(JUNNA POV)Langkah ku terhenti di pintu kelasku, menatap Annaconda yang sibuk membuat Pionering, hari ini Pensi di Pramuka, terakhir aku di sini karena aku akan pindah ke Bali, bodoh juga kenapa tak bilang ke Anna waktu lalu, sekarang aku harus bilang dadakan ke dia bahwa aku akan pergi, Juna...kau jahat.
"Jun..di Bali jangan lupain kita yaa, Tega banget ninggalin kita.." kata Nanda yang datang menghampiriku.
"Kalo bukan perintah orang tua, sumpah gua gak akan mau.." kataku menjawab.
"Oi lu Adukan micin...Jahat lu ama gua jahat bgt sumpah!, Woe kita masuk bareng lulus juga bareng dong!, kita belom ngrasain UN bareng nih..Minimal nunggu Tes Usai lah..Kenaikan kelas gitu kek.." sambung Arya yang marah ke arahku.
"Iyha jun!, Wah parah...masa Pratama pergi duluan..ga asik, terus kasian Dek Anna kalo tau kamu bakal pergi jauh dari dia..Parah.." Sambung Imam yang memberikan tatapan sengit ke arahku.
"Kamu jam berapa ke Sana?", Kata Nanda yang berdiri di hadapanku.
"6 jam dari sekarang..", Jawabku sambil menunduk dan melirik ke halaman, melirik ke Anna.
"Hmm yaudah, kamu samperin Anna gih.." kata Imam kepadaku.
Aku berlari pelan menuju halaman sekolah untuk menemui Anna yang sedang menyatukan 2 Pionering.
"Nahh ini baru dateng, jangan pergi-pergi dong, bantuin.." Kata Anna ketus.
"Bodoh..Ini itu pake simpul mati aja, biar kuat kaya cinta kita" jawabku ke Anna.
Anna hanya diam tersenyum ke arahku lalu memukul pelan kepalaku. Anna nampak bahagia kali ini, karena PENSI di Pramuka yang menampilkan nyanyian & tarian yang beragam, senyum & raut bahagia sudah ada di wajahnya,ntak mungkin aku menghilangkan itu.
Waktu semakin berlalu, Ayahku sudah menelepon bahwa beberapa menit lagi dia akan menjemputku, tepat di waktu yang sama aku di Panggil oleh MC naik ke atas panggung untuk Perpisahan.
"Di mohon untuk Kakak Pratama naik ke atas panggung untuk memberi salam Perpisahan.."
Anna langsung menatap ke arahku, ia terus melihatku saat aku naik ke Panggung, wajahnya nampak binggung. Setelah ucapan perpisahan, semua pulang meninggalkan bangku masing-masing kecuali Anna yang tetap duduk berwajah binggung melihat ke arahku.
Langkahku lalu turun dari panggung, menghampiri Anna & memintanya untuk ikut denganku. Aku berjalan berdua dengan Anna, mukaku berhadapan terus ke depan tak berani melihat Anna, semenatara Anna terus memandangku dan tak lama kemudian Anna berhenti di depan Pionering dan membuka suara.
"Kak Juna mau pergi?..." katanya sambil ber kaca-kaca,
"Iyaa...", jawabku setelah menghela napas panjang.
"Kak Juna udah janji gak bakal ninggalin Anna..", kata Anna yang masih dengan mata ber kaca-kaca.
"Kak Juna masih ada di sini, di hati Dek Annaconda..." balasku lalu menunduk.
"Kak Juna gak boleh ninggalin Anna!..".
"Tapi Pratama yang bakal ninggalin Anna...".
Anna lalu menutup mukanya dengan kedua tanggannya, menutup air matanya, aku tau dia pasti sedih sekali, dia terlihat terisak, sungguh jika aku bukan lelaki aku pasti sudah ikutan nangis.
"Kenapa ngga bilang awal kalo kamu mau pergi kak!", Katanya membuka suara.
"Takut kalo kamu sedih dek..".
"Sekarang Anna udah sedih!, sedih banget malah!".
Aku diam menatap pionering, ku lihat temanku sudah stand bye di dekat pionering.
"Kalo kak Juna ngga ada siapa yang bakal ganggu Aku!?", Kata Anna sambil menjewer kupingku.
"Aduh...kan ada yang lain...",
"Terus kalo kangen?tau kabar kamu gimana!?",
"Jaman udah moderen, you know lah..bodoh..lepasin ngapa..",
"Ihhh kak Juna lebih bodoh & nyebelin!!!" Katanya lalu melepas jewerannya, ku lihat teman-temanku malah ketawa melihat aku & Anna.
"Tukan gagal Dramatis.." kataku menggerutu.
Ayahku sudah datang beserta bundaku dan klakson mobil sudah terdengar, waktunya pergi.
"Dek balik kanan.." perintahku ke Anna.
"Maksudnya?",
"Balik Kanan Grakk!",
*Anna balik kanan.
"Dek Annaconda..dengerin yha, aku pergi gak akan lama, entah waktu & hari apa itu aku bakal kembali oke...di depanmu..di depan matamu..",
"Dek...aku janji bakal di sini lagi nemuin kamu, Pionering ini bakal jadi saksi akan janjiku, dan di Pionering juga bakal jadi saksi aku & kamu bertemu..",
"Pokoknya kamu harus ada untuk Pramuka, mengabdi di Pramuka ini", Kataku panjang lebar ke Anna dan memberikan Hansdukku ke Anna.
"Pramuka ngga seru kalo ngga ada Kak Juna."
"Tapi Pramuka akan lebih indah jika ada Anna..".
"Udah..aku pergi dulu..kamu ngga boleh balik kanan..ga boleh liat aku..kamu tutup mata, kamu boleh buka pas aku udah pergi,Inget jangan nakal, jangan kek singa, ini bukan perintah kak Juna tapi Pratama,3...2...1... Tutup".
Anna benar-benar menutup matanya sambil menangis, tanganya masih erat menggengam hansduku, aku lalu berpamitan ke teman-temanku terus berjalan pergi dan melepas tanganku dari pipi Anna. Ya inilah akhir dari Pratama,aku janji akan kembali, aku pergi.. Ku hadap ke belakang, Anna masih tetap dalam Posisi,Aku lalu memasuki mobil. Sesaat setelah mobilku sudah melaju, aku mendengar teriakan Anna menyebut namaku, memang dasar toa triakan sampe membelah lapisan lempeng bumi gitu. Tapi apa daya, kini aku Pergi, tidak bisa buat nyumpel mulutnya, bakalan rindu ama Annaconda.
Terimakasih sudah membaca bagian ini!
Jlupa Vote biar Author semangat, Komentar juga biar Author kenal kamu, dan jangan lupa Follow akun Wattpad & Instagram Author (@dheajengmhr_)✨️🦋
See u next part guyss!!
》》》》》》》》》》
KAMU SEDANG MEMBACA
SALAM CINTA UNTUK KAKAK PRATAMA
RomanceKamu pernah suka Pratama di sekolah?? Pernah jatuh cinta sama cowok yang awalnya nyebelin?? Atau pernah jatuh cinta dalam satu Organisasi Pramuka? Kalau iya, mari simak cerita Anna di sini, cewek pecicilan yang akhirnya memiliki perasaan besar untuk...