Kejutan Manis

4 1 0
                                    

Natha benar benar kesal sekali pada Davi. Setiap Natha kirim pesan hanya di baca doang sama Davi.
Natha melipat tangannya di atas meja kasir dengan bibir yang cemberut. Perasaan Natha benar benar sedang gak beres hari ini. Pikirannya di selimuti dengan kekesalan pada Davi. Davi susah banget sich ngehubungin loe. Loe lupa ini hari apa?? Masa sich hubungan kita mau gini gini aja?? Batin Natha berkecambuk dengan banyak pertanyaan untuk Davi.

"Woy.... napa sich loe, monyong mulu dari tadi??" Tanya Ratih

"Gue lagi bete tih".

"Masalah cowok pastinya??"

"Kok, loe tahu??"

"Ekspresi loe mah gampang di tebak". Canda Ratih.

"Masa??"

"Bodooo....!!". Cetuk Ratih.

Natha memutar matanya malas. Azkapun datang menghampiri meja kasir dan duduk di samping Natha.

"Jam segini kok masih sepi yaa??" Tanya Azka entah ke siapa

"Bakar aja nich resto biar rame". Sambar Ratih.

"Sialan loe..!!". Jawab Azka

Ratih tiba tiba di panggil oleh ibu Rani. Bagian administrasi. Tinggalah Natha berdua sama Azka. Suasana jadi awkward. Natha hanya memainkan mouse komputernya. Baru pertama ini Natha kembali berhadapan dengan Azka setelah perkenalannya itu. Selebihnya hanya tegur sapa biasa doank seperti pada karyawan lain.

"Kenapa sich tegang banget??"

Azka yang pertama kali buka suara.

"Gak... gak kenapa napa". Jawab Natha sedikit canggung.

"Gue mau curhat nich!!".

"Curhat apaan?? Emang percaya sama gue??"

"Gak tau kenapa feelling gue mengatakan kalo loe itu asyik di ajak ngobrol".

"Akh.. bisa aja loe bang, terus mau curhat apa?"

"Eh.. loe liat dech cewek yang sama Seli". Azka melirikan matanya ke arah meja resepsionis.

"Iyaa.. itu Fani kan??"

"Hooh... menurut loe gimana??"

"Gimana apanya bang??"
Natha mengerutkan dahi tanda bingung

"Loe suka gak sama dia??"

"Yaa enggak lah bang, gue masih normal kali".

"Bukan itu maksud gue, loe nilai penampilannya".

"Owhh.. kirain"

Natha melirik Azka, kemudian melirik Fani beberapa saat itu yang Natha lakukan.

"Abang suka yaa sama Fani??"

Azka cengengesan.

"Menurut gue cocok kok kalian".

"Masa sich??" Tanya Azka ragu

"Yeeee... itu kan menurut gue. Kalo suka buruan deketin ntar ada yang nyalib". Canda Natha

"Motor kali akh.. di salib".

Perbincangan Natha dan Azka terhenti ketika ada Sadam memberikan kertas orderan pada Natha dan Azka. Azka kembali ke pantry untuk membuat pesanan itu.

Pikiran Natha masih melayang ke Davi yang gak bisa di hubungi. Natha ingin segera istirahat dan segera mengambil ponselnya untuk telepon Davi.
Istirahat yang di tunggu tunggupun tiba. Natha segera ke loker room untuk mengecek hp nya. Ternyata ada pesan masuk dari Davi. Natha menyunggingkan seyumnya.

Jodoh tak di sangkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang