"Sepi ya gada Kevan?" Ucap Jasmine merana karna sang terbully gak ada.
Rena yang udah siap-siap mau ke stasiun ketawa, "giliran ada di bully, kalo gada nyariin,"
Jasmine melengos, "abisnya semua pada sibuk sendiri-sendiri sih, yang biasa ngeramein gak ada."
Emang di Kosan sore itu lagi sepi, Kevan ga pulang dan udah ijin ke mbak Sab terus yang lain ada yang sibuk nugas, ngendem di kamar, tidur, main sama temennya dan lain-lain.
"Jas, kemarin temen gue nanyain lo," ucap Rena sambil nenteng sepatu mau turun ke bawah, Rena ngalihin pembicaraan bahas Kevan karna udah dipesenin Sabrina jangan sampai yang lain tau kalau Kevan lagi ada urusan sama keluarganya.
di kosan itu.. Keluarga Kevan = Tabu.
Kevan nggak suka membahas perihal keluarganya dan gak ada yang boleh nanya-nanya tentang keluarganya kalau ga mau didiemin sama Kevan.
Jasmine yang masih tiduran di kasur Rena mengernyit, "Saha Ren? Lo emang punya temen???"
Rena mendengus, lah gimana Jasmine ga heran karna semenjak sekampus dengan Rena setau Jasmine cewek itu rada susah bersosialisasi. Temennya aja yang cewek cuma Jasmine, Selena sama Windy dan anak Kosan.
Kalo yang cowok ya Haikal, paling sering kemana-mana berdua sama Haikal sampai pernah mau di labrak Hani tapi mantan Haikal itu tetiba takut karna Ical sangat melindungi Rena,
Pure, Ical sahabatan deket sama Rena karna pernah sekelas dan cocok belajar bareng, pecicilan-pecicilan gitu nilai Haikal lumayan tinggi loh guys.
"Elang,"
Mata Jasmine melebar, "ANJAY, gakkkkk!!! Serumpun sama Kevan kan??? Yang wajahnya kaya bule itu sih?"
Cerocos Jasmine ga woles, Rena mengangguk, "iya, dia sekarang sering ketemu gue di perpus dan nanyain lo. Kenapa sih? Katanya lo suka yang cakep."
"gue belum pernah cerita emang Ren? Yang pas ulang taunnya si Mark."
"JADI LO SALAH NAIK MOBILNYA SI ELANG? WKWKWKWK." Rena langsung connect dan ketawa keras kalau inget cerita Jasmine yang malu-maluin itu,
"Diam njng!!!!"
"APAAN NIH TAWA GA NGAJAK NGAJAK JOHAN??!"
dari depan pintu kamar Renata sosok Johan tiba-tiba nongol bikin Rena yang tadinya ketawa ngakak jadi kaget,
"Heh pulang juga lo! Ayo cepet anterin ke stasiun," Rena mendorong keluar tubuh Johan yang akan masuk ke kamarnya, dia butuh cepet ke stasiun karna jadwal keretanya sejam lagi.
***
"Ehm ka-- lo mau kemana?"
Tiffany tersentak ketika Amir akhirnya membuka percakapan setelah hampir 10 menit mereka diam dalam keheningan, mereka lagi di cafe Bandara. Amir yang mau balik ke kota tempatnya bekerja dan Tiffany yang tadi ikut mengantar Kevan, Aunty dan unclenya pulang tiba-tiba keduanya bertemu tanpa disengaja.
Katakanlah Amir memang semengenal itu pada Tiffany yang memakai kaca mata hitam, padahal keduanya hampir sepuluh tahun tidak bertemu dan saling berkomunikasi, dan Tiffany jauh lebih banyak berubah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"sementara gue stay disini, baru minggu depan balik ke Jakarta." Jawab Tiffany,
Kemudian mereka diem-dieman lagi, sampai akhirnya Tiffany ogah dan pamitan mau balik, "Mir gue bal--"
"Bole minta kontak lo?"
Nafas Tiffany tersendat, apa Amir masih menyukainya seperti sepuluh tahun lalu saat mereka berada di junior high school?
Iya, mereka pernah punya cerita yang belum terselesaikan.