[02]

1.3K 155 7
                                    

Kelasku hari ini kosong, jika tahu guru matematika tidak masuk mungkin tadi aku tidak akan berlarian seperti orang gila.

Aku menenggelamkan kepalaku diatas meja, rasanya aku ingin mati saja.

"Kau yakin tidak ingin ke kantin lisa" tanya teman sekelasku, sekaligus teman baikku sejak kecil. Rose.

Kami sangat dekat sekali, kami selalu bersama setiap hari, sebelum aku dipaksa pindah oleh ayahku tentunya.

"Hmm" aku hanya menjawab seadanya saja.

"Kau yakinnn?" Tanyanya sekali lagi

Aku hanya membentuk tanda O, mengisyaratkan 'YA'

"Baiklah , aku juga tidak ingin ke kantin. Pasti di kantin ramai, dan pastinya ada geng jennie. Aku tidak suka"

Aku hanya terkekeh atas ucapan rose dengan suara bicaranya yang imut.

Disekolah ini memang jennie dan teman temannya sangat terkenal. Mau itu terkenal karena kecantikannya, kekayaannya dan kesombongannya. Mereka cantik dan kaya jadi tidak ada salahnya jika mereka seperti itu bukan?.

"Kau ini, aww"

Terasa dingin dipipiku dan itu ternyata.

"Untukmu"

Hanbin memberiku sebotol minuman dingin dan langsung duduk dikurisnya bersama jaehyun, sepertinya dia tahu bahwa aku sedang dehidrasi.

"Terimakasih" jawabku dengan ramah

"Hanbin masih menyukai mu" Bisik rose pelan

"Kita sodara rose, tidak mungkin dan juga tidak boleh jika harus saling menyukai" elakku

"Tapi kalian tidak ada hubungan darah sama sekali!" Lanjut rose dengan gemas memandang ku

Rose dan jaehyun tahu jika aku dan hanbin menjadi saudara bahkan tahu jika kami pernah menjalin hubungan, namun tidak banyak yang tahu juga jika kami bersaudara. Bahkan, beberapa teman dekat hanbin dan jennie tidak mengetahuinya.

"Rose!!" Bentakku

"Dia akan terus menyukai dan mencintai mu lisa!" Bisiknya namun tegas

Aku hanya terdiam ketika mendengar kalimat itu dari rose .

Flashback

2017 lalu, kami baru kelas satu SMA . Kami berada di pinggir lapangan basket, hanya berdua.

"Emm lisa?"

"Ya hanbin? Ada apa?" Tanyaku

"Kita sebentar lagi masuk kelas dua bukan?"

"Belum tentu, jika nilaimu jelek pasti kau akan tetap di kelas satu" jawabku dengan candaan sambil terus membaca buku.

"Kau ini, aku serius lisa"

Aku mendengar nada suara hanbin memang serius, aku memutuskan untuk menutup buku ku dan menatap hanbin.

"Apa? Kau ingin bertanya apa?" Tanyaku kini mulai serius

"Kita sudah satu semester ini saling mengenal."

"Lalu?" Tanyaku, aku mulai sedikit malu dan grogi ketika dia mulai memegang tanganku dengan erat dan sangat hangat .

"Aku menyukaimu." Ucapnya dengan satu hentakan.

Aku menatap hanbin yang sedang menatap kedepan tanpa melepaskan pautan tangannya.

"Maksudmu ap.."

"Aku menyukaimu, sejak pertama kita bertemu. Kau sangat baik, pintar, cantik dan sederhana" potongnya

"Tapi.."

"Tak perlu kau jawab , aku hanya mengutarakan perasaanku saja. Takut jik.."

"Akupun begitu"

Hanbin langsung menoleh menatap ku.

"Maksudmu kau.."

Aku hanya menganggukan kepalaku dengan senyum seraya meyakinkan hanbin.

Dia langsung berlari menuju lapangan basket sambil berteriak-teriak tidak jelas.

Satu kalimat yang aku dengar "i love you, aku tidak akan pernah mengecewakanmu dan akan terus mencintaimu selamanya"

Hubungan kami tidak banyak yang tahu, hanya Rose , jaehyun, aku dan hanbin.

Kami selalu menghabiskan waktu bersama setelah pulang sekolah, kami tidak pernah bertengkar sekali pun. Hubungan kami sangat harmonis, bahkan mengalahkan keharmonisan hubungan rose dan jaehyun yang sudah sejak SMP dulu.

Namun setelah ibukku meninggal, datanglah sebuah pernyataan yang membuat hubungan kami berkahir.Diantara kami tidak ada yang saling mengecewakan , namun diantara orang dewasalah yang mengecewakannya.

Bahwa ayah tiri hanbin adalah ayah kandungku. Ayahku dan ibunya sudah menikah 10 tahun lalu dan aku tidak tahu jika yang dinikahi ayahku adalah ibu hanbin.

Begitupun dengan hanbin, dia tidak mengetahuinya. Yang di tahu, bahwa ayahnya memiliki seorang putri yang seumuran dengan hanbin.

Ketika kita saling mengetahui kenyataan itu, kami sama sama terkejut dan marah.

"Mma-maaf, kita harus akhiri hubungan ini hanbin" ucapku dengan lirih

"Tapi lisa..."

"Kita akan menjadi keluarga" bentakku

"Tapi kita sama sekali tidak memiliki hubungan darah" jelas hanbin dengan raut wajah yang terlihat banyak sekali kekhwatiran

"Tapi tetap saja!"

"Apa kau tidak mencintai ku lagi?" Tanya hanbin dengan ekspresi menyedihkan menurut ku.

Jujur, aku sangat mencintainya.
Aku sangat menyayanginya.
Aku tidak ingin jauh dari hanbin.
Aku begitu amat sangat ingin hidup berdua dengan hanbin.

"Tidak." Ucapku dengan jelas

Hanbin menatap mataku dengan tajam.

Dia melihatku mengeluarkan air mata, dia memelukku tanpa aku balas. Dan ini akan menjadi pelukan terakhir yang aku terima dari hanbin

"Hubungan kita baru saja lima bulan, dan satu bulan lagi kau akan tinggal bersama kami. Ingat satu hal lisa, jangan kamu anggap aku tidak mencintaimu lagi. Aku akan selalu ada disampingmu, menjagamu, menyayangimu dan mencintai mu. Aku akan buktikan, jika kita pantas untuk bersama!" Ucapnya sebelum melepaskan pelukannya dan pergi dari hadapanku.

Flashback off

"Sudahlah rose. Kita tidak lebih dari teman dan saudara"

"Ya ya ya. Baiklah" jawabnya sambil kembali membaca buku

Dan tidak sengaja mataku dengan mata hanbin saling bertemu, sudah lama aku tidak menatap matanya seperti ini.

Aku memalingkan wajah ketika sadar aku mengagumi hanbin, dan terlihat jelas senyum hanbin pudar ketika aku memalingkan wajahku.














Aku memalingkan wajah ketika sadar aku mengagumi hanbin, dan terlihat jelas senyum hanbin pudar ketika aku memalingkan wajahku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The happiest moment in my life is when I'm with you 🍂

Hug Me, Don't Let Me Lost [hanlice]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang