapi tubuh adam bertindak aneh tadi. Tubuh adam bergerak sendiri memapah gadis yang sudah tergolek lemah di tengah gurun pasir.

Selena menggeliat didalam tidurnya. Cahaya api unggung membuat wajah pucatnya bersinar. Perlahan kelopak matanya terbuka. Adam kembali terperosok jatuh kedalam pusaran sihir pupil mata hazel itu lagi. Selena terpaku menatapnya dengan kaget.
"Pulanglah! Suhu diluar sudah tidak sedingin tadi!" Ucap adam datar.

"Kenapa menolong ku? Bukan kah kamu mau membunuh ku?" Tanya selena sengit.

"Kami tidak membunuh anak2, perempuan dan orang lanjut usia!"
Ucap adam dengan suara baritonnya.membuat selena terdiam. Jantung selena berdebar kencang karena suara bariton pemuda yang bahkan belum dia ketahui namanya.

Selena merapatkan selimut nya kearah tubuh. Mencoba kembali kehangatan dan kenyamanan selimut itu sekali. Bimbang. Hati selena diliputi kebimbangan. Kemana dia akan kembali? Jelas mesakh tidak menginginkan dia lagi. Lalu kemana selena akan kembali?

"Cepatlah pergi!Sebelum teman teman ku datang!" Adam menarik selimut di genggaman selena. Membuat gadis itu terhuyun huyun hendak jatuh. Matahari sudah hampir terbit. Menimbulkan warna keemasan di langit.

"Aku tidak tahu kemana harus pergi!" Selena bangkit

Mata adam melotot kearah selena. Mengeram marah seperti singa yang kelaparan. Ekor mata adam terus saja melirik langit yang terhampar melalui jendela usang di markas. Sesekali adam kembali melirik gadis aneh didepannya. Selana berjalan mondar mandir tanpa arah. Otaknya terus saja berfikir.

"Izinkan aku tinggal disini!"ucapan selena sukses membuat adam terhentak dari pijakannya. Mata amber laki laki itu membulat sempurna. Menampilkan visual warna yang indah dimata selena.

"Kau gila? Tidak akan pernah!" Adam berjalan mendekati selena.

"Jelaskan pada ku kenapa tidak akan pernah?" Timpa selena sengit.

"Aku tidak harus menjelaskan apapun pada mu, nona!"

"Aku tidak akan pergi dari sini!" Ucap selena penuh sarkasme.

Adam menghela nafasnya dengan berat. Jam sudah menunjukan pukul 03.50 waktu setempat. Seharusnya adam sedang menjalankan ibadah solat tahajud sekarang. Tapi lihat apa yang di lakukannya sekarang. Adam harus meladeni perempuan keras kepala yang baru saja di tolongnya. Adam menyesal telah menolong selena. Seharusnya dia membiarkan selena mati di gurun malam tadi.

"Kau sangat menyusahkan! Seharusnya aku meninggalkan kamu digurun tadi!"
Selena terdiam. Mendengar perkataan datar yang tajam dari adam. Pemuda itu tampak sangat kesal padanya. Mata hazel selena terus saja memperhatikan gerak gerik adam. Adam berjalan kearah keran air dan mulai membasuh airnya ke bagian wajah, tangan hingga kakinya.

My BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang