"No, You don't! Don't ever..." Jihoon terlihat tak terima menggeleng berulang dan terus bicara tidak.
"Kenapa?" tanya Jiyeon penasaran.
"Dia... Dia terlalu muda untukmu, kau pikir dia mau dengan tante tante sepertimu." ucap Jihoon malah mengatai Jiyeon tua.
"Yak! Oppa berlebihan... berarti kau juga ahjussi..." Jiyeon membalas ucapan jahat Jihoon kini.
"Kau lucu sekali, wajah sepertiku tidak akan dipanggil ahjussi." Jihoon memasang tampang sok coolnya yang dianggap jijik oleh Jiyeon.
"Jinjja... Ah, itu Wonwoo, Wonwoo~ya... ini ahjusshi kan?" tanya Jiyeon antusias, Wonwoo membulatkan matanya kaget...
"Anniya... Hyung? benarkan?" tanya Jihoon berusaha memberinya kode.
"Nde, aku permisi hyungnim... Noonim... Aku ingin istirahat." ucap Wonwoo pelan masuk kedalam firma hukum itu, menutup pintu depan dengan segera dan tampak tertunduk.
Tak ada yang mengganggunya dijalan sebelum kembali ke rumah sementaranya ini atau kantor firma hukum Tuan Kang tapi tawa lebar Jiyeon pada Jihoon seolah mengganggunya, Wonwoo seolah tak rela membagi senyum itu untuk orang lain.
Geundae, Wonwoo tak bisa bersikap seperti itu... Jiyeon membantu Wonwoo tulus dan hanya karena profesionalitasnya sebagai calon notariat bukan karena hal lain apalagi melihat latar belakang dan pekerjaan Park Jihoon jauh lebih baik daripada dirinya.
Wonwoo masih bisa mendengar tawa keduanya diluar, Jiyeon tampak nyaman dengan Park Jihoon ditambah lagi Park Jihoon memiliki wawasan luas dan tahu cara mencari bahan pembahasan tak seperti dirinya yang kebanyakan diam dan mendengarkan, sesekali menimpali ucapan Jiyeon yg ia mengerti.
Sungguh tak asik.
Wonwoo menghembuskan nafasnya dalam,
Entah sudah berapa kali dirinya menghembuskan nafas berat dan panjang, ini berat.
Wonwoo masuk kedalam ruang arsip yang sudah disulap menjadi ruang tidur oleh Pengacara Kang saat Wonwoo dan Jiyeon makan malam tadi.
Pria muda itu tersenyum,
- Ya Tuhan, semoga Pengacara Kang, Jiyeon Noona dan lainnya hidup bahagia selamanya, Amin... Terima kasih. -
Doa Wonwoo dalam bisikan sambil perlahan menutup matanya.
.
.
"Wonwoo, ada tamu buatkan kopi... Sekalian untukku tanpa gula biasa, ingat gula rendah lemak... Juga 1 sendok krimer. Ah dan..."
"Pengacara Park, kopinya aku buatkan saja, Wonwoo buatkan teh saja untuk tamu... Nyonya Han dan saudari-saudarinya biasa kemari, terakhir ku beri kopi dia menawar teh. Oke?" ucap Jiyeon datang ke pantry kala Jihoon sudah mulai memberi perintah pada Wonwoo yang berlebihan ditambah tugas fotokopi Wonwoo yang membludak.
Pria yang lebih muda mengangguk mengerti mengambil cangkir lain di lemari dan mulai meracik teh.
"Ckk ! Kenapa membantunya?" Tanya Jihoon mendengus kesal pada Jiyeon yg mau maunya membantu tugas OB Wonwoo diluar tugasnya sebagai seorang profesional.
"Ayolah pengacara Park, bantu dia sedikit tak masalah kan? Wonwoo disuruh fotokopi berkas perdata olehmu kan untuk sidang besok? kau tahu sendiri berkas itu bisa sampai ribuan lembar." ucap Jiyeon santai.
"Tapi... Aish, jangan seperti itu air panasnya bisa luber kemana mana bodoh!" Jihoon meletakan tangannya diatas tangan Jiyeon kala ia salah memutar kenop mesin kopi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
WOULD YOU HELP? ✔
FanfictionKetika seorang pria yang baru menyelesaikan studi menengahnya dihadapkan pada kenyataan pahit ayahnya menyekap sang ibu dan berniat menikah kembali dan rencana busuknya untuk menjual aset milik ibunya.... kegilaan ayahnya menghantarkannya pada Danie...