Jungkook POV
Mataku seketika terbuka saat suara alarm yang berasal dari ponselku menggelegar diseluruh penjuru ruangan.
Ku atur dahulu nafas yang memburu akibat keterkejutanku, sambil mengedarkan pandanganku.
Ruang tamu?
Ku amati tubuhku yang saat ini sedang terbaring disofa panjang berwarna ungu dengan pakaian yang masih sama seperti yang kemarin kukenakan. Dan ingatanku kembali pada saat aku menghabiskan waktu mengobrol bersama gadis yang bernama Lisa itu.
Aku lupa bagaimana aku bisa tertidur disini dan sampai sejauh mana obrolan kami semalam.
Yang pasti ada satu hal yang kusyukuri saat ini.
Untuk pertama kalinya selama kutinggal di apartemen ini, akhirnya aku bisa tertidur nyenyak tanpa terbangun ditengah malam.
Dengan semangat pagi setelah mendapatkan tidur yang cukup, segera kutarik diriku menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan bersiap berangkat ke tempat kerjaku.
Dikepalaku masih kufikirkan alasan-alasan yang membuat diriku bisa tidur nyenyak kemarin malam, mungkin saja aku bisa membuat diriku kembali mendapatkan istirahat berkualitasku untuk malam ini dan malam-malam selanjutnya.
Yang pertama, apakah karena tubuhku terlalu lelah?
Saking lelahnya, sehingga benar-benar membutuhkan istirahat yang banyak sampai tidak merasakan apapun yang ada disekelilingku. Kalau memang begitu, aku benar-benar harus memanfaatkan tenagaku selama bekerja dari pagi hingga sore hari.
Yang kedua, apakah karena aku tidak tidur dikamarku?
Mungkin.. Kurasa ada sesuatu yang aneh dikamar tidurku sehingga membuatku tidak nyaman dan merasa diamati. Baiklah, mungkin nanti malam aku akan mencoba tidur diruang tamu lagi, kebetulan sofa ungu yang berada di depan televisi tersebut cukup panjang untuk menopang tinggi badanku dan cukup empuk sehingga tidak membuat tulang-tulangku sakit.
Yang ketiga, apakah karena gadis itu menemani sampai aku tertidur?
Yang ini aku tidak cukup yakin, karena aku sendiri tidak ingat apakah aku tertidur saat ia masih ada bersamaku atau tidak. Walaupun di malam sebelumnya terbukti bahwa aku baru bisa tertidur saat ia menemani.
No.. Bukan karena ‘DIA' menemani.. Tetapi karena aku memiliki teman..
Karena seandainya bukan dia pun, asalkan ada yang menemani pasti aku tidak merasa takut.
Hanya kebetulan saja, orang lain yang berada diapartemen ini adalah gadis itu.
Ya, pasti begitu.
“Apa yang kau fikirkan?,” wajah yang tiba-tiba muncul didepan batang hidungku membuatku tanpa sadar terlonjak dari tempatku berdiri.
“God.. Please Lisa, bisa tidak kau muncul tanpa membuatku terkejut,” aku memelototinya yang justru dibalas dengan kekehannya.
“Kau saja yang seperti kakek tua.. Mudah sekali terkejut. Mungkin seandainya kau sedikit fokus dan tidak selalu melamun, kau akan mengetahui kehadiranku dan tidak akan terkejut,” aku memilih untuk tidak menanggapi jawabannya -yang kurang lebih benar- dan melanjutkan mengunyah rotiku sambil menuangkan susu kedalam gelas.
“Kau pergi kemana beberapa hari ini?? Kuliah?,” ia mengamatiku pakaian yang kukenakan dari posisi duduknya diatas meja pantry.
“Kerja”
“Wow.. Kau sudah bekerja?? Kukira kau masih anak kuliahan”
‘memang,' fikirku.
“Lalu?? Kalau memang kau anak kuliahan, mengapa kau tidak kuliah dan malah bekerja?,” secepat kilat kepalaku berputar kearahnya.
‘W-what.. Apa gadis ini baru saja membaca fikiranku?’
“Ekspresimu sangat mudah dibaca Tuan Jeon,” ia memutar bola matanya sambil turun dari meja pantry.
“Selamat bekerja kalau begitu, hati-hati dijalan,” dan ia pun melenggang masuk kedalam kamar tidur ungunya, meninggalkanku yang bertanya-tanya sambil memperhatikan ekspresi wajahku melalui kaca dari lemari perabot dapur,
‘Apa memang semudah itu ekspresiku terbaca? Atau mungkin dia yang ternyata seorang cenayang?’
👻👻👻
Author POVJimin masih sibuk dengan isi kepalanya, sehingga tidak menyadari saat Jungkook datang dan merebut kaleng minuman yang sedari tadi bertengger ditangannya, menanti agar diletakkan ditempat yang seharusnya.
“Kau mengejutkanku, bocah,” Jimin meninju pelan lengan Jungkook membuat si empunya tertawa ringan.
“Kau seperti kakek tua, Hyung.. Mudah sekali kaget. Jika kau fokus dan tidak melamun, kau pasti mengetahui kedatanganku dan tidak akan terkejut,” Jungkook menjiplak apa yang Lisa katakan kepadanya tadi, tanpa ia tahu bahwa jawabannya membuat Jimin seketika membeku.
“Kook.. K-kalimat barusan kau dapat darimana?,” Jungkook memfokuskan atensinya kepada Jimin yang segera membuang ekspresi terkejutnya sambil kembali membereskan rak tempat minuman.
“Tiba-tiba muncul diotakku begitu saja. Wae?,” dusta Jungkook, gengsi untuk mengakui bahwa ia hanya ‘mengutip’ kalimat orang lain.
“Hanya merasa lucu.. Kebetulan ada seseorang yang ku kenal dan ia sering mengatakan kalimat semacam itu,” belum sempat Jungkook menanggapi apa yang Jimin katakan, bel pintu berbunyi menandakan datangnya pelanggan, membuat Jungkook segera berlari kearah meja kasir lalu membungkuk, mengucapkan ‘Selamat Datang’ kepada pelanggan yang baru masuk.
👻👻👻
“Apa alasanmu datang ke Seoul, Kook?,” Jimin membuka obrolan sambil memasukkan sesuap nasi dengan semur jengkol kedalam mulutnya.
Dirinya dan Jungkook sedang duduk dikursi yang disediakan untuk pelanggan yang ingin makan ditempat, menikmati makan siang yang baru saja mereka pesan. Untungnya sedang tidak ada pelanggan yang datang ke minimarket mereka.
Jungkook melirik sekilas kearah Jimin, memikirkan jawaban dari pertanyaan yang pria itu lontarkan. Berfikir untuk menjawab yang sejujurnya atau tidak, mengingat dirinya belum terlalu mengenal Jimin untuk menceritakan masalah pribadinya.
“Hanya ingin mencari suasana yang berbeda,” jawab Jungkook asal, sambil menyendok nasi dengan sambal terong dan memasukkannya kedalam mulut.
“Kau tidak sedang kabur dari rumah, kan?,” Canda Jimin yang membuat Jungkook tersedak makanannya.
“Heooll… Benar kau kabur dari rumah?,” Jimin tertawa sambil menepuk-nepuk pelan bahu Jungkook yang wajahnya memerah karena tenggorokannya terasa seperti terbakar.
Bagaimana tidak? Tersedak saja sudah menyiksa, apalagi karena makanan pedas, kebetulan ia memesan sambal terong level 9 untuk menu makan siangnya.
Setelah batuknya mereda, Jungkook melemparkan tatapan maut pada Jimin yang justru tertawa melihat temannya menderita, padahal ia lah yang menjadi penyebabnya.
“Kenapa kau kabur, bocah?,” seperti tidak sadar bahwa topik ini sedikit sensitif untuk Jungkook, Jimin dengan santai terus bertanya membuat Jungkook tidak berselera lagi untuk menghabiskan makanannya.
“Jika aku menjawab ini, apa kau akan menjawab pertanyaanku juga?,” entah mengapa Jimin bisa menebak kemana arah pembicaraan Jungkook, membuatnya berfikir.
“Okay call..,” Jungkook seketika sumringah mendengar persetujuan Jimin.
...tbc...
A/N: one boring chapter before some clues..
![](https://img.wattpad.com/cover/148334028-288-k493262.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ghost Of You | LisKook | Rated M
Mystery / ThrillerLisa is a Ghost Can Jungkook reveal the cause of her death? Jeon Jungkook BTS X Lalisa BP Fanfiction Start: May 14, 2018