"Aku jemput kamu sekarang ya" satu pesan diterima dari Rangga sang pujaan hati yang baru beberapa hari ini resmi mengisi hatinya.
Nissa pun siap-siap dengan pakaian terbaiknya untuk malam ini, yaps malam ini dia akan dinner? Kencan ? Entahlah Nissa tak mengerti apa yang akan Rangga lakukan malam ini. Yang jelas hatinya begitu senang saat Rangga mengajaknya keluar malam ini.
Sampai 25 menit menunggu pesan baru masuk dari Rangga "aku sudah di depan"
Setelah mendapati pesan itu, Nissa buru-buru keluar dan menuju gerbang kosan. Dilihatnya tak ada motor ninja lengkap dengan orangnya di depan, Nissa pikir Rangga sedang mengerjainya.Hanya ada mobil didepan gerbang dia kira itu mobil yang berkunjung ke kosan tapi setelah klakson itu bunyi dan kepala nongol mendapati sosok Rangga yang menyuruh Nissa masuk kedalam mobilnya. Dia pun langsung mendekati mobil dan masuk.
"Aku kira bukan kamu" ucap Nissa
"Memangnya kenapa? " tanyanya sambil menyalakan mobil dan melaju berlalu
"Ya, gapapa.. Tumbenan aja biasanya kan pake motor favoritmu"
"aku takut"
"Takut? "Tanya Nissa bingung
"Takut kalo kamu sakit karena masuk angin, masa iya aku tega sih. Gapapa kamu lebih favorit untukku" ucap Rangga menatap jalan sambil sesekali melihat ke arah Nissa.
Dan itu membuat pipi Nissa merona, memang dia jagonya kalo urusan gombal.
"Kita mau kemana?" tanya Nissa yang sebenarnya bingung mau dibawa kemana dirinya malam ini.
"Surprise... ntar kalo aku kasih tahu bukan surprise lagi dong" tungkas nya
Dalam hati Nissa bertanya-tanya akanl kemana dirinya dibawa, menyebalkan sekali Rangga tapi buat penasaran pikirnya. Selang beberapa menit dari obrolan tadi mobil Rangga berhenti di salah satu caffe yang baru kali ini Nissa kunjung. Nissa dan Rangga keluar dari mobil, bagi Nissa caffe ini unik interiornya lucu kaya akan dedaunan menyegarkan.
Rangga menarik tangan Nissa membawa nya kedalam, kakinya melangkah menuju meja yang sudah dia pesan dan dekor se romantis mungkin.
"Loh kok... " Nissa kaget ketika melihat meja nya dirias begitu indah seromantis inikah Rangga? Batinnya baru beberapa hari menjadi kekasihnya dia terus membuat surprise untuknya.
"Duduk" pinta Rangga menggeser kursinya kebelakang tanda menyuruh duduk
Nissa pun duduk, matanya mengeksplor ke seluruh meja yang indah itu terdapat dua lilin yang menerangi bunga mawar merah dan makanan serta minuman yang mahal ditata begitu rapi terlihat indah dan manis.
"Oh Rangga seroyal dan seromantis itu" batinnya terus saja memikirkan itu
"Kamu suka gak?" Tanya Rangga
"Suka" ucap Nissa matanya berbinar
"Tapi apa ini ga berlebihan?" tanya Nissa, karena bagi Nissa mereka baru saja pacaran tapi Rangga sudah rela mengeluarkan banyak uang untuk ini, dan pasti ini memerlukan uang banyak. Nissa memang orang yang sederhana, walaupun terlahir dari keluarga yang berada tapi dia tidak pernah memamerkan apa yang dia punya karena baginya itu milik orangtuanya bukan dirinya."Aku rasa untuk orang yang aku cintai tidak, bahkan aku bisa memberimu surprise lebih dari ini" jawabnya, malah membuat Nissa sedikit kaget.
"Rangga.. Kamu gak usah berlebihan kayak gitu, kan sayang uangnya mending kamu tabung aja lagian surprise buat aku bukan tentang yang mahal-mahal kamu ajak aku makan dijalanapun aku mau" Rangga tersenyum lebar, baginya dia bukan wanita biasa. Luar biasa kesederhanaannya membuat Rangga semakin mengagumi sosoknya. Disaat wanita lain ingin dengan hal ini tapi dia menasihati Rangga dengan bijaknya.
"Hmm Iyaa... Yaudah kita makan ya, pasti kamu laper belum makan. Anak kos kan biasanya gitu" ledek Rangga sambil terkekeh geli
Nissa pun menyantap makan yang super enak ini dengan malu karena ledekan Rangga tadi.
°°°
"Oh iya, aku besok mau pulang" tutur Nissa setelah selesai makan.
Pernyataan Nissa membuat Rangga kaget "loh kok baru bilang?"
Nissa pun menjelaskannya dengan detail, karena sepulang dari caffe tadi mamahnya kembali menghubungi Nissa kalau papahnya sudah pulang tadi dan itu sangat dadakan.
"Maaf.. Yaa baru bilang"
"Kenapa ga bilang sama aku, aku kan bisa anterin kamu" ucap Rangga, padahal dalam hatinya kecewa baru juga jadian masa udah LDR walaupun hanya beberapa bulan.
Bagaimana mungkin, dia masih tidak berani untuk bilang ke orangtuanya kalau dia sudah punya pacar. Bukan apa-apa dia takut saja hatinya masih gengsi.
"Enggaklah kan jauh kasian juga kamu nanti cape" jawab Nissa hanya beralibi"Hmmm... Yaudah kamu hati-hati yaa, awas ajaa" Ucap Rangga tanpa melanjutkannya
"Awas aja apa?"
"Awas aja cari pacar baru disana" ucap Rangga dengan wajah cemberut
sontak Nissa pun tertawa, penuturan Rangga menurutnya lucu saja.
"Yaampun ku kira apa, enggaklah kan sudah kamu kunci hatinya" Nissa menggoda Rangga, dan itu membuat Rangga balas tertawa. Nissa pun merasa aneh kenapa tertawa harusnya dia malu sama sepertinya ketika dia digombal.
"Kamu kayaknya ga cocok deh ngegombal"
"Hmmm.. Aku gak ngegombal kok" ucap Nissa mencari alasan.
"Iya deh sayaaang" ucap Rangga sambil memegang hangat tangan Nissa.
"Aku bakal Rindu banget, sering-sering kabarin dan telpon ya" lanjutnyaNissa merona memang udah paling jago deh. Mereka berdua pun pulang setelah selesai makan dan quality time nya.
°°°
"Itu kopernya simpan di bagasi saja" pinta Papah Nissa
Dengan kuat Nissa mengangkat koper mininya ke dalam bagasi. Dikarenakan waktu libur yang cukup panjang Nissapun membawa lumayan banyak pakaiannya kembali ke rumah.
"Sudah" tanya papah Nissa
"Sudaaahh" dengan gembira Nissa pun menjawabnya dan masuk kedalam mobil untuk siap berangkat pulang ke rumah.
Selama perjalanan Nissa habiskan waktunya untuk tidur, entah kenapa rasa kantuk sangat berat. Kurang lebih 3 jam mereka sudah sampai di rumah. Rumah yang sangat Nissa rindukan baru beberapa bulan dia tinggalkan rasanya sudah beberapa tahun. Dan saat ini dia kembali.
Saat mobil sudah masuk garasi rumah, seorang wanita paruh baya keluar dari dalam rumah. Nissa pun keluar dari mobil dan berlari memeluk sang mama. Kini tabungan rindunya sudah dia bagikan untuk mamanya tercinta.
.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Allah Terindah
UmorismoAssalamu'alaikum.. Cerita Nissa dengan segala perjalanan hidupnya, masa lalunya dan masa depannya. Cerita seorang gadis yang memutuskan Hijrah disaat gemerlap indah kemaksiatan. . . . . . . Cerita ini hanya fiktif belaka mohon maaf bila ada kesamaa...