*Chapter Four*

149 31 0
                                    

Jihoon memasuki rumah nya dengan wajah yang penuh kekesalan seperti bibir yang terus di majuin, berjalan dengan kaki yang terus di hentakin kurang lebih nya seperti itu lah.
Sampai sampai bunda nya, Minki. Melihat nya dengan tatapan heran dan penuh tanda tanya.

Tunggu sebentar? Jihoon berhenti tepat di tengah tengah ruang keluarga jihoon menoleh kesamping, dan langsung mendapatkan tatapan bingung dari bunda, ayah dan kedua orang tua Guanlin.

Mengapa kedua orang tua nya Guanlin masih saja disini, sedangkan anak nya tadi sudah pulang. Pikir Jihoon.

"Kamu kenapa?" tanya bunda Minki ke Jihoon, Jihoon melirik ke semua orang yang masih saja menatapnya.

"Nggak Jihoon gapapa, emm.. ahjussi sama ahjuma masih disini? ko guanlin sudah pulang duluan?" kata Jihoon bingung.

"Eh? Guanlin udah pulang? Anak itu bener bener.. kenapa nggak bilang bilang dulu coba, ahaha sudah abaikan sebentar lagi kami pulang kok, kamu kesini dulu yuk ceritain tadi kamu kemana aja sama guanlin." Ucap Luhan.

"Ah, saya langsung ke kamar aja ahjum..." Jihoon melihat ke arah bunda nya yang langsung memberi isyarat mata tajam kepada nya. "ma.. i-iya saya kesitu." Lanjut Jihoon pelan sambil senyum kikuk.

Gua ulang tahun kok gini amat yaa, aturan nya kek bahagia gitu bikin pesta heuuh ini mah malah jadi gua Mulu yang kena apes nya. Gerutu Jihoon dalam hati.

Jonghyun melihat ekspresi Jihoon rasanya ingin sekali tertawa, tapi ia urungkan karna tidak mungkin juga dalam suasana yang tidak ada leluconan masa tiba tiba tertawa, kan nggak elit gitu.. holkay kok malu maluin:)

Jihoon duduk di samping Luhan dengan rasa canggung. "Tadi kamu kemana aja sama guanlin ji?" tanya Luhan.

"Ah emm.. ke kedai ayam ahjumma."

"Hahahaha lihat anak mu Minki dia sangat lucu kalau lagi canggung begini ihh kan jadi gemeess,"

"jangan panggil ahjumma sayang panggil bunda ajaa anggep aja bunda Luhan bunda Minki juga karna wajah kita yang mirip bukan begitu minki? Hehehe."

Semua nya larut dalam candaan Luhan, semua nya tertawa bahagia tapi tidak dengan Jihoon, jihoon sendiri jujur ia juga tertawa karena perkataan Luhan yang begitu menggelikan tapi tetap saja ada rasa malu dengan Luhan. Lebih tepatnya masih belum bisa menyesuaikan diri nya dengan Luhan.

"Ah iya bun, tadi saya pergi ke kedai ayam sama guanlin.. tadi saya juga sempat lihat guanlin telponan sama perempuan dan guanlin sebut nama nya dengan sebutan som." Jelas Jihoon.

"Ternyata masih aja berhubungan sama wanita itu, dari awal bunda nggak suka ji guanlin ada hubungan dengan wanita itu, karna banyak berita wanita itu suka genit sama om om jadi bunda takut anak bunda, guanlin. Di pengaruhi oleh wanita itu." jelas Luhan.

Jihoon cengo mendengar kata Luhan tadi, apa benar begitu? Pantas saja tadi Guanlin memanggil nya memakai nada gitu kan jadi jijik dengar nya.

"Kalau gitu bunda harus terus ingetin guanlin agar tidak berhubungan dengan wanita itu, jika terus terusan dibiarkan bisa saja Guanlin jadi anak yang tidak benar nanti." kata Jihoon.

"Agar bisa sama kamu iya?" Ledek Jonghyun.

Jihoon langsung diam, dan menunduk aduuh kenapa ini mulut tidak bisa di ajak kompromi sih? Kan jadi salah paham gitu.

"A- bukan gitu ayah! Maksudnyaa kan.."

"Apa hayooo hahahaha." Potong Jonghyun lagi kali ini ia tertawa terbahak bahak.

"Ayah ihh apa sih?!!" Jihoon malu sekali saat ini, pipi nya benar benar merah sekarang. Tapi semua itu tidak benar kok memang Jonghyun salah paham dengan perkataan Jihoon tadi.

MOCCACHINO || [•Panwink•]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang