"Maaf mengganggu."
Changmin membawa jinjingan tas laptop, sebuah map berisi gambar dan tas kecil lain yang sepertinya berisi alat-alat untuk menggambar. "Maaf, aku tidak punya kenalan lain untuk kumintai bantuan."
Yunho tersenyum dan mengangguk sebagai tanda tidak masalah. Ya, karena memang tidak masalah. Pria ini baik dan cukup sopan. Meskipun pertemuan di pertamanya ia dingin sekali.
"Meong." Kucing yang dipungut Yunho kemarin malam seperti datang menyambut Changmin. Padahal tadi pagi saat petugas pengantar Koran datang ia langsung pergi bersembunyi. Sepertinya memiliki insting bahwa ia adalah barang selundupan dan harus bersembunyi.
Dan kali ini Changmin yang datang. Dia tahu Changmin bukan ancaman untuknya.
Pemuda itu menurunkan barang-barang bawaannya ke lantai. Lalu berjongkok, mengusapi kepala kucing itu. Keduanya seperti saling menemukan. Yunho biarkan saja Changmin bermain dulu dengan kucing itu.
"Kau sudah menamainya?" Changmin bertanya sambil membawa tas laptopnya di tangan kiri dan menggendong kucing kecil itu di tangan kanan.
"Tidak. Aku tidak berniat merawatnya. Tadinya besok akan kubawa ke dokter hewan dan kuserahkan sebagai hewan untuk adopsi." Changmin diam. Setelah kalimat itu. Seperti ingin memprotes tapi tidak keluar apapun dari mulutnya. Ia hanya menatap Yunho yang sedang membawa kopi untuk Changmin dengan tatapan sendu.
Yunho yang merasa ditatapi akhirnya bicara. "Kau tahu? Aku selalu pulang malam dan pergi keluar rumah seharian. Kucing itu makhluk yang butuh kasih sayang dan tidak boleh ditinggalkan terlalu lama tanpa perhatian. Aku tidak bisa memlihara makhluk sepert itu. Lagipula ada larangan membawa binatang peliharaan."
"Kalau begitu kenapa tidak dinamai?"
"Karena kalau aku menamainya, ia akan semakin merasa aman bersamaku."
"Tapi kau sudah mengambilnya, sudah terlanjur. Jangan melakukan sesuatu setengah-setengah jika kau tidak bisa, ya jangan lakukan dari awal." Yunho yang bergerak menuangkan kopi berhenti. Nada Changmin tiba-tiba saja menukik di akhir.
"Maaf," kata lelaki jangkung itu. Ia merasa sudah kelepasan biacara. "Kurasa aku..." Changmin menurunkan kucing tadi dan merapikan barang-barangnya. Bergegas bangkit dan sudah hendak pergi.
Yunho tidak sampai untuk menangkap lengan Changmin, tapi ia berhasil memegangi tas laptopnya. "Aku yang minta maaf. Tinggallah."
Lalu pemuda itu duduk kembali. Dan Yunho meneruskan menuangkan kopi ke dalam cangkir Changmin.
"Bagaimana kalau Mimi?" Pemuda itu mendadak bicara. "Kalau kau tidak mau merawatnya, biar aku saja," ujarnya dengan raut wajah kelewat serius.
"Mimi ya?" Changmin mengangguk.
Yunho terkekeh. "Boleh juga."
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Works Wonders ⏳ HoMin [⏹]
FanfictionTentang kehampaan di antara ingar bingar kota. Seorang Penulis naskah dan seorang komikus hanyut dalam dunia imajinasi yang mereka cipta sendiri. Dua jiwa yang saling menemukan namun sulit dipersatukan. DISCONTINUED #5 erelra #7 uknowyunho #9 dongba...