EP. 01 - " Lonelines Is My Life Partner "

330 27 6
                                    

               "Stay focused and never give up."

𓂃 ࣪˖ ִֶָ𐀔

KARAWANG Desember 2018

┊         ┊       ┊   ┊    ┊        ┊
┊         ┊       ┊   ┊   ˚★⋆。˚  ⋆
┊         ┊       ┊   ⋆
┊         ┊       ★⋆
┊ ◦
★⋆      ┊ .  ˚
           ˚★

     Tangan gue dengan cepat membuka pengunci jendela yang ada di sudut ruangan kamar, gue menghela nafas untuk menghirup udara segar pagi itu, sejauh ini nggak ada yang berbeda dari pemandangan yang gue tatap dari sebelumnya, yeah.. hanya pohon mangga yang berada tepat di samping kamar, dan rasanya gue udah mulai terbiasa, terbiasa dengan kehilangan arah dan kesepian, lelah dengan semuanya dan terasa hampa

⋆。゚☁︎。⋆。 ゚☾ ゚。⋆


      Kegagalan demi kegagalan yang gue hadapi satu tahun belakangan ini bikin gue nggak berani hanya sekedar untuk menatap mata Mama. Sorot mata yang sebelumnya terpancar penuh dukungan penyemangat, sekarang berubah menjadi tatapan prihatin karena gue nggak pernah bisa mewujudkan apa pun rencana yang gue perjuangkan.

⋆。゚☁︎。⋆。 ゚☾ ゚。⋆

      Amarah itu berawal ketika ekspektasi gue terhadap apa yang direncanakan tidak berjalan dengan semestinya. Pada awalnya, gue sangat percaya diri jika universitas yang gue incar itu akan meloloskan gue sebagai salah satu mahasiswanya. Hal itu pun gue katakan kepada Mama. Kata gue saat itu-yang sialnya benar-benar terdengar angkuh dan percaya diri, "Mama tidak perlu khawatir tentang biaya
Alya akan mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di universitas itu."

⋆。゚☁︎。⋆。 ゚☾ ゚。⋆

     Namun, semuanya sirna begitu saja ketika warna merah yang berasal dari halaman website pengumuman terlihat. Gue tidak diterima di universitas mana pun yang gue tuju. Perasaan hancur dan malu bercampur menjadi satu

⋆。゚☁︎。⋆。 ゚☾ ゚。⋆

     Meskipun mama dan papa menawarkan untuk ikut jalur mandiri tapi gue gamau egois, bukan karna gue gamau kuliah, sampai-sampai mama dan papa habiskan uang untuk itu. Gue menyandarkan tubuh gue yang lemah ke sandaran kursi, mematikan laptop yang ada di kamar gue dengan penuh rasa kecewa setelah melihat hasil dari apa yang gue perjuangankan itu.

⋆。゚☁︎。⋆。 ゚☾ ゚。⋆

     Puncak amarah adalah ketika gue memutuskan untuk menyendiri setelah beberapa kali gagal dan gue merasa kegagalan terus saja hadir di dalam hidup gue, berulang kali tanpa henti. Seakan-akan gagal adalah bayangan yang selalu mengiringi hidup gue. Menyejukkan hati dan pikiran dengan mendengarkan suara james arthur, yang tengah melantunkan lagu berjudul "Always" dengan volume super keras melalui ponsel gue

⋆。゚☁︎。⋆。 ゚☾ ゚。⋆

     Butuh waktu 1 minggu untuk memikirkan hal apa selanjutnya yang akan gue lakukan, setelah gue pikirkan semuanya dengan matang dan penuh rasa keikhlasan atas ketidakterimaannya gue di universitas yang gue inginkan, akhirnya gue memutuskan untuk gapyear atau mengulang tahun depan

⋆。゚☁︎。⋆。 ゚☾ ゚。⋆

     Kegagalan yang membebani gue hari demi hari membuat gue memutuskan untuk lari sejauh mungkin. Ke mana pun, asalkan gue bisa menghilangkan bayang-bayang kekecewaan orang-orang yang gue sayang. Apalagi disaat bipolar gue kambuh, rasanya semakin menyesakkan

  ⋆。゚☁︎。⋆。 ゚☾ ゚。⋆

     Hari demi hari gue lewatin dengan kesepian, kecemasan,kekecewaan, kebingungan, dan ntah apa yang harus gue lakuin setelah gue mengambil keputusan yang berat dan berani seperti ini, ...beruntung, tidak lama dari hari itu, seperti mendapatkan pertolongan dari Tuhan setelah doa-doa frustasi yang gue panjatkan, gue mendapatkan panggilan dari salah satu caffe milik temen papa untuk mengisi acara live musik pada bulan Januari 2019 di  malam hari. Gue terima dengan penuh rasa excited sambil menghilangkan rasa jenuh dan hampa yang hadir di kehidupan gue.. karena gue sadar cemas tidak akan menghilangkan kesulitan kesulitan hari esok, tetapi sudah pasti akan menghapus kedamaian hari ini.

   ⋆。゚☁︎。⋆。 ゚☾ ゚。⋆

~Dan darisini lah kehidupan baru gue dimulai~

ATMA DEEPO BHAVA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang