'Tok-tok' ketukan terdengar di depan pintu kamar. "Chris, cepat bersiap!" ucap Sheila sembari membuka pintu tanpa meminta izin lebih dahulu. Namun dia tidak bisa menemukan anaknya di atas tempat tidur.
"Aku sudah bangun, bu," jawab Chris yang terduduk di depan meja belajar. Kantung matanya menjelaskan bahwa dia terjaga semalaman.
"Kamu tidak tidur, ya?" tanya Sheila dengan ekspresi khawatir seperti biasa.
"Sedikit tidak bisa tidur."
"Mau ikut ke rumah Aster, atau istirahat saja di rumah? Bagaimanapun kamu butuh tidur, nak. Mau ibu ambilkan obat?"
"Tidak perlu, bu. Terima kasih. Aku akan ikut pergi. Lagipula sudah lama aku tidak berkunjung ke sana."
"Baiklah. Cepat ganti baju dan pergi sarapan, ya."
Kepala Chris sedikit berdenyut kala dia bangkit dari duduk. Wajar saja karena dia tidak membiarkan matanya terpejam sedikitpun semalaman. Rasa takut akan mendapatkan mimpi seram yang sama membuatnya seperti itu. 'Ayo, bertahanlah!' ucapnya sembari menampar pelan kedua pipi.
Setelah berganti pakaian, dia berusaha memasang wajah terbaiknya dan menemui semua orang di ruang makan. Mereka menyambut dengan hangat seperti biasa. Meski tampaknya Thalita menyadari keanehan dari pemuda yang baru saja datang tersebut.
"Apa hadiahnya tidak lupa disiapkan?" tanya Nany.
"Iya, sudah aku bungkus. Masih ada di kamarku," jawab Thalita.
"Lho, Thalita juga membeli hadiah, ya?" Sheila tampak penasaran. Karena dia menganggap tidak ada lagi yang menyiapkan hadiah selain dirinya.
"Iya. Kemarin Chris membantuku memilih barang. Awalnya aku bingung akan membeli apa, tapi berkat saran dari Chris, akhirnya aku menemukan hadiah yang cocok."
"Wah, apa itu?"
"Dua pasang kaos kaki yang motifnya sama."
"Mereka pasti akan sangat senang ya."
Hari ini merupakan hari spesial bagi Erik dan Bianca. Karena anak kedua mereka sudah berumur dua tahun. Aster tampaknya menjadi orang yang paling bahagia karena telah memiliki adik.
Sempat ada kejadian tak disangka-sangka saat kelahiran anak kedua pasangan Erik dan Bianca tersebut. Saat usia kandungan Bianca sudah memasuki bulan terakhir, mereka sedang menghadiri upacara pernikahan Alby dan Amanda. Di saat kedua mempelai baru saja akan menyatakan sumpah setia mereka, tiba-tiba Bianca mengerang kesakitan. Tentu saja upacara pernikahan terhenti karena semua orang kini mengalihkan pandangan ke arah lain. Bahkan mempelai wanita yang berprofesi sebagai perawat langsung berlari karena sadar bahwa Bianca akan melahirkan.
Tanpa mempedulikan apapun, Amanda berkata akan membantu Bianca melahirkan di gereja karena merasa tidak akan sempat jika harus dibawa ke rumah sakit. Mereka pun menggunakan ruang rias pengantin sebagai ganti dari kamar bersalin. Alby tidak merasa keberatan dan justru kepedulian Amanda kepada orang lain tersebutlah yang dia suka.
Akhirnya, setelah menunggu beberapa saat, anak kedua Erik pun terlahir ke dunia. Amanda semakin bahagia karena merasa harinya diberkahi. Meski kini gaunnya harus berlumuran darah. Alby sempat menawarkan untuk mengundur acara mereka menjadi besok, hanya saja Bianca menolak dan ingin kedua temannya itu menikah di hari ini. Alhasil, Amanda segera berganti pakaian lalu melanjutkan prosesi pernikahannya bersama Alby. Sementara Bianca langsung dibawa Erik ke rumah sakit untuk mengecek kondisi. Hari tersebut benar-benar tidak terlupakan bagi pasangan Alby Amanda juga semua orang yang datang menyaksikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crystal [Sequel of Aster Trilogy]
Ficção CientíficaBeberapa waktu berlalu sejak terakhir kali sosok Aster masih nampak di tengah Bellgeussa. Kini semua orang yang bertahan menjalani hidup baru di tempat yang baru pula bagi mereka. Rasanya semua hal yang pernah terjadi hanyalah mimpi buruk belaka. Sa...