Tulisan ini tentang aku yang satu bulan lalu meneteskan air mata.
Saat itu pukul tiga lebih tiga puluh delapan menit,
Aku sudah menunggu hari itu dengan perasaan campur aduk.
Temanku tiba-tiba saja mengirim pesan
"Kamu udah liat belum? Udah bisa dari jam 3 nih"Tak butuh waktu lama, aku sudah membuka web tersebut
Meski terburu-buru sebab penasaran dengan hasilnya.
Ku isikan tanggal lahir dan juga nomor peserta.
Lalu ku klik kolom bertuliskan Lihat Hasil.
Mataku terpejam sebentar, berharap tak dapat kekecewaan.
Dan saat aku buka mata
Disanalah aku melihat 2 kata
Yang cukup membuat ku meneteskan air mata
"Tidak Diterima"Aku tutup web tersebut, lalu ku ambil ponselku
"Aku gagal :')"
Pesan itu aku kirimkan kepada teman-teman terdekatku.
Tak lupa juga, aku memberitahu Papa ku
"Tidak diterima. Kata web nya begitu." Ku selipkan tawa palsu agar tak terdengar sendu.Lalu setelahnya, sosial mediaku di isi dengan postingan yang menyatakan bahwa mereka diterima di universitas kebanggaannya.
Entah lolos dengan jalur seleksi bersama atau ujian mandiri.Dan inilah aku sekarang.
Tertinggal satu langkah dengan mereka.
Terhalang biaya yang cukup besar jika seandainya berhasil di jalur mandiri.
Dan terhalang keberuntungan yang mungkin bukan tahun ini.Inilah aku sekarang...
Yang entah bagaimana perasaannya.
Namun yang jelas aku berduka hati
Saat aku tau kegagalan yang ku hadapi.
-Rara Paraisa-
14 Agustus 2018.Ps: Ternyata sesakit ini ya ga keterima di ptn impian.

KAMU SEDANG MEMBACA
How I Feel
PoetryBanyak hal yang bersarang dalam kepala, dan sulit ku ungkap lewat bicara. Maka tulisan ini lah yang berkata. -Di Publikasikan: 2 Agustus 2018- Copyright © 2018 by Rara Paraisa