dihukum bareng si cupu

37 3 3
                                    


Seperti biasa, aku berjalan menuju sekolah utama ku, dengan memakai seragam putih abu, dan memakai papan nama yang tertera nama ku disana 'Seni Febrianti, kelas 10 MIA 2'
Lumayan membuat ku semakin di kenal

"Wah lu datang juga rupanya!"

Dia teman ku yang bernama Mia, nama lengkapnya Neng Mia Amelia, dia sering di panggil mia, neng Mia, kadang aku sering memanggil nya gila, karena sifat nya yang menurutku seperti orang gila namun dia juga bisa membuatku tertawa terbahak bahak oleh sifat gilanya

"Inikan hari Senin, mana mungkin di hari pertama gue gak sekolah" jawab ku asal, padahal aku sangat malas sekolah hari ini

"Ck. Padahal dalam hati Lo malas sekolah!"

"Udah,ah. Eh lu mandi gak?" Tanya ku yang langsung mendapat senyum kuda darinya

"Lu kan udah tau kebiasaan gue tuh jarang mandi pagi" jawab nya dengan sedikit toyoran pada kepalaku

"Lu, mah. Tapi gue juga enggak"

Kami tertawa bersama tanpa memperhatikan kalau sekeliling orang sedang memandang kami,

"Tas Lu belum lu simpan? Yaudah sana cepet simpan! Keburu mulai neh upacaranya"titah nya setelah melihat tas ku yang masih ada di pundakku

"Iya bawel lu ah"

Beberapa anak tangga ku naikin, malas sih tapi teringat pesan ustadzi yang mengatakan kalau kita cari ilmu itu sama aja kita sedang berjihad di jalan Allah, sejak saat itu aku mulai bersemangat bersekolah, namun entah lah untuk hari ini rasanya malas

Kelas ku mulai terlihat setelah aku mulai menginjak anak tangga teratas, namun pria di depan ku ini mulai memperlelet jalan ku, entah apa yang dia lakukan, dia berjongkok dengan kepala yang menengok ke kanan  kekiri

"Ih,Kiki lu bisa minggir gak?" Titah ku namun tak ada jawaban darinya

"MasyaaAllah Kiki! Lu denger gak seh?"

"Lu lagi cari apaan? Minta bantuan temen lu deh!"

Ihh, ini orang budeg kali ya? Volume suara ku sudah ku naikan sedikit masih aja dia tak menjawab

"Kiki..gue ini ngomong ke....."

"Aku lagi nyari gagang kacamata ku, sebelahnya lagi ilang" dia mulai berdiri dan menunjukkan kacamata nya yang pecah pada ku

"Mana si deni? Bukannya dia selalu di samping lu?"

"Deni udah turun" katanya dengan suara yang bergetar, nampaknya dia mau nangis

"Eh lu. Cemen banget sih, yaudah sekarang kita cari gagang kacamata lu"

Dengan pasrah aku mulai mengikuti nya berjongkok, memulai pencarian dari tong sampah sampai ke kelas dan kelas lainnya, namun nihil gak ada sama sekali

"Yah itu udah mau di mulai upacaranya! Nanti aja deh kita cari lagi" setengah teriak ku

"Tap..."

"Hei kalian! Malah berduaan!  Bukannya ikut upacara, ini malah pacaran" teguran itu membuat aku membeku di tempat, sempat ku menoleh pada si cupu itu namun dia tetap tenang tanpa ada rasa tegang sedikit pun

"Ikut saya sekarang, kalian saya hukum!"

"APA?" Aku kaget setelah mendengar pernyataan anggota BP itu, bagaimana mungkin?
Aku tengok lagi pada si cupu itu tetap sama wajah yang sesantai santai nya,
Bahkan hanya aku saja yang berteriak tadi namun tidak dengan nya

"Gara gara siapa ini Ki?" Tanya ku datar

"Maaf" katanya singkat

Aku mulai menuruni tangga, kecewa sih karena akan dapat hukuman apalagi berdua dengan si Kiki cupu

Dan sekarang, sebuah ruangan yang terpampang jelas 'Ruangan BP' ini sedang aku tempati, aku duduk di kursi di depan anggota BP tadi dan di samping ku terdapat si Kiki cupu

"Kalian harus membaca surah yang akan saya tentukan, kalau tak bisa maka hukuman itu akan di double dan mengharuskan kalian untuk berdiri di tengah lapangan sampai jam istirahat!" Tegas ibu BP dengan sorotan yang mengintimidasi

Wallahi, pernyataan ibu BP' ini semakin membuat ku kaget, entah sisi mana yang harus bertanggung jawab atas ini semua,

"Bu,tadi itu saya bantu Kiki untuk nyari gagang kacamata nya yang ilang, bukannya gak upacara apalagi nyangka kami pacaran" tuturku dengan sedikit menengok ke arah si cupu

"Pokoknya yang saya tau adalah kalau kalian itu gak upacara" tegas nya satu tekad

"Ibu sendiri kenapa gak upacara?"

"Sekali lagi kamu bertanya yang tak berfaedah sekali lagi hukuman ini di tambah!" Tegas nya dengan sorotan mata yang tajam

"Jangan bu..kasian seni"

Kali ini akhirnya si cupu ini membuka mulut setelah sekian menit terdiam membisu, aku sempat membelalakkan mata setelah mendengar penuturan nya, kasian seni katanya

"Yaudah, sekarang kalian harus membacakan surah Al Mulk........."

"SAMPAI TAMAT?"

Dan untuk keduakalinya si cupu ini angkat suara lagi, belum sempat perempuan anggota BP itu menggenapkan dialognya malah dia potong, ish, gak sopan lu

"Kenapa?" Tanya ibu BP itu

"InsyaaAllah Saya bisa Bu, SAMPAI TAMAT" jawab nya dengan menengok kearah ku saat mengucapkan kata 'sampai tamat'

"Kalau kamu seni?" Tanya ibu BP itu pada ku, aku sempat terdiam sejenak. ya, AL Mulk sih aku hafal tapi hanya 12 ayat saja seh

"Kalau gak bisa, kamu harus berdiri di tengah lapangan sampai jam istirahat"

"Hanya 12 ayat yang saya hafal" ucap ku

"12 ayat? Kalau begitu kamu harus berdiri di tengah lapangan selama 18 menit" Ucap nya lagi yang membuat ku sempat menggeleng menolak

"Kenapa? Mau di tambah?"

Aku dengan secepat kilat menggeleng tidak, entah mengapa di hari ini dan di pagi ini aku mendapatkan kondisi seperti ini, Ya Allah Rahmatilah aku selalu..

" Biar aku temenin" kata si cupu yang mengundang kekehan kecil dari Ibu BP ini,

"Ini semua gara gara elu!"

"Maaf"

"Maaf maaf! Lu cuman- Ah udahlah"

Assalamualaikum??

Bagaimana part ini? Pasti makin gaje aja kan😂
Maafkeun lah ini baru belajar, InsyaaAllah di kedepannya bisa lebih baik lagi😋

One more, vote, comen, dan follow akun Wattpad Mia dong, siapa tau Mia bikin cerita baru lagi😉

Barrakallah

Ana Uhibbuka Fillah, CupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang