14. Sad Saga

51 1 0
                                    

Kembali pada kenyataan yang benar-benar membuat Saga harus mengaca diri berkali-kali, ia bungkam pada rasa nyeri yang membuatnya merintih sepanjang hari. Ia menatap gempulan asap rokok memenuhi ruang kelas, para bad boy sekolah sedang mengadakan rapat pagi ini. Ia tak habis pikir, ada-ada saja tingkah aneh dari mereka yang selalu menghabiskan masa remajanya dengan hal yang merugikan waktu.

"Ketua kelas, gabung sini." Seseorang angkat bicara, menatap remeh Saga yang tengah menatap mereka dingin. Lalu gelak tawa keras seseorang memecahkan ruangan, tawa yang kembali meremehkan Saga. Saga tersenyum sinis, lalu berjalan menghampiri gerombolan siswa pemalas itu.

Semua bersiul menggoda, sang siswa terpelajar kesayangan guru nekat berdiri di sekelompok mereka.

"Gua ga nyangka lo punya nyali sebesar ini," Kekeh Acep selaku ketua genk mereka.

"Bosan lo jadi orang baik?" Sambung Alan.

Saga hanya acuh lalu merebut sebatang rokok dari tangan Alan, lalu segera menjepitnya di bibir.

"Weehhhh.." Acep bersorak ria.

"Sepertinya gua perlu warna di hidup gua, bosen datar mulu." Ucap Saga.

Alan bersorak ria, " Come on bro, warnai hidup semau lo!"

Saga terkekeh membenarkan ucapan Alan, mungkin jalan begini bisa membuat ia bahagia tanpa Elvina, mungkin dengan cara begini membuat ia lupa akan tawa Elvina, semoga.

**

"Buka dulu helmnya," Ucap Angga memperingati Elvina yang hendak pergi ke kelas.

Elvina tercengir lalu segera membuka helmnya kemudian menodorkan ke Angga.

"Rambut lo berantakan tuh, ngaca dulu." Lagi-lagi Angga memperingati.

"Rapiin kek," Gumam Elvina terdengar kesal.

"Males," Jawab Angga enteng.

Elvina menggurutu sebal, lalu segera merapikan rambutnya yang sedikit berserakan itu. Angga tersenyum tipis, mengerjai kekasihnya itu benar-benar membuatnya bahagia.

"Udah siap," Ucap Elvina lalu segera menggandeng tangan Angga.

"Eeh apaan gandeng-gandeng," Ucap Angga segera menepis tangan Elvina.

"Kan kita udah pacaran," Jawab Elvina, rautnya terlihat kesal.

"Ya, terus?" Tanya Angga.

"Ya harus gandengan dong,"

Angga menghela nafas, lalu menatap mata Elvina lamat-lamat.
"Ini sekolah sayang! Ga baik."

Elvina mengulum senyum, merasa senang mendengar ucapan Angga barusan.

"Maaf," Ucapnya. Angga mengangguk singkat kemudian melangkah maju ke depan, tak perduli ekspresi Elvina yang langsung cemberut ketika ia telah ketinggalan satu langkah dari Angga. Elvina buru-buru mengejar Angga, tapi apa? Angga malah berlari tanpa menoleh ke Elvina, menyebalkan.

**

Luna mempersilahkan ketika Elvina memasuki kelas, wajah Luna terlihat cemas, ia menarik pelan Elvina kemudian menunjuk ke arah pojok kelas yang sudah di penuhi gumpalan asap rokok para bad boy. Elvina mendesis pelan, gerombolan Alan benar-benar sangat menggangu mata, tapi ada yang ada aneh di sana, Elvina melihat ada Saga yang tengah nikmat menikmati beberapa bungkusan rokok yang sudah habis di depannya. Tangan Elvina mengepal, lalu segera berjalan mantap menghampiri gerombolan siswa berantakan itu.

"Ikut gue," Ucap Elvina ketika sampai di depan Saga, tatapannya begitu mengerikan kali ini. Saga terkekeh kecil ketika menyadari kedatangan Elvina.

"Ngapain lo?" Tanya Saga, ia sengaja memasang raut bingung menatap Elvina.

"Ikut gue," Nada suara Elvina sedikit meninggi, membuat semua yang berada di dalam kelas mendadak hening.

Saga menatap wajah Elvina dengan tatapan yang sulit di artikan. Namun sekejap, Saga segera mengalihkan pandangannya kemudian mengeluarkan sebatang rokok kemudian menjepitnya kembali di bibir.

"Lo ga denger gue ngomong apa? " Sanggah Elvina, dengan cepat ia rampas rokok di tangan Saga kemudian segera menginjaknya sampai hancur.

"Mau lo apasih?" Tanya Saga nadanya meninggi. Jujur, baru kali ini ia melakukannya ke Elvina.

Elvina tersentak, sedikit kaget dengan penuturan Saga. Saga menarik rambutnya frustasi, ia sadar apa yang ia lakukan barusan.

"Pergi dari gua Vina! Lo pergi dari hidup gua. " Teriak Saga, matanya tak dapat membendung betapa rapuhnya ia saat ini. Cinta bertepuk sebelah tangan sangat menyakitkan baginya.

Elvina  saat ini benar-benar bingung, ada apa dengan pria itu? Kenapa tiba-tiba menyuruhnya pergi dari hidupnya? Kesalahan apa yang sudah Elvina lakukan padanya?

"Gua mohon Vina, jangan buat gua semakin hancur disini." Suara Saga menggetarkan hati Elvina, pria itu terlihat sangat rapuh sekali.

"Gue salah apa sama lo?" Tanya Elvina, tatapannya sangat lekat menatap manik hitam milik Saga.

"Kenapa lo secemen ini? Kenapa lo rapuh gini? Dan kenapa lo selemah ini? Dan kenapa lo nyuruh gue pergi? Lo jelasin kesalahan apa yang udah gue perbuat sampe lo kek gini?" Tanya Elvina, nafasnya menggebu.

"Karena lo ga pernah bisa ngerhagai gua Vin, lo ga bisa membalas perasaan yang harusnya lo rasain sekarang! Dan lo malah milih cowo itu, cowo yang udah bertahun-tahun nyakitin lo!" Jawab Saga lentang.

"Jadi, gua mohon banget sama lo. Tolong lo pergi dari gua!"

Elvina terdiam beku, jujur rasanya sangat sakit ketika melihat Saga seperti ini, jujur ini memang sepenuhnya salahnya karna tak pernah bisa menghargai perasaan pria itu bertahun-tahun lamanya.

"Oke, gue akan pergi." Jawab Elvina lalu segera melenggang pergi meninggalkan Saga.  Luna yang hanya diam memperhatikan mereka, lalu segera mengekor Elvina dari belakang.

Ini bagianku, pergi saja cari bagianmu.
Bagian yang katamu tak akan pernah bisa jadi milikku.
Ini hanya tentangku, tentang aku yang kembali tertawa pada bulan yang menyuruhku segera pulang.

Saga Anggara

****

Big love guys❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

See you AnggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang