3.Kantin

300 34 17
                                    


****

Angga membuka isi dari sebuah surat kecil yang bertuliskan terimakasih lalu di temani sebuah coklat berpita pink di atas bangkunya.
Ia tersenyum sinis, lalu segera memasukan sebungkus coklat itu ke sakunya.
Ia tahu Elvina yang memberinya sebuah coklat itu, rasanya sayang jika harus di buang, bukan karna suka atau perasaan apa ini hanya sekedar kasihan.

Jika dikatakan benci? Angga tidak benci sama sekali dengan Elvina hanya saja ia tidak suka dengan kegigihan Elvina yang mencoba meluluhkan hatinya, karna sampai kapanpun hanya ada nama Putri di hatinya gadis yang ia sukai dari kecil sampai sampai sekarang ini. Hanya saja, ia masih belum punya keberanian mengungkapkannya.

"Angga, lo di cariin Putri tuh," Ucap Doni sembari menaruh tasnya ke bangku.

Andi yang mendengarnya langsung bersiul ria.

"Udah bung, lu sikat aja dah. Percuma lo mendem perasaan lo bertahun-tahun, mending lu ungkapin ke dia,tentang dia terima apa enggaknya ya itu urusan dia," Saran Andi.

Mark yang mendengar ucapan Andi langsung cengengesan.
"Mantep juga saran lu Mang, boleh tuh Ngga di coba,"

"Bah dia mah banci Mark," Sanggah Doni.

"Sangat banci, gaada keberanian buat nembak si Putri, padahal udah deket banget tinggal pepet aja langsung dapat dah," Sahut Andi.

"Bacot lu semua," Umpat Angga kesal lalu segera berdiri keluar dari kelas.

"Semangat beb, jangan kasih kendor," Teriak Doni.

***

Elvina tersenyum menatap Saga yang kini tengah menantinya di kantin, pria itu begitu sangat baik ke Elvina rela pagi-pagi begini datang ke kantin hanya untuk menemani Elvina sarapan pagi.

"Maaf gue lama ya," Tutur Elvina menghampiri Saga yang mungkin sudah lama menantinya.

"Ga kok, baru 15 menit," Jawab Saga.

Elvina tersenyum," Lo mau pesan apa?"

"Gua ga makan, tadi dirumah udah makan," Jawab Saga.

Elvina mengangguk, lalu segera memanggil Mang Adi pemilik kantin untuk segera menyiapkan nasi goreng spesial untuknya pagi ini.

"Vina, lo kemarin pulang bareng siapa?" Tanya Saga, tatapannya begitu mengintrogasi.

Elvina menelan salivanya.
"Angga," Jawabnya pelan.

Saga tersenyum sinis.
"Jadi itu alasan lo nolak tawaran gue kemarin?"

Elvina menggeleng cepat.

"Ga gitu kok, kemarin gua-"

"Udah Vina udah, gua paham sampai kapan pun hati lo ga akan bisa kan buat nerima gue?"

Elvina menunduk, tak tau bagaimana menjelaskan ke Saga bahwa ia benar-benar tak bisa memberi hatinya kepada siapapun kecuali Angga.

"Sudahi perjuangan lo buat dapetin Angga Vin, dia gasuka sama lo. Buka mata lo lebar-lebar ada gua yang dari dulu sayang sama lo," Ucap Saga.

Elvina masih dalam posisi menunduk.

"Dan lo liat itu, cowo yang selalu lo perjuangin, lagi sibuk perjuangin gadis itu," Saga menunjuk ke arah ujung pojok kantin, Elvina mengikuti arah tangan Saga kemudian menatap Angga bersama seorang gadis yang tengah sibuk bercanda ria.

Elvina tersenyum miris, hatinya lagi-lagi teriris.

"Hati lo sakit kan?" Tanya Saga.

"Sama kayak hati gua yang gapernah lo hargai," Final Saga.

Elvina menatap Saga, matanya berkaca-kaca rasanya begitu sakit di posisi ini.

"Maafin gue," Lirihnya, dadanya begitu sesak.

Saga mengelus pelan tangan Elvina, mencoba memberi sedikit kekuatan ke gadis itu.

"Gua akan selalu nungguin lo Vina," Ucapnya yang langsung di sambut oleh senyuman dari wajah manis Elvina.

Ting!

Sebuah pesan masuk dari ponsel Saga, pria itu langsung membuka ponselnya kemudian menatap Elvina.

"Vina, gua duluan ya. Ada urusan yang harus gua urus," Ucap Saga.

Elvina mengangguk iya, Saga kemudian segera berlalu meninggalkannya.

Elvina menghela nafas, pandangannya tak lepas dari ujung pojok sana.
Begitu beruntungnya gadis bernama Putri itu, ia bisa tertawa bahagia bersama Angga, bisa mendengar setiap keluh kesah Angga tak seperti dirinya yang selalu mendengar suara ketus dari Angga.

Elvina meringis, dadanya begitu sesak. Sakit sekali di posisi mencintai tanpa di cintai, memperjuangkan tanpa di hargai. Ingin berhenti namun sudah berjuang sejauh ini sangat sayangkan jika ia berhenti di tengah jalan, jika Angga memang tidak bisa mencintai setidaknya sedikit saja ia coba menghargai.

"Lo harus janji ke gue Ngga, kalo lo bakalan jemput gue?" Tanya Putri ke Angga, mereka tengah berjalan di depan Elvina.

Angga mengangguk iya, di liriknya Elvina yang tengah duduk sendirian menunduk.

Putri tersenyum bahagia.
"Makasih Angga, gua seneng bang Aghhhhh..." Teriaknya ketika minuman yang ia pegang tiba-tiba lepas dari genggamannya jatuh ke meja Elvina.

Elvina tersentak, habis baju seragamnya basah terkena minuman Putri.

"Elvina, gua ga sengaja yaampun," Ucap Putri seumbari mengelap baju Elvina, ia begitu merasa bersalah. Jujur, ini memang di luar kendalinya ia tak sengaja menumpahkan minuman itu di meja di Elvina.

Elvina tersenyum kecil, di tatapnya Angga yang tengah memandangnya datar tanpa ekspresi.

"Gapapa Put, elo juga ga sengajakan," Jawab Elvina.

"Gak, ini salah gue. Yaampun, baju lo basah banget El," Ucap Putri tangannya masih sibuk mengelap baju Elvina.
Elvina memandangi wajah cantik Putri, wajar jika Angga mencintai gadis ini selain cantik dia juga punya hati yang baik.

"Tangan lo juga basah Put," Ucap Angga, di tariknya tangan Putri kemudian mengelapnya pelan.

"Ini ga seberapa sama Elvina," Sahut Putri.

Elvina terdiam, takut menatap ekspresi Angga yang sedikit menyeramkan.

"Lo bisa sendirikan bersihin baju lo?" Tanya Angga, di tatapnya Elvina begitu datar.

Elvina mengangguk.
"Bisa kok,"

"Maafin gue ya El," Lirih Putri, ia benar-benar begitu merasa bersalah.

Elvina mengangguk.

"Yaudah, gua anterin lo ke thoilet buat cuci tangan lo," Ucap Angga.

Putri mengangguk, Angga kemudian segera merangkul bahu gadis itu meninggalkan Elvina.

Elvina tersenyum getir, di tatapnya ujung bajunya yang begitu basah, pelan ia mengelap baju itu. Buliran bening menetes membasahi wajahnya, sakit sekali rasanya. Kenapa Angga tak pernah bisa menghargainya, apakah begitu hinanya dirinya di mata Angga? Kenapa mencintai Angga harus sesakit dan semenderita ini.

Elvina segera menyeka air matanya, rasanya tak elok harus menangis di tempat umum begini. Ia kuat ia harus kuat, ia pasti bisa mendapatkan cinta Angga.

*****

Big love gaesss

See you AnggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang