Pertemuan

66 4 0
                                    

Seminggu sudah Nissa di Jakarta dia rasa dia berhasil menjadi anak mandiri, sedikit terbiasa sekarang apa-apa harus bisa memanaj waktu. Dia pikir percuma saja kuliah jurusan manajemen kalau hal yang biasa dia lakukan sehari-hari saja tidak bisa diaturnya.

Walaupun masih sering telpon mamahnya yang kadang suka ngeluh sama perkuliahan yang notabennya sangat beda jauh dengan pembelajaran di SMA. Benar saja sekarang dia sedang sibuk dengan yang namanya tugas makalah, mati satu tumbuh seribu begitulah tugasnya.

Beberapa buku sudah berada di atas meja perpustakaan yang Ira dan Nissa kini tempati. Tapi buku tersebut buat Nissa masih kurang lengkap untuk makalahnya, dia kembali mencari di tiap rak buku matanya menjelajah pada setiap rak, dan seketika matanya tertuju pada sebuah buku berjudul Pengantar Manajemen sesuai dengan materi makalahnya.

Kemudian Nissa mengambilnya dan kembali ke mejanya. Ira yang sedari tadi sibuk dengan buku pilihannya akhirnya mengajak Nissa untuk menyudahi pencarian bukunya.

"Niss udah dapat" tanya Ira

"Mmm.. belum sih tapi bukunya udah memenuhi batas peminjaman" bingungnya, ditangannya sudah ada tiga buku sebenarnya Nissa masih belum puas. Tapi perpustakaan kampus hanya membolehkan mahasiswanya meminjam maksimal 3 buku.

"Yaudah, kita lanjut besok aja yaa"
"Aku lapeeerr.." sambung Ira sambil berbisik ditambah dengan cengiran.

Nissapun sontak tertawa kecil "Yaudah kita ke kantin yuk, aku juga laperr"

Kemudian setelah dari perpustakaan merekapun pergi ke kantin, mengisi perut-perut yang sudah menagih jatah makan siangnya. Dengan baju corak bunga-bunga kecil berwarna merah muda dan kerudung segi empatnya berwarna senada dengan bawahan jeans Nissa dan Ira berjalan menuju kantin dengan buku didekapannya. Tiba-tiba ditengah perjalanannya seorang lelaki menabrak Nissa tidak sengaja, lelaki itu terlihat buru-buru.

"Brughh"

Buku-buku yang dipegang Nissa pun langsung jatuh dia mengadu kesakitan ketika bukunya menimpa kakinya. Ira yang berada disampingnyapun kaget ketika Nissa teriak.

"Aww sakittt... " refleks Nissa, kalau saja buku yang jatuh tepat dikakinya tidak tebal mungkin Nissa juga tidak akan seteriak itu.

"Niss..." ucap Ira

"Eh maaf, aku ga sengaja" ucap lelaki itu sambil membawa buku-buku yang jatuh tadi. Kemudian memberikannya ke Nissa yang sibuk sedang mengusap-usap kakinya.

"Nihh... Kakimu sakit? Tapi maaf ya aku benar-benar tidak sengaja, aku sedang terlambat masuk, dosenku sudah ada dikelas. Sekali lagi maaf ya" ucap pria itu sambil berlalu pergi.

"aduh Niss kamu gapapa?" tanya Ira

"Gapapa Ra"

"Kakimu?" Tanya Ira kembali

"gapapa udah ga sakit kok"

"Harusnya kamu minta ganti rugi tadi Niss" Ucap Ira sambil terkekeh

"apaan sih gapapa juga kali, kasian kayaknya juga lagi buru-buru"

"Hmmm iya deh Nissa yang baik hati"
"Eh btw cakep ya" sambung Ira

"Siapa?" tanya Nissa bingung

"Yang nabrak kamu tadi Niss ah pura-pura gak tahu nih" ucap Ira sambil menyenggol sedikit bahu Nissa.

"Iraaaa" Nissapun teriak pelan, hampir saja bukunya jatuh kedua kalinya. Bisa-bisa akan sakit kedua kalinya juga kakinya.

"Eh eh eh maaf" sahut Ira sambil cengengesan.

"Udah ah yuk, perutku sudah kelaperan" ucap Nissa sambil berjalan meninggalkan Ira.

"Niss.." susul Ira yang merasa ditinggalkan.

Takdir Allah TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang