BAB 8

186 21 2
                                    

Changmin sedang hunting beberapa objek background untuk inspirasi chapter berikutnya di sebuah desa kecil di pegunungan Namsan. Changmin yakin sekali bahwa ini adalah tempat yang cukup terpencil dimana ia bisa menyendiri dari semua orang. Dan semua hal. Termasuk sinyal handphone. Tapi itu tidak berlaku untuk pesan singkat dari tetangganya.

Jumat depan ada acara?

Changmin terlebih dulu mengingat-ingat jadwalnya. Setelah hunting background ia ada beberapa jadwal untuk bertemu dengan asisten-asistennya untuk membicarakan proyek komik lain. Bukan webtoon, jadi Changmin butuh bantuan untuk melakukan beta dan background. Jadwal pertemuannya belum pasti, tapi selama seminggu ini mereka sudah sepakat untuk bertemu sebanyak dua kali.

Selain itu tidak ada pekerjaan lain untuk minggu ini. Deadline plot webtoonnya masih dua minggu lagi. Changmin sepertinya bisa membuat Jumat malam kosong. Para asistennya rata-rata punya kekasih, jadi sepertinya mereka akan keberatan jika Jumat malam mereka digunakan untuk bertemu Changmin yang semi anti-sosial membahas komik yang luar biasa suram.

Kurasa kosong. Kenapa?

Just wondering if you want to hang out? :]

Kening Changmin sedikit mengernyit. Setahu dia Yunho bukan seseorang yang suka pamer dengan kemampuannya di bahasa asing. Dan sebagai penulis pria itu sepertinya cinta sekali dengan bahasa Korea. Kenapa sekarang tiba-tiba pakai bahasa Inggris? Dan kenapa juga ia harus pakai emoticon senyum begitu...?

Ke mana?

Kenalan temanku baru buka café di dekat Universitas Seoul. Dan Junsu bilang ia akan menyanyikan beberapa lagu sebagai ucapan selamat.

Changmin sedang membereskan kameranya dan membereskan beberapa peralatan ketika pesan tadi masuk. Ia duduk di sebuah batu besar di dekat sawah yang mulai menguning. Menggaruk tengkuknya pelan, merasa awkward dengan antusiasme yang terasa dari kalimat di pesan pria itu. Jung Yunho. Changmin berusaha untuk tidak terlalu merasa aneh dengan keakraban yang ditawarkan pria itu. Tapi tetap saja Changmin merasa canggung dengan begitu mudahnya pria itu mengajaknya pergi ke acara teman-teman dekatnya.

Dan siapa pula itu Junsu? Tanpa penjelasan apapun Changmin dipaksa seperti masuk ke dalam point of view Yunho yang supel dan terbuka. Changmin membuat dirinya terdengar tua dan kaku. Tapi ia memang begitu, tidak seutuhnya begitu. Tapi itu bagian dari dirinya dan saat ini Changmin merasa Yunho merasa terlalu dekat dengannya. Memang salah Changmin juga. Menginap di apartemen pria itu ketika mereka baru saja saling kenal. Masalahnya memang tidak ada pilihan lain, tetangga sebelahnya ribut sekali dan Changmin harus konsentrasi untuk menyelesaikan deadline dan salah Yunho kenapa ia jadi satu-satunya orang yang ia kenal dan paling dekat untuk dimintai bantuan.

Changmin berpikir lagi untuk beberapa saat. Bahwa tidak enak jika ia berkata tidak setelah tadi ia bilang Jumat malam ia kosong. Tapi pesta pembukaan café baru dengan sekumpulan manusia yang tidak ia kenal? Bukan gaya Changmin sekali. Ia lebih memilih marathon menonton ulang seluruh series film Harry Potter untuk menghabiskan akhir pekannya. Tapi sekali lagi, ia berhutang sekali pada Yunho.

Jadi ia memilih mengiyakan ajakan itu. Dengan sedikit berbohong soal antusiasme dan sedikit memamerkan kemampuan bahasa Inggrisnya.

That sounds great. But who's Junsu?

Junsu? Ada lima kata mudah untuk menggambarkan manusia satu ini; adorable, berisik, tapi bersuara malaikat.

Jawaban dari Yunho masuk ke telepon genggam Changmin kurang dari satu menit. Changmin tersenyum tipis. Ia suka cara Yunho menggambarkan temannya itu.

Kau terdengar seperti sedang membanggakan anakmu. Jam berapa acaranya?

Memang :p Sekitar jam tujuh malam, mau kujemput ke apartemenmu atau ketemu di lobi?

Fiks, Changmin yakin ia blushing saat ini. Entah untuk alasan apa. Tapi Changmin merasa ia punya alasan untuk blushing pada kalimat Yunho di pesan ini. Walau sekali lagi entah apa. Ayolah Changmin... Yunho hanya sedang berbaik hati menawarkan padanya tumpangan. Changmin tahu. Yunho juga mungkin terbiasa menjadi manusia yang terlalu baik di seluruh Korea Selatan. Entahlah. Tapi bagian kujemput di apartemen atau menunggumu di lobi membuat saat ini Changmin dan Yunho sedang mendiskusikan detail sebuah kencan.

It's just hang out, Changmin. Not going out!

Changmin membuat catatan mental dan menempel memo itu di pikirannya agar pikirannya tidak berputar-putar sesuka hati mereka dan membuat kesimpulan yang tidak- tidak dari kebaikan hati Yunho. Yunho hanya berusaha menjadi teman yang baik.

Changmin mengetik jawabannya dan menarik nafas sebelum menekan tombol kirim.

Oke. 6:30 di lobi. Dan setelah beberapa saat berpikir, akhirnya changmin menambahkan sebuah emoticon :]

.

.

.

.

Time Works Wonders ⏳ HoMin [⏹]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang