CHAPTER 13 : DENY IT

167 15 12
                                    

Lelaki paruh baya itu menghempaskan nafasnya dengan berat. Matanya menatap lekat pemuda yang terbaring lemah diranjang rumah sakit. Julian terdiam. Tidak mampu mengatakan apapun didepan mesakh yang sudah sedari tadi berdiri dihadapannya. Kedua lelaki itu sama sama terdiam.
Berkutat dengan pikirannya masing masing.

"Adam bersamanya, paman!" Ucap julian lemah

"Jangan mengatakan apa apa, julian!" Mesakh memejamkan matanya dengan berat. Kepalanya terasa sangat pening. Kabar julian gagal membawa pulang selena menyebar dengan sangat cepat disini. Termasuk kabar selena telah mengkhianati mesakh juga telah menyebar keseluruh negeri ini. Meskipun pemerintah belum mengeluarkan pernyataan apapun atau tindakan apapun untuk menanggapi isu ini. Mesakh gelisah. Hal itu mampu membuatnya resah. Setelah sekian lama mesakh tidak pernah merasakan resah didalam hatinya. Tapi kenapa sekarang lelaki itu bahkan sangat resah. Memikirkan bagaimana nasib putrinya kelak.

Bukankah dulu mesakh juga pernah membuang selena dan lauren? Yang harus mesakh lakukan hanyalah membuang selena sekali lagi dan membersihkan namanya yang tercemar karena ulah selena. Tapi kenapa semua terasa rumit bagi mesakh. Sesuatu itu terlalu rumit untuk dijelaskan pada siapapun. Karena mesakh pun tidak yakin bagaimana perasaannya sekarang. Apakah ini karma? Bukankah ini karma bagi mesakh? Saat hatinya terlalu takut kehilangan selena yang bahkan pernah mesakh buang dulu.

"Pemuda itu tidak main-main, paman! Dia... Dia hebat!" Ujar julian lemah. Julian mengingat semuanya. Saat peluru pemuda itu menghujani tubuhnya dari segala penjuru. Dan julian bahkan tidak bisa membaca dimana posisi pemuda itu saat dia menghujani tubuhnya dengan peluru.

"Ada sesuatu diantara mereka berdua. Aku yakin! Pemuda itu menggenggam jemari selena!" Tambah julian.

"Cukup, julian! Jangan mengatakan apa-apa lagi! Aku sendiri yang akan menghabisi nyawa pemuda itu!" Mesakh mendengus kasar dan melangkah pergi. Meninggalkan julian yang terngaga melihat sesuatu menyala dimata mesakh. Dapat julian pastikan saat mesakh bertemu dengan adam, itu adalah waktu kematian adam.

*************

Selena mengutuk dirinya sendiri. Bagaimana bisa selena bertindak begitu agresif pada adam 3 hari yang lalu. Sungguh selena tidak akan tahu jika akhirnya kejadian itu menarik keduanya dalam keadaan canggung disetiap kondisi. Saat berpapasan, saat rapat atau saat bermain bersama amar. Semuanya terasa menegangkan. Dan hal yang paling selena sesali adalah adam berusaha menjauhinya setelah kejadian bodoh itu. Meskipun pemuda itu tidak pernah membasah kata katanya, selena paham adam mengingat semuanya.

Pikiran selena teralihkan. Amar bergelayut manja dilengan selena. Gadis bersurai pirang itu tersenyum hangat, menyambut amar dengan pelukan hangatnya.

"Ayo habiskan makanan mu sebelum ka adam pulang!" Selena menyendok nasi dan telur ceplok dan menyuapi amar dengan lembut.

"Atau dia akan memarahi ku kan kak?" Amar menyambut suapan itu dengan cemberut.

"Bukankah kamu bilang kamu ingin jadi kuat dan membantu kaka mu?? Makanya makan yang banyak ya!"

"Kak selena, tinggallah bersama ku dan ka adam. Aku bosan bermain dengan ka zainab. Aku hanya ingin bermain dengan mu!" Amar cemberut. Selena terdiam kaku. Apa yang harus selena katakan pada anak kecil yang pintar seperti amar. Amar sangat pintar, ucapan selena bisa menjadi boomerang bagi selena.

"Mmm...mmm, itu tidak semudah yang kamu bayangkan amar!" Selena mengelus lembut rambut amar yang berwarna sama persis seperti rambut adam.

"Kenapa kamu menolak permintaan ku?? Apa kak adam menyakitimu kak?" Mata selena membulat sempurna. Menampakan pemandangan iris mata hazel terang yang begitu indah. Selena terkejut oleh jawaban amar. Bagaimana bisa bocah seumuran amar berfikiran seperti itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang