Sudah hampir tiga puluh menit kami bergandengan tangan , menaiki bus sampai kepedesaan, dan berjalan kaki sampai ke daerah pegunungan.
"Apa kau yakin aku akan berterimakasih?" Tanya hanbin ragu padaku.
"Di lihat dari raut wajah mu, aku jadi tidak yakin kau akan berterimakasih" ujarku menggoda hanbin
Aku tahu, hanbin bukan tipe orang yang ber tele tele, jika dia ingin ke suatu tempat dia selalu langsung membertitahukannya, dia bukan orang yang menyukai kejutan atau apapun itu.
"Kau mau istirahat?" Tanya ku karena nafasnya sudah tidak beraturan, aku kasihan melihatnya.
"Kau?" Tanyanya balik
Aku menghela nafas, dia tidak ingin merepotkanku. Jika dia berkata ingin beristirahat sedangkan aku tidak, pasti dia akan merasa bersalah.
"Ayo, kita istirahat dulu" ajakku dan berjalan ke bebatuan besar.
Kita sebenarnya sedang dalam perjalanan ke pegunungan, aku akan mengajak dia ke puncak gunung. Aku tahu dia sangat menyukai alam, udara segar.
"Apa kau akan mengajak ku mendaki?" Tanyanya mulai menyelidiki
Aku tidak pandai dalam menyembunyikan sesuatu. Hmm, kau benar hanbin, aku akan mengajak mu mendaki.
Aku tidak menjawab, aku hanya memberikan tatapan tajam padanya.
"Kenapa kau menatap ku? Tidak apa apa lisa, aku akan berpura pura belum mengetahui nya" lanjutnya, seperti nada mengejekku.
"Sudahlah. Iya, aku mengajakmu mendaki. Kau puas!!" Jawabku dengan marah.
"Kenapa kau marah? Aku kan akan berpura pura belum mengetahui nya" bujukknya
"Tapi kau sudah mengetahuinya." Elakkua tak terima
"Bukannnya wajar jika aku mengetahuinya, kau sudah jelas mengajakku ke gunung, dari bawah sana pun sudah ada papan nama jika jalan ini membawa kita ke gunung"
"Lalu kenapa baru sekarang kau mengatakannya? Aku seperti guru tk yang mengajar murid sma!"
"Tapi aku akan melupakannya, anggap saja aku belum mengetahui nya"
Aku yakin, hanbin menggodaku supaya marah.
"Kau ingin aku marah hanbin?" Ucapku emosi
"Iya" jawabnya dengan jelas
"Baiklah, aku akan marah padamu. Dan jangan ikuti aku, lebih baik kau pulang saja. Bermainlah dengan teman teman mu itu, dengan Jisoo!" Bentakku emosi
Jisoo, sebenarnya aku benci sekali menyebut nama itu di depan hanbin. Aku takut dia benar benar pergi meninggalkan ku demi jisoo. Jisoo, ia siswi kelas XI-B teman dekat jennie yang menyukai hanbin sejak dulu, aku tahu ceritanya langsung dari hanbin. Sejak smp dia terus menerus mengejar hanbin, menyatakan perasaan padanya. Tapi hanbin bukanlah pria yang mudah jatuh cinta, aku tahu itu. Dan beruntung nya aku, menjadi first love hanbin🌷
"Kenapa harus mengungkit jiso?" Tanyanya, dari raut wajahnya aku bisa lihat, dia sedikit kesal.
"Sudahlah!"
Lalu aku pergi melanjutkan perjalanan dan meninggalkan hanbin yang menatap ku nanar.
"Ada apa denganmu lisa?" Teriaknya
Aku tidak menjawab ataupun menoleh padanya. Aku hanya fokus dengan perjalananku menuju atas.
Hanbin mulai mengejarku, dia berlari untuk bisa berjalan beriringan denganku.
"Aku benci kau. Kenapa tidak berpura pura saja, huh?!" Ocehku ketika terus berjalan.
Hingga tidak sadar, aku menginjak batu besar dan terjadilah kakiku yang tergelincir menyebabkan ku tidak bisa berjalan, bahkan untuk berdiri pun rasanya tak sanggup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me, Don't Let Me Lost [hanlice]
Художественная проза"Yang datang dengan mudah tidak bertahan lama, dan sesuatu yang bertahan lama tidak akan datang dengan mudah"