APA YANG TERJADI?

6.9K 500 20
                                    

Hinata terbaring sambil menatap langit kamarnya. Lamunan nya pecah saat Sasuke mengeratkan pelukannya pada Hinata sambil mengecup pucuk kepala Hinata.

"Pagi." Kata Sasuke. "Sepertinya kau memikirkan sesuatu.

Hinata mengubah posisinya menghadap Sasuke, lalu mendongak sedikit untuk melihat wajah Sasuke dan berkata, "Aku tadi bermimpi rumah yang indah."

"Lalu?"

"Rumahnya lumayan besar berwarna krim lembut dan sederhana, tapi sangat nyaman. Aku... Jadi ingin membeli rumah."

Sasuke menaikkan alisnya. "Kenapa tiba-tiba sekali?"

"Tidak tahu. Hari ini kita harus survei beberapa rumah."

"Nanti saja. Aku ingin menghabiskan waktu akhir pekan di sini bersamamu. Lagipula, sekarang kita tidak terlalu membutuhkan rumah. Tunggu saat kita punya anak nanti."

Hinata menatap kecewa. "Aku ingin sekarang. Kalau tunggu saat punya anak, masih lama. Kau bilang kita akan berencana punya anak tahun depan."

Sasuke mengelus rambut halus Hinata. "Jangan menatapku seperti itu. Baiklah. Kita akan survei rumah hari ini, tapi ada syaratnya."

Mata Hinata berbinar senang. "Benarkah? Kalau begitu apa syaratnya?"

Sasuke tidak menjawab dan langsung melumat lembut bibir Hinata. Hanya dengan bertingkah seperti ini, Hinata tahu apa syarat yang diajukan Sasuke.

***

"Aku suka rumah yang pertama kita kunjungi." Kata Hinata sambil memasuki apartemen. Mereka baru saja pulang dari survei rumah.

"Ya, aku juga berpikir seperti itu. Rumahnya juga dekat dengan kantorku." Kata Sasuke menyetujui.

Hinata tersenyum sambil duduk di pangkuan Sasuke dan mengalungkan tangannya di leher Sasuke. "Jadi, kapan kita akan membelinya? Kita harus segera membelinya."

"Sebenarnya kau ini kenapa? Kenapa kau berubah jadi orang yang tidak sabaran?"

Hinata mengangkat bahu. "Tidak tahu. Memangnya kenapa? Kau masih mau mempertimbangkan lagi? Ayolah Sasuke-kun... Kenapa masih ragu?"

Sasuke mendekatkan wajahnya pada Hinata hingga kening mereka bertemu. "Aku akan memberikan semua yang kau mau asal kau bahagia."

Hinata tersenyum lebar, lalu mengecup singkat bibir Sasuke. "Terima kasih banyak. Kau suami paling terbaik di dunia."

Sasuke membalas senyum Hinata, lalu melumat bibir Hinata dan membaringkan Hinata di sofa. Hinata menyambutnya dengan senang hati dan semakin memperdalam ciumannya.

Melihat respon baik dari Hinata, Sasuke langsung melepas kemeja biru polos dan rok tenis Hinata.

"Sasukeh..." Desah Hinata saat Sasuke meremas payudara nya yang sudah tidak berbungkus bra.

Ting tong...

Hinata membuka matanya. "Sasuke-kun, ada tamu."

Sasuke berhenti sejenak, lalu kembali melahap payudara Hinata.

"Tungguhh... Sasukehh..." Desah Hinata sambil mendorong pelan bahu Sasuke.

Sasuke tidak peduli dan ciumannya turun ke area sensitif Hinata. Hinata memejamkan matanya kembali.

Ting tong...

OUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang