There's A Place for Us

9.7K 432 20
                                    

"Anmok?" Jungkook mengernyitkan kening menatap layar ponsel yang disodorkan tepat di bawah hidungnya. "Kupikir kita akan pergi ke Gyeongpo, hyung." Gumamnya.

"Uh huh." Taehyung menggelengkan kepalanya. Menggoyangkan sebagian rambut bagian depan bak bintang iklan shampoo. "Hyungmu memberitahuku kalau yang ini akan lebih... aman."

"Kau bilang—"

"Aku tahu. Aku sudah memberitahu manajer tersayang. Kita akan tinggal di penginapan tepi pantai selama dua hari. Privat."

"Memangnya bisa privat?"

"Kenapa tidak?"

Taehyung menepuk pelan paha Jungkook sebelum merebahkan kepalanya disana. Ia menguap lebar-lebar yang kemudian ditutup oleh telapak tangan kekasihnya itu dengan cepat.

"Hehe. Kau peka sekali."

Jungkook menghela napas. Ia mengalihkan pandangan dengan menatap ke arah layar televisi yang ada di kamarnya.

Tangan Jungkook merayap diantara surai pirang pria kesayangan. Mengusap lembut helaian lembut itu selama beberapa saat dengan tatapan mata kosong.

Taehyung yang merasakan keheningan di antara merekapun memandang netra kekasihnya. Mata bulat Jungkook yang tak sehidup biasanya. Jika sudah seperti itu ia tahu jika kekasihnya sedang dilanda gundah. Sikapnya selalu seperti itu saat sedang banyak pikiran.

"Kau masih khawatir?" Tanya Taehyung. Tangan yang semula bertengger di rambutnya itu diraih dan dikecup lembut. Jari-jari Jungkook berada diantara belah bibir Pemuda Kim selama beberapa saat.

Jungkook menyunggingkan senyum hambar. "Bukannya aku tak menghargai hadiah ulang tahun darimu, hyung. Hanya saja, kau tahu, kurasa ini terlalu berbahaya."

"Sejujurnya aku berharap salah satu dari mereka berhasil mengambil gambar kita dan—Ouch, sakit, Kook!"

Jungkook menarik tangannya dan memukuli pundak Taehyung. Ia terkekeh geli saat melihat raut wajah pria yang dikencaninya selama setahun belakangan ini menahan sakit akibat ulahnya.

Pertemuan mereka di bawah atap studio saat hujan di bulan November beberapa tahun silam membuahkan satu rasa yang sulit dienyahkan. Memang rasa itu tidak timbul dengan sendirinya. Perasaan itu tumbuh setiap harinya.

Dari yang awalnya saling malu kemudian mulai berbagi waktu.

Dari hanya menganggap sebagai pengganti sang kakak kemudian berubah menjadi sosok yang tak bisa lepas barang sedetikpun.

Dari sekedar berbagi tawa kekonyolan hingga kini berbagi kehangatan.

Seindah itu mereka jatuh cinta di antara hiruk pikuk pekerjaan yang menggila.

Namun ada satu hal yang begitu mengganjal batinnya.

Yaitu tempat bagi mereka.

Ia sendiri ingat dan tahu dengan jelas jika fans mereka tak akan bisa menerima kenyataan tersebut.

Jungkook sadar diri.

Maka dari itu mereka terpaksa sembunyi-sembunyi jika ingin bertemu. Terpaksa mencuri waktu. Sesekali berdusta pada pelatih, manager, Bang PD nim, maupun hyung lain.

Beruntung bagi Jungkook dan Taehyung kelima saudaranya  sangat mendukung hubungan mereka berdua. Bahu membahu hyungnya saling memberi dukungan dan membantu menutupi hubungan tersebut. Tak terhitung berapa kali mereka harus kewalahan akibat ulah maknae grup itu yang sulit menahan hasrat.

"Jangan gila, hyung. Kita akan menyakiti hati ARMY!" Omel Jungkook. Tangannya kini berganti mencubit perut Taehyung. "Mereka tak akan suka keadaan kita yang begini." Imbuhnya.

UNDISCOVEREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang