*******Kenapa aku bisa berurusan dengan makhluk ini.
Sungguh makhluk ini punya otak atau tidak sih, oh iya aku lupa dia kan makhluk halus.
"Baiklah akan aku jelaskan"
" Silahkan!"
"Aku tidak perlu jawabanmu, dan jangan potong ceritaku"
"Iya iya"
Aku melihat dia mengambil nafas dalam-dalam, sepertinya dia akan benar-benar cerita panjang lebar.
"Jadi sejak awal kau melihatku, aku sudah berfirasat buruk, kau memisahkanku dari kelompokku dan itu benar-benar terjadi, jadi aku mengutukmu bernasib sama sepertiku yaitu kesepian, sedikit demi sedikit kau mulai kehilangan orang-orang terdekatmu kan?, tapi saat kau menggambarku aku berpikir akan memberitahumu untuk kembali kan aku ketempat semula tapi kau tak sadar juga,,,"
Tiba-tiba dia berhenti bercerita dan menatapku tajam, lebih tajam dari sebelumnya.
Dia berjalan dan duduk disebelah ku, pandanganku masih mengikuti arah geraknya.
Lalu dia membalas tatapanku, alhasil kami saling pandang.
"Sungguh aku tidak habis pikir betapa sulitnya memberitahumu, dasar kau gadis bodoh dan mudah putus asa, dasar lemah,,"
Hah, apa maksudnya? Dan sebelum dia semakin mengataiku, aku langsung menanggapinya.
"Tunggu, maaf ya bukannya aku ingin memotong ceritamu tapi aku tidak terima dengan hinaan itu, bisakah kau menjelaskan saja tanpa menggunakan hinaan!"
Selesai bicara itu aku melihat dia memutar kan bola matanya, entah apa maksudnya.
"Yah emang kau itu sangat puitis,,"
Apa sih maksudnya.
"Aku memberi tau kau bahwa kembalikan segera aku ketempat semula melalui buku diary mu tempat kau menggambar aku, tapi kau tak sadar juga dan dengan terpaksa aku harus menunjukkan diriku yang asli ini. Dan,,, tidakkah kau terpesona dengan wajah tampanku ini sehingga kau memandangiku terus?"
"Hah?"
Wah kata-kata terakhirnya sungguh tidak enak didengarkan, bisa-bisa nya dia dengan PDnya mengatakan itu, membuatku terkejut saja.
"Maaf ya tuan, ini karena saya menyimak cerita tuan dengan teliti dan jeli, bukan karena saya suka tampang tuan yang dari tadi sok keren itu"
Aku langsung menjawabnya dengan mantap, dan dia menanggapi nya dengan tawa sinis menyunggingkan senyumnya.
Dan jika boleh jujur senyumnya itu sedikit keren, SEDIKIT ingat itu.
"Oh ada banyak pertanyaan yang ingin aku ajukan. 1. Darimana aku bisa memisahkan tuan dari kelompok tuan yang tidak aku pahami sampai akhir ceritanya? 2. Di mana asal tuan? 3. Kenapa tuan masih ingin menghukum saya, apa mengutuk saya masih belum cukup?"
Aku mengakhiri pertanyaan-pertanyaan ku yang aku hitung jumlahnya ada 3.
"Jawabannya hanya satu, yaitu"
Dia menunjuk bunga hijauku yang aku beri nama agabong.
Aku menyipitkan mataku tidak percaya, apa dia pemilik bunga itu.
"Ha?, maaf aku tidak mengerti maksudmu?. Atau apa itu bungamu?"
Lagi dan lagi aku banyak bertanya.
"Iya itu bungaku, kau mencurinya, segera kembalikan bunga itu!"
Dari cara bicaranya, aku tahu dia sedang emosi sekali, tapi juga tidak harus menyentak begitu juga kali.
"Apa buktinya kalau kau pemilik bunga itu, lagi pula bunganya tidak aku ambil semua, di sana masih ada yang lainnya."
"Jika kau tidak percaya, ok baiklah, maka akibatnya kau akan tetap terkena kutukanku. Sendirian terus tanpa ada seseorang yang dapat kau minta bantu. Karena kau juga membuatku terpisah dengan kelomokku."
Dia menjawab dengan panjang lebar.
Dan ok aku mulai paham, aku harus mengembalikannya sebelum dia membuat diriku terkutuk lebih parah lagi.
Diriku ini manusia yang sosial bukan individual.
"Baiklah akan aku kembalikan, kau terlalu banyak bicara hal yang sulit untuk ku pahami."
Kini diriku pasrah saja.
Menyerah bukan berarti kalah, hanya saja aku tak mau memperpanjang masalah.
***
Keesokan harinya aku mengembalikan bunga agabong itu.
Sungguh disayangkan sebenarnya untuk mengembalikkannya bunga itu, sungguh cantik dan menarik.
Namun ajaibnya setelah aku mengembalikkan bunga itu, aku mendapat telefon dari ibu kalau katanya bapak sudah dapat pulang kerumah.
Senangnya hatiku, akhirnya seluruh keluarga ku kembali kerumah lagi.
Dan terkejutnya lagi diriku, Bammie pulang berkunjung ke rumah lamanya.
Sungguh kutukan itu ada, aku kira dia makhluk itu berbohong soal kutukan itu.
Sejak aku kembalikan bunga itu, aku sudah tidak lagi melihatnya.
Entah pergi menghilang kemana dia, aku tidak peduli.
ThE EnD......
Maaf ya ceritanya ngenggantuk.
Sebab aku banyak vakumnya.Dan
Terimakasih untuk pembaca yang membaca cerita ini sampai selesaiByebye
GoodBye
😘💋❤
GYanayo_Ky
KAMU SEDANG MEMBACA
IN FLOWER GREEN (End)
FantasíaPublikasi : 14 Mei 2018 ~~ Sendiri itu bukan berarti sepi Mungkin kau tidak lagi sendiri Sesorang sedang mengawasimu Cobalah menikmati hidup #ceritanya memang sedikit membosankan awalnya. #Tapi jika dibaca terus mengikuti semua alur ceritanya bakal...