Bukankah kau yang selalu berkata
Bahwa rindu tak sebercanda ituHingga aku lupa apa itu dusta
Yang sesaat masuk dalam alur kehidupan rindukuSampai Rindu itusendiri seperti menjelma menjadi bualan takdir,
Memvonis rindu yang tak pernah sampaiMenghardik sebuah ketulusan
Hingga sang hampa menyayat rusuk-rusuk perasaan iniHingga kamu yang adalah aku semogakan
Dalam setiap doaDan aku adalah seorang yang hanya mampu bisa mengagumimu dari kejauhan
Sampai pada akhirnya
hanya menjadi sebuah khayalan
dimana aku bisa bersamamubersanding bersama menghadapi dunia melewati batas batas hari dikala senja
Indonesia, 18/18/2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Dipenghujung Senja
PoesíaNalarku hilang... Ditikam senyum manismu Roboh imanku... Berkali kali mati suri pikiranku (karya ini masih On Going) Jadi ditunggu saja update tulisan selanjutnya