★q★

261 40 12
                                    

"Van!!"

"Gue ga bisa nolak Ta, cuma penolakan lo yang bisa gagalin rencana mereka,"

Sumpah ini Renata kaya ditembak di ulu hatinya, dia tadi kaget saat tiba-tiba Kevan ngechat maksa jemput. Sumpah Rena kira cowok itu masih di Malang, lah nyatanya malah udah di Jakarta aja, lagian ini pertama kalinya mereka yang sekota bakal ketemu di kota asal mereka. Terus pas udah ketemu eh Kevan ngasih berita yang bikin kepalanya Rena kaya lepas dari tempatnya.

Rena pusing. fuck.

"Sumpah lo jangan bercanda Van,"

Kevan melengos tapi tersentak kala menoleh ke arah Rena, cewek itu menangis.

"Ta--" buru-buru Kevan meminggirkan mobilnya,

"Jadi ayah sama bunda nyuruh gue pulang karna masalah ini?" ucap Rena sambil menangis, "Ngapain gituloh Van, giliran kaya gini aja gue yang diumpanin,"

Renata terlihat nelangsa, ga jauh berbeda dengan Kevan, cewek itu selalu menjadi cadangan.

"Makanya Ta, ini nanti bokap nyokap gue mau ketemu ortu lo. Sementara lo pura-pura gatau aja sambil pikirin gimana caranya lo nolak. Lo kan pinter,"

bujuk Kevan sambil ngelakuin hal yang paling dibenci Rena,

Nyubit hidung Rena, bukan nyubit sih tapi narik.

"VANOOOOOOO!!!"

Raungan Renata menggelegar di mobil Kevan,

Kevan ga suka liat Rena nangis, dia benci.

Ga cuma tangisan Rena sih, tapi semua tangisan cewek di Kosan. Kevano Benara ga suka liat cewek-cewek yang ia sayangi nangis sedih. Sumpah dia benci sekali karna tangisan sedih itu mengingatkannya sama tangisan terakhir Maretha.

"Lo kudu kuat Ta!! Ini demi masa depan kita," Ucap kevan berapi-rapi bikin Rena yang tadinya pusing makin pusing denger Kevan yang berisik, dia ga bisa mengharapkan Kevan karna cowok itu sedari tadi udah nyerocos panjang lebar tentang perjodohan yang akan dilakukan orang tua mereka. Bukan berarti Kevan jujur akan semuanya, dia hanya memberi tau Renata bahwa dia tidak bisa menolak titah orang tuanya, karna kalau Kevan tidak mau maka kebebasannya di Malang akan hilang dan dia dipaksa kuliah di luar Negri atau paling tidak Kevan harus balik tinggal di Jakarta.

Dan Kevan sangat menghindari kedua hal itu.

***

"halo Bunda," sapa Kevan untuk pertama kalinya pada bunda Rena, iya Kevan emang ga bohongin Rena. Malemnya Kevan bersama mama dan papanya datang beneran ke kediaman Rena dan disambut ayah dan bundanya Rena dengan sukacita.

Bunda Rena mengernyit karna ga asing sama suara Kevan, "eh bentar dulu, kam--?"

"Yang biasa teriak-teriak kalo bunda nelfon," celetuk Rena, dia udah ga sepanik tadi siang karna setelah meeting dadakan dengan telfon-telfonan sama Kevan mulu akhirnya mereka sepakat sesuatu.... Sumpah tadi pas bukain pintu rumahnya, Rena nahan tawa karna biasa liat Kevan yang selengean berubah menjadi cool dan formal.

Kevan dihadapan Renata malem ini tuh beda banget, sisi black cowok itu mendominasi.

Kevan dihadapan Renata malem ini tuh beda banget, sisi black cowok itu mendominasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hmmmmmmmmmmm (nissa sabyan sejam)

bunda sama ayahnya bilang ini cuma perkenalan, semua keputusan balik lagi pada Rena. Anak ayah dan bunda memang penurut semua, cukup sekali saja Rena berontak karna nyusulin Amir kuliah di Malang. Kali ini dia ga mau berontak dan kasih syarat ke ayah bundanya bahwa dia akan nerima perjodohan ini kalau cocok. Semisal Rena ga cocok, kedua orang tuanya harus nerima keputusan Renata.

Iya, bunda Rena memang belum 100% setuju anak keduanya itu menjalin kasih dengan Farahmir karna bunda rasa niat Farahmir kepada Rena belum tentu serius untuk tahap selanjutnya, bunda cuma kasih saran aja ke Rena. Dan Rena yang udah tau info dari Kevan menurut tanpa bilang ke orang tuanya bahwa cewek itu mengenal si anak dari senior ayah bundanya saat kuliah dulu.

"YA ALLAH KENAPA GANTENG GINI ASLINYA, VANO INI BENARA???"

Bunda Rena histeris sendiri dan Kevan terkikik geli, tadi dia pas nganter Rena balik sumpah ga sabar pengen ketemu Bundanya Rena TAPI ya ga mungkin lah. Kevan merasa dekat karna meskipun belum pernah ketemu bunda tapi kalau Rena lagi telponan sama bundanya, Kevan, Jasmine dan anak-anak kosan biasanya ngerecokin.

"Bundaaaaa~~~" Kevan merentangkan kedua tangannya minta dipeluk, bikin mama dan papanya shock karna terakhir liat anaknya manja kaya gitu udah lama banget, mungkin pas kecil dan itu belasan taun yang lalu.

"Ya ampun," bunda memeluk Kevan dan masih ga percaya sama sosok yang akan dikenalin sama anaknya ini, "Ini Kevano yang biasa berantem sama Selena dan Jasmine beneran???"

bunda nanya sekali lagi buat mastiin, Kevan mengangguk lucu dan Rena melengos.

"Jadi disini Rena sama Vano mau negesin. Maaf om dan tante bukan maksud Renata nolak hal yang sangat baik ini," tetiba aja Renata buka topik sensitif dan mulut sampah Kevan menimpali,

"duduk dulu kali Ta, gue tamu loh,"

"Sana lo duduk di pos ronda!!" Usir Renata sinis dan Kevano cemberut bikin bunda makin tergelak, dulu beliau belum bisa dan ga rela anak keduanya itu kuliah jauh tapi lama-lama bunda ikhlas dan rela karna Renata bener-bener niat kuliah dan dapet sodara-sodara yang bagi bunda tuh baik-baik banget gituh..

Bunda cuma pernah nengokin Renata ke Malang pas awal-awal anaknya kuliah dan sempet ketemu Haikal, Selena, Bastian, Sabrina dan Bianca.

Penduduk Kosan yang asli.

"duduk dulu om, tante." Cewek itu mempersilahkan kedua orang tua Kevan duduk,

Sumpah mendadak suasananya diambil ahli Renata dan setelah papa, mama, Kevan, bunda dan ayah duduk, Renata menarik nafas pelan dan menoleh ke arah Kevan,

"Aku sama Kevan----



































Belum siap dijodohin,"



Renata menolak.

Renata menolak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Renata, look At Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang