"Sial."
"Kook, kau mau kemana?"
"Pergi."
"Pergi kemana? Dengan siapa?"
"Mingyu. Dan jangan berani mencegahku, hyung." Geramnya. Ia menepis tangan yang mencengkeram kuat tangan kanannya. Memandang kearah mana saja selain ke orang yang mengajaknya bicara. "Dia saja boleh pergi. Masa aku tidak?"
Hoseok, sahabat sekaligus rekan seperjuangan yang telah bertahun tinggal bersama maknae kesayangan semua orang itu menghela napas berat. Berkalipun ia telah menghadapi sifat kekanakan Jungkook, tetap saja ia sedikit lelah. Sosok dongsaengnya itu tak akan bersikap childish seperti ini jika tak ada penyebabnya.
"Tapi tidak sekarang. Lihatlah jam berapa ini? Kau pikir apa yang akan Sejin hyung katakan jika tahu kau berkeliaran tengah malam begini hanya berdua dengan temanmu itu?" Ujar Hoseok.
"Taehyungie hyung saja boleh pergi dengan seojoon hyung dan hyungsik hyung. Mereka baru saja pergi bertiga. Kenapa aku tak boleh?"
"Karena Taehyung tak akan mabuk, Kook. Aku tahu jika kau pergi dalam keadaan marah begini maka tujuanmu pasti bar. Kau akan minum-minum!"
"Aku sudah legal untuk minum."
Sebelum Hoseok dapat mengungkapkan sepatah kata lagi, Jungkook telah membanting pintu apartemen mereka.
Selalu begitu jika ia bertengkar dengan kekasihnya.
.
.
.
.
.
Jungkook berbohong. Bukan dengan Mingyu ia menghabiskan malam suramnya, melainkan sendiri.
Ia nekat memesan taksi dan pergi tanpa menggunakan masker seperti biasa. Hanya sebuah hoodie yang menutupi surai hitamnya. Bahkan pengemudi taksi pesanannya nyaris mengerem mendadak mengetahui jika bintang papan atas seperti Jungkook yang duduk di kursi belakang.
"Tambah lagi."
Kepalanya berdenyut kencang. Total sudah 2 jam ia habiskan dengan menenggak minuman yang membakar perutnya. Ia merasa kembung, tapi berhenti juga tak seru. Kendati minuman yang dicampur sedikit lemon dan es batu itu menyiksa tubuhnya, namun sensasi hilang arah menjadi favoritnya.
Semua gara-gara Taehyungie hyung.
Kalau ia tidak memilih untuk pergi bersama hyungnya itu, pasti aku tak akan minum sendiri disini.
Dengan bersungut-sungut ia menenggak habis gelas yang baru saja terisi penuh dan nyaris menggebrak meja karena selalu merasa tak cukup.
"Mau yang lebih kuat lagi!" Teriaknya.
"Berikan dia Scotch whiskey."
"Single malt?"
"Single grain."
Tangan lincah si bartender menuangkan sebotol minuman berbau menyengat itu ke gelas baru. Tak ada tambahan es batu, agar si bocah terkenal itu merasakan minuman keras yang sesungguhnya.
"Kau tak akan mabuk hanya dengan margarita, bocah." Seru si lelaki.
Jungkook melirik ke sosok yang dengan santainya menarik kursi dan duduk di sebelahnya. Ia mengerjap beberapa kali. Sungguh pandangannya mengabur. Softlense seakan tak berarti lagi menunjang ketajaman indera pengelihatan. Efek minuman keras itu terasa pada tubuh dan kesadarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDISCOVERED
FanfictionKumpulan FF Oneshot Vkook/Taekook Rated : M Boyxboy, NC, Smut, 🔞, Top! Tae x Bottom! Kook