Hyunjin menatap rumah dihadapannya, menghela nafasnya kemudian melangkahkan kakinya masuk kedalam pekarangan rumah itu.
"Ada yang bisa saya bantu ?" Tanya seorang laki laki berotot dan berbaju hitam
"Saya mau ketemu dengan rhujin" ujar hyunjin.
"Maaf mas, non rhujin dilarang bertemu dengan siapa pun" ujar laki laki itu tegas.
Hyunjin menghela nafasnya, "kalo gitu saya mau ketemu dengan orang tua rhujin" ujar hyunjin.
"Gak bisa mas-"
"Siapa itu ?"
Hyunjin dan laki laki berotot itu menoleh. Hyunjin menatap seorang wanita cantik yang ia tau betul itu siapa.
Hyunjin melewati laki laki berotot itu dan menghampiri wanita cantik yang berdiri di teras rumah itu.
Mata wanita itu sedikit melebar ketika menyadari siapa hyunjin, "loh ? Hyunjin ya ?" Tanya wanita itu.
"Iya, selamat siang tante sekyung" ujar hyunjin sopan.
Sekyung tersenyum, "ngapain kesini nak ?" Tanya sekyung ramah.
"Maksud saya kesini itu, mau ketemu dengan rhujin" ujar hyunjin.
Sekyung mengedipkan matanya beberapa kali, "tapi rhujinnya lagi dihukum sama ayahnya" ujar sekyung sedih.
Hyunjin menghela nafasnya, "rhujin sama sekali enggak bisa ditemuin ?"
Sekyung menatap hyunjin, lalu menghela nafasnya "yaudah, kamu boleh nemuin rhujin" ujarnya.
Hyunjin menampilkan senyuman tipisnya, "makasih banyak tante" ujar hyunjin.
Sekyung mengangguk, "kamar rhujin di lantai dua, yang pintu kamarnya putih dan bergambar" jelas sekyung.
Hyunjin mengangguk, mengucapkan terima kasih sekali lagi lalu berjalan masuk ke dalam rumah.
Sesampainya di lantai dua, hyunjin sudah langsung bisa menemukan kamar rhujin. Pintu kamar bercat putih dengan gambar bunga berwarna violet.
Hyunjin mengetuk pintu kamar rhujin, beberapa kali tetapi tidak ada sautan dari dalam.
Hingga sekitar 10 menitan hyunjin menunggu, akhirnya laki laki itu memutuskan untuk mencoba membuka pintu kamar rhujin.
Sedikit terkejut ketika ternyata pintu kamar rhujin tidak terkunci, hyunjin membuka pintu kamar rhujin pelan.
Sepi.
Hyunjin menutup pintu kamar rhujin oerlahan, matanya kini sibuk untuk melihat sekelilingnya. Lebih tepatnya kamar rhujin yang entah kenapa membuatnya berpikir kalau kamar ini bukanlah cerminan dari si pemilik.
Rapi.
Ada banyak buku buku yang tersusun rapih di dalam lemari, sofa pun sepertinya masih kencang.
Satu satunya yang tidak terlihat rapi adalah kasur rhujin. Di atas sana terdapat perempuan yang sedang meringkuk di balik selimutnya.
Hyunjin berjalan mendekat, memperhatikan rhujin yang tidur dengan meringkuk ke samping.
Satu yang membuat hyunjin meringis ngilu adalah kedua mata bengkak rhujin. Mungkin perempuan itu menangis semalaman.
"Hei" panggil hyunjin, berharap dapat membangunkan rhujin.
Tetapi rhujin tidak bangun,
Tangan hyunjin terulur untuk memegang bahu rhujin, "bangun sebentar" ujar hyunjin lagi.
Kali ini sepertinya berhasil, rhujin sedikit menggeliat dan mengubah posisinya.
Mata bengkak rhujin terbuka, hal yang pertama kali ia lihat adalah wajah tampan hyunjin yang sedang menunggunya untuk bangun.
Rhujin berdecak, "lagi lagi mimpiin hyunjin" uajrnya lalu kembali menutup matanya.
Untuk sesaat hyunjin terpaku mendengar omongan rhujin,
"Bangun bentar" ujar hyunjin lagi pelan, tentunya sambil menggoyangkan bahu rhujin.
Mata bengkak rhujin kembali terbuka, mengerjap beberapa kali. Lalu kepala rhujin mendongak.
"Hyunjin ?"
Hyunjin mengangguk,
Dengan segera rhujin mendudukkan badannya, "kok bisa disini ? Ngapain ?" Tanya rhujin.
Rhujin menggeleng, "kok bisa masuk ?" Tanya heran.
"Siapa pun yang gak ngebolehin, kalo gue orang yang mau masuk, pasti diijinin soalnya gue ganteng" ujar hyunjin tidak jelas bercanda atau tidak.
Rhujin diam, menatap hyunjin bingung, orang ini lagi bercanda ?
Hyunjin yang tau kalau candaanya sama sekali gak lucu itu berdeham, "mata lo kenapa ?" Tanya hyunjin.
Rhujin otomatis memeganh matanya, "oh, sembab ya ?" Tanya rhujin.
Hyunjin mengagguk,
Rhujin terkekeh, "biasa, nangis semaleman" ujar rhujin santai.
Hyunjin dudu ditepi ranjang rhujin, membuat perempuan itu sedikit kaget karna dia sekarang sudah duduk berhadapan dengan hyunjin.
"Gue gak tau apa yang bikin lo nangis semalaman" ujar hyunjin, lalu menghela nafasnya "tapi yang jelas gue minta maaf"
Rhujin menatap hyunjin tidak percaya, selama ini hyunjin selalu dingin padanya. Tapi kenapa mendadak hangat seperti ini ?
"Lo kenapa jin ?" Tanya rhujin, "lo aneh" ujarnya lagi.
Hyunjin diam, menatap rhujin dalam
"Lagian kok lo yang minta maaf ? Lo tau aja engga kayaknya" ujar rhujin disusul dengan tawanya.
Hyunjin menghela nafasnya, "malam itu jisoo nelfon gue, tapi gue gak angkat" jelas hyunjin, "begitu gue tau maksud jisoo nelfon gue, gue udah telat. Lo udah di bawa sama pengawal" tambah hyunjin.
Rhujin diam, sedikit tidak menyangka mendengar cerita hyunjin. Apa lagi laki laki itu sampai merasa bersalah.
"Lo mau gue maafin ?"
Hyunjin mengerutkan keningnya bingung, menatap rhujin yang lagi menatapnya dengan penuh kepercayaan
Hyunjin mengangguk pelan,
"Kalo gitu, bawa keluar gue dari penjara ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Way | s.rhujin✔️
FanfictionDon't be afraid hyunjin, just follow your heart -rhujin #14 in mixnine #23 in jypnation