Tangisan Aqil kali ini membuat Sri kewalahan, sejak pulang dari klinik malam harinya Aqil terus saja menangis, membuat ia khawatir karena Aqil menangis terus menerus tanpa lelah. Sehingga Mila terbangun dari tidurnya karena cicitnya terus saja menangis tersedu-sedu.
"Sri, kenapa Aqil menangis terus malam-malam begini?" Mila menghampiri Sri yang terus menimang Aqil tanpa lelahnya.
"Aqil demam nek." jawab Mila singkat, namun Mila tau kalau Sri sangat lelah terlihat dari wajahnya yang kuyu dan lesu.
Mila segera memegang kepala Aqil yang masih ada kain kompresnya. Mila tersentak saat tangannya menyentuh kepala Aqil.
"Sri, Aqil panas kayak gini!"
"Iya nek, padahal Tadi siang aku bawa ke klinik tapi demamnya belum turun-turun." ujar Sri panik.
"Bawa ke rumah sakit. Demamnya panas sekali Sri, kasihan Aqil." Mila juga ikut panik karena memang Aqil panasnya sangat tinggi.
"Malam begini gada angkot atau kendaraan, Nek." kata Sri masih dengan menimang Aqil dipelukannya. Sementara Aqil hanya menangis kejang dengan sangat keras membuat siapa saja yang mendengarnya pastinya akan sangat ikut merasakan sakitnya.
"Kalau begitu tunggu sebentar, nenek mau minta tolong dulu." Sri mengangguk pelan. Karena nyatanya Sri bingung harus bagaimana lagi.
Tidak lama kemudian Mila datang dengan membawa bule yang Sri ketahui adalah pemilik vila neneknya bekerja.
"Sri cepetan Nak David mau mengantar Aqil cek ke rumah sakit." Sri tidak banyak bicara, ia hanya mengangguk mengiyakan saja dan segera mengikuti langkah kaki si bule dan neneknya.
Di dalam mobil itu hanya ada suara tangisan Aqil yang masih sesegukan tak terkira. Sri semakin cemas melihat putranya seperti itu. Mila juga terus meraba-raba kepala Aqil yang sudah basah penuh keringat.
Sementara David hanya diam dan melirik kebelakang melalui kaca spion depannya.
"Cup, cup, cup, sayang sudah ya jangan nangis lagi. Kita ke rumah sakit."
--ooo--
Setelah sampai di rumah sakit, Aqil segera di tangani dokter yang bertugas pada malam hari.
David sedari tadi hanya bisa diam melihat wanita yang ia lihat tadi siang itu terlihat sangat kacau balau saat anaknya menangis tak terkira.
Sungguh perjuangan sang ibu begitu sangar luar biasanya.
Banyak pertanyaan-pertanyaan yang bersarang di otak David saat ini. Kemana suaminya saat anaknya sakit seperti ini? Kenapa cuma hanya ada Sri dan Mila saja?
Ingin sekali David bertanya pada Mila. Namun, semua itu ia tahan karena bukan kapasitasnya ia bertanya seperti itu.
"Nak David, makasih ya, sudah mau membantu. Soalnya malam-malam begini gak ada kendaraan buat ke rumah sakit."
David tersenyum ramah melihat wanita tua itu berkata demikian. "Mbok gak usah sungkan. Aku hanya orang pendatang, jadi wajar kalau kita saling membantu."
"Nak David bisa saja." kekeh Mila pelan. "Nak David mau masuk?" tawar Mila pada David supaya David ikut masuk ke dalam.
"Tidak usah, Mbok. Gak enak nanti sama suaminya Sri." Mila yang tadinya tersenyum, kini menyusutkan senyumannya saat David berkata demikian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sick Of Love ✅
General FictionWARNING!! 🚫 21+ ⛔Sebagian Part Dihapus!!!⛔ Tersedia di Google Play & Play Books!! Saat Cinta Kembali Pada Pemiliknya!! PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!! ⛔ -------------------------------------- SICK OF LOVE © 2018 Written || W a n d a n i e l 2 5