Tujuh Belas

6 1 0
                                    

*******


Samar samar  saat  aku  akan  menutup  mata dan tertidur aku melihat makhluk itu LAGI,,

Apa, lagi?

Dia masih mengikutiku, tapi aku sekarang benar-benar ngantuk, ah masa bodo, aku ngantuk.

***
"Hei gadis sialan kenapa malah mengusir ku? asal kau tahu saja, aku sedang menghukummu, jadi aku tidak akan meninggalkanmu sampai kau benar-benar jera dengan hukuman yang kuberikan, dan satu lagi aku bisa bicara kapanpun aku mau, kau mengerti?"

"Tunggu, apa ini? Kenapa disini gelap sekali? Aku dimana? Dan siapa kamu? Kenapa kamu mau mengikutiku terus? Apa kamu nggk bosan?"

"Rupanya kau tak punya rasa takut ya, aku sudah salah menilaimu sebagai gadis penakut saat pertama kau melihat ku"

"Kenapa juga aku harus takut, aku tidak dapat melihatmu, coba tunjukkan dirimu!"

"Dasar kau gadis sialan"

"Hentikan omong kosong ini, dan tunjukkan wajahmu, gelap sekali disini, aku tidak mau BUTAA...."

Klik..

Suara lampu dinyalakan.

Dan,

"Hah,,"
"Ternyata mimpi, aku bermimpi, seperti nyata tapi ini mimpi, bahkan aku langsung sadar kalau ini mimpi, apa sih ribet sekali"

Aku ngedumel sendiri di dalam hati.

Masih dalam posisi tidur menghadap langit-langit kamar, mataku ingin kembali terpejam tapi aku urungkan, karena aku sempat melihat jam weker di kamar ku,

17.30

Aku bergegas mandi lalu sholat magrib.

Aku lapar, jadi memasak seadanya yang ada didapur.

Saat aku akan makan sambil menonton tv, aku merasakan ada rasa hangat disebelah ku, seakan disebelah ku ada api yang menghangatkan tubuh ku.

Aku menengok ke arah rasa hangat itu.

Sungguh terkejut diriku dan membelalakkan mataku, berkedip kedip beberapa kali menyakinkan apa yang aku lihat.

"Kau? Kenapa masih disini? Bukannya sudah sepakat tidak akan mengikutiku lagi?"

Entah jiwa apa yang aku miliki, aku langsung sepontan memarahinya tanpa rasa takut.

"Hai gadis, bukankah sudah ku kasih tau aku tidak akan meninggalkan mu"

"Wah dia bisa bicara menggunakan bahasa ku pula"

Ucapku dalam hati sedikit ada rasa jengkel, benar-benar terkejut diriku sampai membelalakkan mataku lebar-lebar padanya.

"Tentu aku bisa bicara, kenapa sebegitu terkejutnya kau, heh"

"Wah bahkan dia bisa membaca apa yang aku pikirkan, sungguh makhluk ajaib"

Rasa jengkel ku tadi mendadak berubah menjadi rasa takjub sekarang, sungguh makhluk ini,,

IN FLOWER GREEN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang