"Kau tidak bilang kalau Junsu itu KIM JUNSU!" Changmin menahan diri sebisa mungkin dari berteriak histeris saat ini pada Yunho. Begitu mereka memasuki café bernuansa merah marun dengan aksen batu bata dan berbagai hiasan dinding foto-foto musisi tahun50-an, 60-an, 70-an dan 80-an. The Beatles dan David Bowie memang lebih mendominasi. Lampu kuning temaram yang menenangkan, wangi aroma terapi berpadu dengan aroma wine dan beberapa minuman segar lainnya dan pojok baca yang berisi berbagai novel dan komik. Changmin langsung tahu bahwa ia akan kembali lagi ke tempat itu dalam waktu dekat. Tempat yang funky untuk hang out dengan menu makanan ala restoran internasional, Changmin tidak akan bilang tidak jika Yunho mengajaknya datang lagi ke sini.
Sebentar. Kenapa harus tunggu diajak Yunho?
Changmin tidak punya kesempatan untuk memikirkan ulang hal tadi. Yunho langsung menarik tangannya menuju sekumpulan orang yang Changmin perkirakan sebagai teman-temannya Yunho yang ia bicarakan sepanjang perjalanan menuju tempat itu. Changmin dipaksa mengingat beberapa nama sekaligus; Leeteuk – yang terlihat gelisah ketika besalaman dengan Changmin – sepertinya sedang menunggu seseorang datang, Siwon – yang tersenyum tampan dan berbasa-basi bahwa ia menyukai jaket kulit yang Changmin kenakan, Yoochun – yang sejak awal Changmin datang tidak berhenti tersenyum penuh makna pada Yunho, Jungkook – yang sepertinya tak begitu ambil pusing soal siapa itu Changmin dan langsung mengajak Yunho untuk mendiskusikan sesuatu – dan Junsu – yang kemudian dengan senyum ramah mengajak Changmin mengobrol soal bahwa Just the Way You Are milik Billie Joel yang tengah mengalun pelan dari speaker café adalah lagu kesukaannya dari Billie Joel. Dan dengan riangnya Junsu tersenyum dan kemudian membicarakan kaos Linkin Park yang Changmin kenakan di bawah jaket kulitnya. Lalu kemudian mulai mengajak berdebat Changmin soal album terbaik dari band kesukaan Changmin itu. Junsu tergila-gila dengan Thousand Sun, Changmin tidak begitu setuju tapi dia berusaha tak terlihat keras kepala di perjumpaan pertama.
Begitu Yoochun memanggil Junsu untuk bersiap-siap di panggung kecil, dan Yunho kembali dengan senyum permintaan pemakluman ke Changmin beberapa menit kemudian. Changmin tidak peduli. Ia baru saja mendiskusikan–garis miring berdebat kecil–dengan KIM JUNSU soal album Linkin Park terbaik menurut masing-masing.
"Kenapa kau tidak bilang teman Junsu-mu ini Kim Junsu yang mengisi soundtrack film Iris? Kim Junsu yang diundang menyanyi di festival musim semi di Cina? Kim Junsu yang kukoleksi semua albumnya, bahkan sejak album pertama? Kim Junsu a.k.a Xia Junsu?"
Yunho tertawa dan menarik Changmin terlebih dahulu untuk duduk di salah satu meja dekat panggung. "Karena kupikir kau bukan salah satu fans yang terobsesi pada suara si dolphin satu itu."
"Aku tidak terobsesi." Changmin mengoreksi. Yunho memainkan alisnya menunjukkan keraguan. "Oke, sedikit mungkin. Tapi dia memang salah satu musisi paling berbakat saat ini di Korea Selatan."
"Aku tidak akan mendebatmu soal itu." Yunho mengangkat tangannya tanda menyerah pada kilat antusias di mata Changmin.
"Aku punya semua albumnya. Meskipun album terbarunya bukan favoritku sih, terlalu dance dan ia mengubah gaya panggungnya secara radikal, tapi masih keren, kurasa."
"Kau suka album yang mana?"
"Musical December." Changmin sedikit ragu. "Meskipun lagu pertamanya All Rise di album kompilasi dengan beberapa artis newbie di SM itu luar biasa, tapi kalau untuk album, aku pilih Musical December."
Yunho mengangguk-angguk. "Kalau boleh jujur aku lebih suka album terbarunya Junsu. Kurasa mungkin karena album ini yang paling mendekati seleraku. Dan Incredible juga dipilih dengan baik sebagai single pembuka. Aku tidak pernah sesetuju ini sebelumnya dengan tindakan Junsu. Biasanya ia sering melakukan hal-hal yang kurang pikir panjang, termasuk menerima Yoochun menjadi kekasihnya." Changmin melihat ada senyum nostalgia di wajah Yunho. Jelas sekali bahwa Junsu bukan sekedar teman biasa bagi Yunho, Junsu lebih terlihat seperti anak yang dibesarkan dengan susah payah olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Works Wonders ⏳ HoMin [⏹]
FanfictionTentang kehampaan di antara ingar bingar kota. Seorang Penulis naskah dan seorang komikus hanyut dalam dunia imajinasi yang mereka cipta sendiri. Dua jiwa yang saling menemukan namun sulit dipersatukan. DISCONTINUED #5 erelra #7 uknowyunho #9 dongba...