Pro

42 || Hadir

Perasaanku hadir saat hujan sedang mengguyur bumi. Saat lembayung mulai meredup. Dan kota yang mulai dirundung sepi.

Suara klakson sayup-sayup terdengar. Lebih terdengar tetes hujan yang semakin menusuk jiwa. Saat inilah perasaanku hadir, di waktu yang salah dan tak terduga.

Terlambat, katanya.

Sudah tak penting lagi bila perasaanku tumbuh semakin besar. Semakin memuncak ketika semuanya telah berubah, tidak sama lagi.

Terlambat, katanya.

Sudah terlambat bagiku untuk mengubur perasaan ini dalam-dalam. Yang akhirnya mencuat juga, dan aku tak bisa membendungnya lagi.

Terlambat, katanya.

Kau sudah hilang tanpa jejak, saat aku mulai merasakan perasaan ini.

Seharusnya aku bisa mengatasinya, karena aku tahu kau akan pergi, meninggalkan sedikit kenangan manis untuk kami semua.

Senyumanmu yang canggung, suaramu yang berat, dan matamu yang sendu dan tak pernah lepas dari kacamatamu, selalu kuingat dalam potret memori di otakku.

Ketika kesempatan terakhir aku bisa memberimu sepucuk surat perpisahan, aku mengurungkan niatku untuk mengirimkannya padamu. Aku takut bahwa ini hanyalah perasaan sampah yang tak terlalu penting untuk diperjuangkan. Bahwa aku tahu kau juga tak akan membaca suratku itu.

Tapi, perasaanku lebih besar dari apa yang dikira. Menyedihkan rasanya bila aku yang harus memendamnya sendiri, hingga tak tahu bahwa aku sudah terlalu sakit untuk tertusuk perasaan ini.

Bangau kertas yang menggantung di langit-langit membuatku berpikir, bahwasannya kebahagiaan tak bisa diraih dengan mudah. Bahwa bangau kertas itu nyatanya tak membuatku bahagia, malah membuatku sedih tak karuan.

Dan di sini, di kota yang menangis karena dirundung sepi, karena lembayung perlahan-lahan meninggalkan bumi, menjatuhkan hujan dan awan kelabu yang menyiratkan hati, aku berpikir.

Bahwa perasaanku hadir tanpa alasan yang pasti, yang menyiratkan suatu hari nanti kau akan hadir, bersama dengan balasan dari perasaan ini.

-aika.

Ini prosa pertama yang aku publish! Mohon kritik dan sarannya yaaa!!! Thanksss