Chapter 11: END

404 37 11
                                    

Dengerin lagu di mulmed saat membaca part Seokjin dan Suzy
.

.

.

.

Seokjin telah duduk dan menunggu Suzy di restoran perancis J'et aime D'Appetite. Suzy sama sekali tidak memberi jawaban apapun dari ajakan Seokjin pada hari itu, hari dimana ia mengantarkan Jeonmi kerumahnya. Namun Seokjin tetap setia menunggu Suzy jam 4.00 Sore.
Ia menghitung detik demi detik, menit demi menit menunggu kedatangan Suzy wanita yang telah mengambil hatinya.
Ia juga telah membawa bouquet bunga smeraldo dengan perpaduan warna biru muda dan merah muda untuk Suzy.
Bunga smeraldo adalah bunga lambang ketulusan yang mendalam.
Ia melihat jam tangan Rolex di tangan kananya, sudah jam 4.30 namu belum ada tanda-tanda kedatangan Suzy.
Ia masih setia memunggu, tidak seharusnya ia seperti ini. Namun ia sangat ingin bertemu dengan Suzy, sehingga Seokjin pun memutuskan untuk tetap memunggu Suzy.
Ia pun berusaha membuka buku dan memusatkan pilkiranya di buku yang ia baca. Namun ia tidak bisa berkonsentrasi sama sekali, pikiranya terlalu dipenuhi oleh Suzy.

Diujung pintu masuk pun ia melihat Suzy yang telah terlihat sedang terburu-buru. Seokjin pun tersenyum dan segera berdiri melambaikan tangan kearah Suzy.
Suzy yang mengetahuinya pun segera berlari menghampirinya.
"M...maafkan aku. Aku baru saja menjemput Jeonmi les piano, ayahnya tak bisa menjemputnya" Ucap Suzy dengan nafas terengah-engah

"Duduklah. Aturlah nafasmu, dan minumlah air mineral ini terlebih dahulu" ucap Seokjin sambil mejyerahka sebotol air mineral kepada Suzy

Suzy pun duduk didepan Seokjin, mengambil air mineral tersebut dan segera meminumnya rakus.
Setelah merasa sudah bisa berbicara dengan nafas yang teratur Suzy pun mulai berbicara.
"Apakah kau sudah menungguku lama disini Seokjin ssi?"

Seokjin pun tersenyum kearah Suzy "Tidak, aku baru saja datang dan jangan panggil aku Seokjin ssi, panggil saka Seokjin. Ah....bunga ini untukmu"

Seokjin menyerahkan bunga smeraldo tersebut ke Suzy, Suzy pun tersenyum dan sangat senang sekali dengan bunga tersebut
"Bunga ini sangat cantik! Terima kasih Seokjin ah" Ucap Suzy

"Sama seperti dirimu" balas Seokjin

Suzy yang mendengarnya pun langsung menundukan kepalanya berpura-pura menghirup aroma bunga tersebut. Ia malu jika Seokjin mengetahui rona merah wajahnya.

"Ah...Suzy ada yabg ingin ku sampaikan" Ucap Seokjin

Suzy sedikit kebingungan dan mengernyitkan keningnya.
"A...apa yang akan kau sampaikan?"

Seokjin menghela nafas "Suzy tahukah kau bahwa Jika kita menginginkan sesuatu itu bukan berarti jika kita harus memiliknya"

Suzy semakin bingung dg arah pembicaraan Seokjin "Maksudmu?"

"Jika ada seseorang yang menginginkan berlian, bukan berarti ia harus memiliki berlian tersebut. Ia mungkin hanya ditakdirkan untuk memandang keindahan dan kilauan berlian tersebut dari jauh saja. Begitulah posisiku sekarang, dan kau lah berlian itu"
.

.

.

.
Namjoon dan Y/N telah sampai di Gwangju Family Land. Taman bermain tersebut sebenarnya telah tutup pada malam hari, namun Namjoon telah memesan seisi taman bermain untuk tetap buka pada malam hari hanya untuknya dan Y/N.
Sehingga ia dan Y/N bisa leluasa berjalan beruda di taman bermain tersebut.
Mereka telah memasuki taman bermain, lampu-lampu indah taman bermain tersebut pun sangat indah dan tak henti-hentinya Y/N menatap kagum pada lampu tersebut.
Mereka berjalan bergandengan tangan, seringkali Namjoon mengamit pinggang Y/N protektif padahal tak ada siapapun di Taman bermain tersebut kecuali petugas-petugas taman bermain.
Y/N meminta untuk menaiki bianglala dan Namjoon pun menurutinya.
Tepat dincak putaran bianglala pun sengaja berhenti agar mereka bisa lebih lama melihat indahnya pemandangan kota Gwangju dari atas.
Y/N pun sangat kagum pada pemandangan kota Gwangju dan matanya tak lepas dari pemandangan tersebut.
Namjoon pun tersenyum melihat Y/N yang sangat terlihat bahagia dengan kencan malam ini.
Ia mengelus pipi Y/N agar Y/N menghadap kearahnya.
Namjoon pun mendekatkan wajahnya dan mencium Y/N.
Ciuman yang sangat romantis dan tidak menuntut satu sama lain.
Ditengah ciuman Namjoon merogoh saku jas nya dan mengambil sebuah cincin.
Cincin tersebut memang tidak dimasukan dalam kotak beludru namun cincin tersebut adalah cincin berlian amber berwarna jingga.
Namjoon melepas ciumanya dan meraih tangan kanan Y/N. Ia langsung mengenakan cincin tersebut di jari manis Y/N tanpa persetujuan Y/N terlebih dahulu.
"Menikahlah denganku Y/N! Jangan menolakku, ini adalah perintah!" Ucap Namjoon sambil mengelus pipi Y/N

Y/N pun terkejut, matanya pun mulai basah. Ia terharu dengan apa yang telah diperbuat Namjoon kepadanya. Ia merasa sangat spesial dimata Namjoon.
Y/N tidak mampu berkata-kata lagi.
Yang jisa ia lakukan hanyalah memeluk Namjoon erat. Sangat erat.
Dan Namjoon tak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya. Dengan hadirnya Y/N didalam hidupnya, ia merasa hidupnya yang tadinya kelam menjadi lebih berwarna.
Ia merasa hidup yang tadinya tak ada arah dan tujuan menjadi bertujuan. Tujuan utamanya saat ini adalah mebahagiakan Y/N dan membangun hidup dengan Y/N.
.

.

.

.
Namjoon dan Y/N telah turun dari bianglala tempat mereka saling menyatakan perasaan untuk saling menjaga seumur hidup.

"Ahh chagieya, aku akan pergi membelikanmu minuman. Jangan pergi kemana-mana!" Ucap Namjoon

Y/N pun tersenyum dan mengangguk kearah Namjoon. Ia duduk di kursi panjang dekat bianglala dan setia menunggu Namjoon.
Ia merasa sangat bahagia sekali malam ini.
Ia pun tersenyum ketika mengingat peristiwa beberapa menit yang lalu saat di bianglala.
Senyumanya pun berubah menjadi teriakan tertahan saat tiba-tiba dari belakang ia merasa seperti dijambak oleh seaeorang. Y/N pun dihempaskan danjatuh tersungkur.
Y/N mendongak dan terlihat wanita berambut merah ikal bergelombang.
"Hai budak seks Namjoon yang baru!" Ucap Wanita tersebut

Y/N berusaha bangkit dan berdiri
"Siapa kau?"

Wanita tersebut pun terkekeh mendengar Y/N
"Kau tanya siapa aku? Aku adalah Im Yoon Ah, kekasih Namjoon"

Y/N menyilangkan kedua tanganya dan tatapanya menatap luris kearah Yoona
"Kau pikir aku percaya heh?"

Yoona pun merasa kesal dengan sikap Y/N yang tidak merasa terganggu sedikit pun dengan kata-kata Yoona
"Hey jalang! Asal kau tahu saja ya, kau hanya akan dijadikan budak seksnya dan kemudian ia akan mencampakkanmu. Jangan berharap kau akan menikahimu karena dia tidak akan pernah menikahimu. Dan aku akan mengenyahkanmu jalang!"

Y/N pun merogoh coatnya dan mengambil handgun. Ia menodongkan pistol tersebut kearah kepala Yoona.
Yoona pun terkejut dengan sikap Y/N
"Aku tidak akan percaya kepada siapapun jika bukan dari mulut Namjoon, dan dia telah melamarku" ucap Y/N sambil menunjukan cincin berlian amber di jari manisnya

"Dan aku tidak akan membuang waktuku untuk meladenimu, karena Namjoon milikku!"
Y/N pun menarik pelatuk pistol dan peluru pistol tersebut berhasil masuk menembus kepala Yoona.

Namjoon yang dari kejauhan pun mendengar suara tembakan. Ia pun panik dan segera menghampiri arah suara tembakan tersebut. Ia berlari dan menemukan Y/N yang tengah berdiri memegang handgun.
Ia melihat Y/N dan seketika terkejut melihat mayat Yoone tergeletak debgan jepala bersimbah darah.
Namjoon memeluk Y/N dan mengecup kening Y/N
"Maaf telah meninggalkanmu"

Y/N pun tersenyum dan membalas pelukan Namjoon "Tak apa. Hanya masalah kecil dan aku sudah membereskanya Chagieya. Aku rasa kau perlu memanggil bodyguardmu untuk membereskan mayat ini. Dan Taehyung mungkin masih bisa menggunakan beberapa organya yang masih bisa dijual kembali lalu sisanya mungkin bisa untuk makan malam serigala-serigala peliharaanmu"

Namjoon terkekeh mendengar perkataan Y/N "Sepertinya aku tak salah memilihmu menjadi istriku"

FALLING TO DEVIL
END

Falling to Devil | BTS Imagine FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang