Curhat

66 1 0
                                    

Rindu itu obatnya bertemu, tapi apa daya kalau memang semuanya belum bisa lantas hanya bisa sabar. Hanya itu yang bisa Nissa lakukan sekarang.

Setelah sepulang dari Dufan, semalam Nissa kembali menghubungi Mamanya niatnya ingin membujuk supaya menjemputnya ke Jakarta tapi nihil kepulangannya ke rumah tetap harus menunggu sang Papah pulang dari luar kota.

Rasa sedih sedikit terobati ketika mengingat senja kemarin, sungguh hari ini dia akan bertemu Ira menceritakan manisnya senja itu karena sang cinta sudah hadir.

"Aku tunggu kamu di caffe biasa ya"

Satu pesan Nissa kirim untuk sahabatnya Ira, karena memang kemarin sudah janji akan bertemu sebelum kepulangan Nissa ke kampung halamannya. Padahal dirinya gagal mudik.

"Oke"

Balas singkat dari Ira.

Nissa pun pergi menuju caffe tempat tujuannya dengan ojek online yang sudah dia pesan beberapa menit yang lalu.

°°°

Nissa memilih duduk dipojok caffe, saat dirinya sudah sampai lebih dulu dibanding Ira. Kenapa selalu dipojok? Salah satu pertanyaan yang Ira sering tanyakan pada Nissa, yang dia sadari dia sendirinya pun tidak memahami secara pasti kenapa dirinya lebih suka duduk dipojokan. Yang dia rasakan duduk dipojok lebih nyaman, dan lebih aman dari tatapan banyak orang sesederhana itu alasannya.

"Aku sudah sampai duluan, duduk ditempat biasa" Satu pesan kembali dia kirimkan pada Ira.

Tak ada balasan dari Ira, namun setelah beberapa menit berlalu yang ditunggupun datang.

Tidak tahu kenapa wajah cantik Nissa sekarang ini berseri dan berbahagia mungkin senja itu telah membuatnya benar-benar mabuk, ya mabuk cinta. Rangga telah benar-benar mencuci otaknya. Disetiap detiknya hati dan pikiran Nissa selalu mengingat Rangga.

"lama yaa" ucap Ira duduk disamping Nisaa sambil terkekeh tanpa dosa

"Udah tau nanya" balas Nissa menahan senyum yang dari tadi selalu ingin dia pamerkan kepada banyak orang bahwa dirinya kini tengah berbahagia.

"Tapi roman-romannya lagi bahagia nih"

"Banget"

"Udah ah kamu pesen dulu gih sana" pinta Nissa untuk membalas Ira karena sudah membuat dirinya menunggu.

"Ya Allah kirain udah pesen"

"Karena kamu telat kamu yang bayar" tegas Nissa, sambil menahan tawa.

"Udah aku yang pesen, terus harus bayarin lagi. Tega banget siiih" ucap Ira dengan wajah cemberut mirip bebek kali ini.

"Aku pesennya minum doang kok Ra, gak kasian nih aku kan anak kosan" balas Nissa demgan wajah memelasnya.

"Ah kamu selalu bilang begitu, yaudah aku kan baik hati dan suka menolong kamu aku traktir"

Nissa terkekeh melihat kelakuan Ira yang ngomong sambil kedua tangannya memegang pinggang.

Setelah memesan Ira kembali duduk, dilihatnya aneh, Nissa yang sedari tadi dia perhatikan wajahnya senyum-senyum sendiri apa dia kalo mau pulang suka begini? Batin Ira.
"Jadi kamu pulang kapan? Hari ini? Besok? Lusa? Atau gak mau pulang?" Tanya Ira bagaikan wartawan

Takdir Allah TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang